Mohon tunggu...
M Alfarizzi Nur
M Alfarizzi Nur Mohon Tunggu... Lainnya - Paralegal Posbakumadin Lampung

Paralegal yang senang bertutur melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Pohon Kehidupan (Chapter 5)

25 November 2024   08:41 Diperbarui: 25 November 2024   09:41 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sudah aku duga kau tidak akan tertarik, sama sepertiku kalau begitu.."

"Ya.."

Mereka berjalan dan memutuskan untuk berhenti di sebuah pondokan kecil yang berada di bawah pohon rindang. Pondokan itu beratap, tetapi dipenuhi dengan banyak lubang yang besar di bagian atapnya. Walaupun seperti pondokan yang renyot dan akan segera rubuh tempat itu mengingatkan sesuatu pada Anwar.

"Apakah kita pernah kesini sebelumnya bi ?" tanya Anwar.

"Pernah, masa kamu lupa War"

"Maaf, terlalu sibuk belakangan ini bi" Anwar tertegun.

"Bagaimana menjadi seorang pengacara ? Mereka banyak berbohong ?"

"Tidak juga, tetapi tidak menutup kemungkinan. Abi juga tahu soal itu, sudah lama menjadi hakim mustahil tidak tahu intrik pengacara"

"Hahahaha, bukan bermaksud gitu. Namun Abi percaya kalau kamu adalah orang yang jujur, karena kamu adalah anak Ibu, Jamilah, sangat sungkan untuk menolak ketidakbenaran"

Anwar tersenyum tipis, tetapi itu adalah gestur kaku. Kedua tangan Anwar berada di atas tempurung kaki. Anwar takut bilamana Rojali menanyakan soal Ibunya Jamilah, terlebih lagi adik bungsunya Thalib. Bila itu terucap olehnya, Anwar bingung harus berkata apa. Baginya dia bukanlah seorang lawyer yang cemerlang dihadapan Rojali. Anwar tidak bisa mengelak.

"Aku sudah tahu soal Jamilah dan Thalib nak. Kami sudah bertemu di sana" Rojali memandang langit biru yang membentang di atas mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun