Keenam, lokasi petani berada didaerah terpencil sehingga akses informasi tentang kredit KUR pun masih minim.
Ketujuh. sebagian besar petani sudah mendapatkan pinjaman melalui Kredit umum atau reguler sedangkan Kur yang dipersyaratkan Pemerintah adalah tidak atau belum pernah meminjam ke Bank Yang telah ditunjuk pemerintah untuk menyalurkan KUR, suatu dilema memang!
Ketujuh faktor ini tidak bisa dipungkiri menjadi penyebab KUR tani Tidak di minati petani di beberapa daerah, walaupun tidak bisa dipungkiri pemerintah melalui kementrian pertanian seperti dilansir media online Kompas.com telah berhasil meningkatkan serapan kredit KUR pertanian sehingga menembus angka Rp. 39,337 Triliun lebih.
Walaupun masih jauh dari alokasi anggaran senilai Rp.90 triliun per mei 2022. Mungkin saja dengan berbagai fasilitasi yang dilakukan pemerintah.
Kerja nyata petugas pertanian yang ada dilapangan dan dukungan serta akses mudah dari lembaga perbankan.
Serapan KUR tani Bisa lebih meningkat lagi hingga mencapai angka nominal yang telah ditargetkan kementrian pertanian dan yang terpenting petani bisa terbebas dari jerat Lintah darat, tengkulak atau Toke. Semoga!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H