Mohon tunggu...
Farly Mochamad
Farly Mochamad Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Sebagai lulusan baru teknologi informasi, saya adalah alumni Kebangsaan Lemhannas 2023 dan peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah Indonesia-Malaysia bersama KRI Dewaruci 2024

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keamanan Maritim Global: Tantangan dan Strategi dalam Era Modern

30 Agustus 2024   18:55 Diperbarui: 30 Agustus 2024   19:09 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

a. Keterhubungan dan Kerentanan: Kapal dan infrastruktur pelabuhan yang semakin bergantung pada sistem digital dan otomatisasi membuat mereka rentan terhadap serangan siber. Sistem navigasi kapal, kontrol trafik pelabuhan, dan komunikasi dapat terpengaruh oleh peretasan, yang dapat mengganggu operasi dan menciptakan risiko keselamatan.

b. Serangan Siber: Serangan siber dapat mencuri informasi sensitif, merusak sistem, dan bahkan mengendalikan sistem navigasi kapal. Serangan seperti itu dapat menyebabkan kerusakan operasional yang besar, gangguan dalam rantai pasokan global, dan potensi kerugian finansial.

3. Keterbatasan Penegakan Hukum dan Koordinasi Internasional

Penegakan hukum di laut sering kali menghadapi tantangan yang kompleks.

a. Luasnya Area yang Harus Dipantau: Laut mencakup wilayah yang sangat luas, dan memantau seluruh area tersebut memerlukan sumber daya yang besar. Negara-negara sering kali kesulitan untuk memastikan pengawasan yang memadai, yang dapat mengakibatkan celah dalam penegakan hukum dan keamanan.

b. Kurangnya Koordinasi Internasional: Keamanan maritim memerlukan kerjasama lintas negara untuk efektif. Namun, banyak negara memiliki kebijakan dan kapabilitas yang bervariasi, dan koordinasi antar negara sering kali terhambat oleh perbedaan kepentingan dan sumber daya. Ini dapat menghambat upaya kolektif untuk mengatasi ancaman maritim secara efektif.

4. Sengketa Wilayah dan Konflik Geopolitik

Sengketa wilayah di laut sering kali menciptakan ketegangan diplomatik dan potensi konflik.

a. Klaim Tumpang Tindih: Di beberapa wilayah, seperti Laut China Selatan, negara-negara yang berbeda mengklaim hak atas wilayah yang sama. Klaim tumpang tindih ini sering kali melibatkan potensi sumber daya alam yang berharga, seperti minyak dan gas, yang memperburuk ketegangan dan dapat menyebabkan ketidakstabilan regional.

b. Persaingan Sumber Daya: Kompetisi untuk mengakses sumber daya yang terbatas dapat memperburuk ketegangan di wilayah yang sudah penuh sesak. Persaingan ini dapat memicu bentrokan diplomatik dan bahkan konfrontasi militer jika tidak dikelola dengan baik.

c. Ketegangan Geopolitik: Sengketa wilayah dan persaingan sumber daya dapat memperburuk ketegangan geopolitik antara negara-negara besar. Ketidakstabilan yang diakibatkan oleh sengketa maritim dapat mempengaruhi hubungan internasional dan menambah risiko konflik yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun