Gadis belia itu nampak muram
Dia berjalan tak seperti biasanya
kali ini ia hanya diam
Tak menegur siapa saja yang dilewatinya
Rumahnya jauh di ujung desa
Tapi siapa yang tak mengenalnya
Paras cantik yang mempesona
Berbadan tinggi, kulit putih, hidung nan mancung layaknya gadis eropa
Dia selalu dipuja oleh siapa saja yang melihatnya
Tak ada lelaki yang tidak jatuh cinta memandangnya
Dia sangat menggoda
Perangainya juga baik senang berteman dengan siapa saja
Tata kramanya juga sopan
Maklum dia anak orang berpendidikan
Ayahnya seorang kepala desa
Pakaiannya selalu rapi tak terlihat kumuh
Maklum dia anak orang berada
Siapa yang tak jatuh cinta?
Sampai diwaktu senja
Seorang lelaki melamarnya
Bukan dari kalangan Setara
Ia hanya pemuda desa biasa
Setiap Paginya ia habiskan di ladang
Setiap petang tak membawa uang
Ia bekerja hanya cukup untuk perutnya kenyang
Entah apa dipikirannya sampai berani melamar anak kepala desa
Terang saja lamarannya tak diterima
Gadis belia yang dikenal punya perangai baik itu menolaknya
Entah apa yang dikatakannya
Sampai pemuda itu sakit hati luar biasa
F. Maulana, 3 Mei 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H