Setiap Paginya ia habiskan di ladang
Setiap petang tak membawa uang
Ia bekerja hanya cukup untuk perutnya kenyang
Entah apa dipikirannya sampai berani melamar anak kepala desa
Terang saja lamarannya tak diterima
Gadis belia yang dikenal punya perangai baik itu menolaknya
Entah apa yang dikatakannya
Sampai pemuda itu sakit hati luar biasa
F. Maulana, 3 Mei 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!