Mohon tunggu...
Farly Mochamad
Farly Mochamad Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Sebagai lulusan baru teknologi informasi, saya adalah alumni Kebangsaan Lemhannas 2023 dan peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah Indonesia-Malaysia bersama KRI Dewaruci 2024

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

KRI Bung Tomo-357: Simbol Keberanian dan Kekuatan TNI Angkatan Laut Indonesia

24 Agustus 2024   11:24 Diperbarui: 24 Agustus 2024   11:25 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KRI Bung Tomo-357 adalah salah satu kapal perang andalan TNI Angkatan Laut Indonesia yang memiliki sejarah dan spesifikasi yang mengesankan. Kapal patroli lepas pantai jenis korvet ini tidak hanya merupakan bagian penting dari armada TNI AL, tetapi juga simbol dari semangat perjuangan dan keberanian bangsa Indonesia. Dengan kemampuan tempur yang canggih dan sejarah yang kaya, KRI Bung Tomo-357 mencerminkan dedikasi dan komitmen Indonesia terhadap keamanan dan stabilitas maritim. 

Asal Usul dan Sejarah

KRI Bung Tomo-357, sebelumnya dikenal sebagai KDB Jerambak (30), adalah bagian dari program pembangunan kapal yang dimulai pada tahun 1995. Kapal ini merupakan salah satu dari tiga kapal yang dirancang khusus untuk Angkatan Laut Kesultanan Brunei Darussalam. Kontrak pembangunan dimulai dengan optimisme tinggi, dan kapal ini diluncurkan secara berturut-turut antara Januari 2001 dan Juni 2002 oleh galangan kapal BAE Systems Marine.

Namun, meskipun direncanakan untuk diserahkan kepada Brunei pada Juni 2007, perjanjian tersebut tidak dapat dilaksanakan karena pemerintah Brunei memutuskan untuk menarik diri akibat kekurangan personel. Dalam upaya mencari pembeli baru, Brunei menghubungi perusahaan German Lrssen. Setelah lima tahun, Indonesia menyatakan ketertarikan untuk membeli kapal-kapal tersebut, dan KRI Bung Tomo-357 akhirnya bergabung dengan armada TNI Angkatan Laut pada 2013-2014.

Penamaan kapal ini merupakan bentuk penghormatan kepada Bung Tomo, seorang pahlawan nasional Indonesia yang berperan penting dalam perjuangan melawan penjajah Belanda. Bung Tomo lahir di Surabaya dan dikenal luas karena kemampuannya dalam membangkitkan semangat perjuangan rakyat, khususnya selama Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Penamaan ini tidak hanya melambangkan kekuatan dan keberanian, tetapi juga mengingatkan semua anggota TNI Angkatan Laut dan masyarakat Indonesia akan sejarah perjuangan dan dedikasi Bung Tomo dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa.

Spesifikasi Kapal yang Mengesankan

KRI Bung Tomo-357 adalah kapal jenis korvet dengan spesifikasi yang sangat mengesankan. Dengan berat benaman mencapai 1,941 ton, kapal ini memiliki dimensi yang cukup besar untuk sebuah korvet, yakni panjang 89.9 meter (2,949 ft) LWL dan 95 meter (312 ft) LOA, serta lebar 12.8 meter (42 ft). Kapal ini dirancang untuk memiliki daya muat sebesar 36 meter (118 ft) dan dilengkapi dengan pendorong berupa 4 x MAN B&W / Ruston diesel engine dengan total daya 30.2 MW, serta 2 shafts.

Kecepatan maksimum KRI Bung Tomo-357 mencapai 30 knot (56 km/h), dan kapal ini memiliki jangkauan 5,000 mil laut (9,000 km) pada kecepatan 12 knot (22 km/h). Dengan kapasitas awak kapal sebanyak 79 orang, yang dapat diperluas untuk menampung tambahan 24 orang, kapal ini mampu menjalankan berbagai misi dengan efisien.

Persenjataan dan Kemampuan Tempur

Salah satu aspek yang membedakan KRI Bung Tomo-357 adalah kemampuannya dalam persenjataan dan sistem tempur. Kapal ini dilengkapi dengan berbagai senjata dan sistem peluncur yang canggih untuk menghadapi berbagai ancaman di laut.

a. Meriam: KRI Bung Tomo-357 dilengkapi dengan 1 x Oto Melara 76mm gun, senjata utama yang sangat efektif untuk pertempuran permukaan dan udara.
b. Senjata Dekat:  Dua menara MSI Defence DS 30B REMSIG 30mm guns dipasang untuk menghadapi ancaman yang lebih dekat.
c. VLS (Vertical Launch System): Kapal ini memiliki 16 tabung VLS untuk meluncurkan misil MBDA (BAE Systems) MICA atau Sea Ceptor, yang memberikan kemampuan pertahanan udara yang tangguh.
d. Peluncur Rudal: Dua menara 4 tabung untuk misil MBDA (Aerospatiale) Exocet MM40 Block II memberikan kemampuan serangan jarak jauh yang presisi.
e. Torpedo: Dua tabung peluncur torpedo triple BAE Systems 324mm dengan torpedo A244S mod 3 menambah kekuatan kapal dalam menghadapi ancaman bawah air.

Sistem Sensor dan Elektronik

KRI Bung Tomo-357 dilengkapi dengan berbagai sistem sensor dan elektronik yang memungkinkan kapal ini untuk mendeteksi dan menghadapi ancaman dengan akurasi tinggi. Beberapa sistem canggih yang terdapat di kapal ini antara lain:

a. Ultra Electronics/Radamec Series 2500: Sistem pengarah senjata elektro-optik yang memungkinkan deteksi dan pelacakan target dengan presisi tinggi.
b. Thales Underwater Systems TMS 4130C1: Sonar hull-mounted yang berfungsi untuk deteksi ancaman bawah air.
c. BAE Systems Insyte AWS-9: Radar 3D E- dan F-band yang mampu mendeteksi ancaman udara dan permukaan.
d. BAE Insyte 1802SW: Radar tracker I/J-band yang membantu dalam pelacakan dan pengendalian tembakan.
e Kelvin Hughes Type 1007: Radar navigasi untuk membantu kapal dalam navigasi yang aman.
f. Thales Nederland Scout Radar: Radar pencarian permukaan untuk mendeteksi ancaman dari jarak jauh.
g. Thales Sensors Cutlass 242: Sistem countermeasures yang melindungi kapal dari ancaman elektronik.

Fasilitas Penerbangan dan Operasional

KRI Bung Tomo-357 juga dilengkapi dengan fasilitas penerbangan yang mendukung operasi udara di laut. Dengan adanya flightdeck, kapal ini dapat mengoperasikan satu unit pesawat S-70B Seahawk. Namun, kapal ini tidak memiliki hangar untuk penyimpanan pesawat, yang berarti bahwa operasi pesawat lebih bergantung pada dukungan dari kapal pendukung atau fasilitas darat.

Penugasan dan Kontribusi

KRI Bung Tomo-357 telah terlibat dalam berbagai operasi dan misi penting, baik di dalam negeri maupun internasional. Salah satu penugasan yang signifikan adalah operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) terhadap Indonesia Air Asia Flight No.8501 yang jatuh di perairan antara pulau Belitung dan Kalimantan. Kapal ini berperan penting dalam upaya penyelamatan dan pencarian korban, menunjukkan komitmen Indonesia dalam memberikan bantuan dan dukungan dalam situasi darurat.

Selain itu, KRI Bung Tomo-357 juga berkontribusi pada misi perdamaian dunia sebagai Satgas Maritime Task Force (MTF) di bawah bendera PBB di Lebanon. Keberadaan kapal ini dalam misi internasional menunjukkan komitmen Indonesia dalam mendukung stabilitas global dan keamanan maritim internasional.

Kesimpulan

KRI Bung Tomo-357 adalah contoh nyata dari kekuatan dan kemampuan TNI Angkatan Laut Indonesia. Dengan spesifikasi yang mengesankan, sistem persenjataan yang canggih, dan keterlibatan dalam berbagai operasi penting, kapal ini tidak hanya melindungi kepentingan nasional Indonesia tetapi juga berperan aktif dalam misi perdamaian internasional. Penamaan kapal ini sebagai penghormatan kepada Bung Tomo menegaskan pentingnya memori perjuangan dan semangat pahlawan bangsa dalam setiap aspek kehidupan dan tugas yang diemban kapal ini. KRI Bung Tomo-357 adalah simbol dari keberanian, dedikasi, dan komitmen Indonesia terhadap keamanan dan stabilitas maritim.

Medcom.id 
Medcom.id 

Koarmada 1 
Koarmada 1 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun