Namun, meskipun Italia menyerah kepada Sekutu pada September 1943, pertempuran di Italia jauh dari selesai. Pasukan Jerman segera mengambil alih kendali di Italia utara dan tengah, mendirikan pemerintahan boneka di bawah Mussolini yang dibebaskan dari penahanan oleh pasukan Jerman. Jerman juga membangun garis pertahanan yang kuat di sepanjang semenanjung Italia, yang dikenal sebagai Garis Gustav, yang menghambat kemajuan Sekutu menuju Roma.
Selama dua tahun berikutnya, pertempuran di Italia menjadi salah satu kampanye paling brutal dan berdarah dalam Perang Dunia II. Pasukan Sekutu harus berjuang melawan medan yang sulit, pegunungan yang terjal, dan pertahanan Jerman yang gigih. Meskipun begitu, mereka terus maju perlahan ke utara, merebut kota demi kota. Pertempuran paling terkenal selama kampanye Italia adalah Pertempuran Monte Cassino, yang berlangsung dari Januari hingga Mei 1944, di mana pasukan Sekutu akhirnya berhasil menembus garis pertahanan Jerman.
Kemenangan di Afrika Utara dan invasi ke Italia membawa implikasi strategis yang sangat besar bagi jalannya perang. Keberhasilan ini membuka front baru di Eropa yang memaksa Jerman untuk membagi sumber daya mereka, mengurangi tekanan di Front Timur melawan Uni Soviet. Selain itu, kampanye Italia menunjukkan tekad Sekutu untuk terus menekan pasukan Poros hingga mencapai kemenangan total. Dengan Italia kini berada di bawah kendali Sekutu, perhatian segera beralih ke tahap berikutnya yang lebih besar---invasi ke Prancis yang diduduki Jerman, yang akan diluncurkan pada tahun 1944 dan menjadi titik balik utama dalam Perang Dunia II.
Titik Balik di Eropa Timur dan Barat (1943-1944)
Pada tahun 1943, Perang Dunia II mencapai titik balik yang krusial di Eropa. Di Front Timur, setelah kekalahan Jerman di Pertempuran Stalingrad (1942-1943), Uni Soviet memulai serangan balik besar-besaran yang mengubah arah perang. Pertempuran Stalingrad merupakan salah satu pertempuran paling brutal dan berdarah dalam sejarah, dengan jutaan korban tewas di kedua belah pihak. Setelah kemenangan Soviet, pasukan Jerman yang sebelumnya mendominasi di wilayah Soviet, mulai terdesak mundur. Tentara Merah, di bawah komando Joseph Stalin, berhasil merebut kembali wilayah yang sebelumnya diduduki Jerman, termasuk kota-kota penting seperti Kiev, dan mendorong pasukan Nazi keluar dari Uni Soviet menuju Eropa Timur.
Pertempuran Kursk pada Juli 1943 menjadi pertempuran tank terbesar dalam sejarah, di mana pasukan Soviet menghancurkan kekuatan tank Jerman dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kekalahan Jerman di Kursk memastikan bahwa mereka tidak lagi mampu melancarkan serangan besar di Front Timur. Soviet terus mendesak ke barat, membebaskan wilayah di Eropa Timur, seperti Polandia, Ukraina, dan negara-negara Baltik, sementara pasukan Jerman semakin tertekan dan kehilangan kekuatan untuk melawan. Momentum kemenangan ini membuat Uni Soviet semakin percaya diri dalam usahanya untuk mencapai Berlin dan mengalahkan Nazi secara total.
Sementara itu, di Front Barat, pada 6 Juni 1944, Sekutu Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada meluncurkan invasi besar-besaran ke pantai Normandia di Prancis dalam operasi yang dikenal sebagai D-Day. Ini merupakan salah satu operasi militer terbesar dan paling ambisius dalam sejarah, melibatkan ratusan ribu pasukan Sekutu yang mendarat di pantai Prancis. D-Day merupakan peristiwa kunci yang menandai dimulainya pembebasan Eropa Barat dari pendudukan Jerman. Dengan koordinasi yang baik antara angkatan darat, laut, dan udara, Sekutu berhasil menembus pertahanan Jerman di Pantai Normandia, meskipun perlawanan sengit dari pasukan Nazi.
Setelah pendaratan di Normandia, Sekutu bergerak cepat melalui Prancis, membebaskan Paris pada Agustus 1944. Dengan bantuan pasukan Perlawanan Prancis, mereka mendesak pasukan Jerman ke arah timur. Operasi D-Day tidak hanya penting karena membuka front baru di Eropa Barat, tetapi juga karena memaksa Jerman untuk berperang di dua front---di Barat melawan Sekutu dan di Timur melawan Uni Soviet. Ini melemahkan kekuatan Jerman secara signifikan, karena mereka tidak dapat fokus pada satu front perang saja.
Invasi di Front Timur dan Barat menandai titik balik strategis dalam Perang Dunia II. Pasukan Jerman mulai terjepit dari dua arah, dengan Sekutu Barat mendekat dari Prancis dan Soviet mendekati Jerman dari Timur. Setelah beberapa tahun perang brutal, momentum mulai berpindah ke tangan Sekutu. Tahun 1944 menjadi tahun yang penuh dengan kemenangan bagi Sekutu, menandakan awal dari berakhirnya dominasi Nazi di Eropa.
Akhir Perang di Eropa: Kekalahan Jerman (1945)
Setelah keberhasilan pendaratan Sekutu di Normandia pada D-Day dan pembebasan Paris pada Agustus 1944, pasukan Sekutu melanjutkan kemajuan cepat melintasi Eropa Barat. Dengan kekuatan militer yang semakin besar, Sekutu menghadapi perlawanan keras dari pasukan Nazi yang mulai terdesak ke wilayah Jerman. Pada akhir tahun 1944, Pasukan Jerman mencoba melancarkan serangan balik terakhir di Pertempuran Bulge, tetapi upaya ini gagal, dan Sekutu terus mendesak ke jantung Jerman.
Di Front Timur, Tentara Merah Uni Soviet juga bergerak maju dengan kekuatan besar setelah kemenangan telak di Stalingrad dan Kursk. Sepanjang tahun 1944 dan awal 1945, pasukan Soviet berhasil merebut kembali wilayah Eropa Timur dan akhirnya mencapai perbatasan Jerman. Pada awal tahun 1945, pasukan Soviet mendekati Berlin, kota terakhir yang menjadi simbol kekuatan Nazi.