Mohon tunggu...
M Alfarizzi Nur
M Alfarizzi Nur Mohon Tunggu... Lainnya - Paralegal Posbakumadin Lampung

Paralegal yang senang bertutur melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

4 Penumpang Gelap (Bagian 4): Perbincangan Terakhir Yono

2 November 2023   08:08 Diperbarui: 2 November 2023   08:50 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesama prajurit saling menolong (Sumber: Military.com)

Yono mengangguk. Dirinya mulai menyeringai dengan perkataan yang dilontarkan oleh Kolonel Vogel itu. Bukan berarti menerima begitu saja "pujian-pujian" itu, bisa saja itu adalah omong kosong yang dibalut dengan mulut manis kaum putih kolonialis dengan tujuan untuk mempengaruhi rasa nasionalisme dalam dirinya, pikir Yono.

"Y-ya, ohok !. A-aku hanya bisa berterima kasih" ujar Yono dengan menyeruput brendi.

"Terserah mau dirimu percaya atau tidak, yang jelas aku sangat terkagum dengan semangat kalian. Aksi rekan-rekanmu yang luar biasa ini dalam membela harga diri bangsa kalian setidaknya menjadi contoh bagiku untuk dapat bisa menghargai hidup, terutama takdir hidup orang lain. Memang penindas seperti kami kelak akan menelan nasib pahitnya dikemudian hari atas kejadian ini" ujar Kolonel Vogel, dirinya menoleh keluar jendela dan melihat tirai langit telah menggelap.

Yono tidak bersuara ataupun terengah-engah.

"Maafkan kami. Semoga kalian tenang dipangkuan Tuhan".

Cahaya lampu telah mulai menerangi jalanan. Rumah dan bangunan sekitarnya juga telah memunculkan binar cahaya pertanda penghuni rumah dan bangunan itu telah kembali. Indische Bar yang menjadi saksi kelam pada hari itu harus terpaksa terlihat seperti bangunan mati karena mulai diraut oleh kegelapan malam. Menyisakan seorang petinggi militer dan pemuda pribumi yang sudah tidak bernyawa. Sirene mobil ambulan dari kejauhan telah terdengar, serta iringan-iringan mobil polisi militer yang hendak melakukan tindakan keamanan pada lokasi tempat kejadian perkara.

Dalam gelap Kolonel Vogel mematikan rokok yang telah menipis, dan membiarkan brendi yang mahal itu tersisa untuk dibagikan oleh para nyamuk. Tentara dengan jabatan tinggi itu berjalan ke arah keluar, menatap langit dan berkata "Ongelukkige dag (Hari yang sial)", kata Kolonel Vogel membatin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun