Mohon tunggu...
Inovasi

Ketika Privasi Bukan Lagi Privasi

27 Juli 2015   09:40 Diperbarui: 27 Juli 2015   09:40 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sayangnya, kemudahan tersebut juga dapat berbahaya. Saya memiliki teman dekat dengan paras yang cantik, ketika itu saya dan teman-teman sedang mencoba mengetikkan nama sendiri di Google dengan iseng, ketika giliran dia, kami menemukan sebuah blog yang tidak jelas dan bertuliskan "katalog orang-orang cantik" dan terdapat foto dia di dalamnya, kami sejenak tertawa namun kemudian merasa sedikit creepy, karena kami pun tidak dapat mengenali penulisnya.

"Kalau Instagram fotonya enggak bisa di-save kok!"

Bagaimana dengan fitur Screen Capture yang sekarang dimiliki oleh gadget? Hanya dengan itu, foto Anda sudah bisa dimiliki oleh orang lain ditambah jaminan 100% belum tentu digunakan untuk tujuan baik.

"Kalau gitu, kita lacak aja yang punya! Terus kita hukum!"

Memang ada UU ITE yang dapat digunakan untuk kejadian seperti itu, akan tetapi, seperti yang telah saya sebutkan di paragraf-paragraft sebelumnya, pengguna internet dapat menyembunyikan identitasnya. Dalam istilah komputer kita mengenal sebuah alamat numerikal yang menjadi identitas dari sebuah komputer, yakni Internet Protocol (IP) Address, sayangnya, IP Address pun dapat disembunyikan atau diacak, sehingga sulit untuk mengetahui pelaku secara pasti.

"Kita harus gimana dong kalau gitu?"

Unggah foto secara bijak, jangan sering-sering selfie, kecuali friends di media sosialnya dijamin tidak akan menggunakan foto tersebut untuk disalahgunakan.

Masih berbicara mengenai privasi di Internet? Coba direnungkan kembali...

..........

Sebagai penutup, saya ingin mengatakan bahwa internet bukanlah tempat yang 100% aman, dengan masuknya kita ke era 'internet of things' dimana semua alat mulai disambungkan ke internet. Misalnya mesin industri, atau bahkan fasilitas nuklir. Di Iran pada tahun 2010, sebuah fasilitas nuklir mengalami keanehan, yaitu ketika centrifuge-nya, atau alat untuk pengayaan Uranium, berputar 2x lebih cepat dari biasanya, berakibat kepada kerusakan 1000 centrifuge. Tidak ada pelaku yang merusak secara fisik, namun setelah diusut, penyebab kerusakan tersebut adalah sebuah virus komputer bernama Stuxnet, virus tersebut hingga hari ini dikenal sebagai cyberweapon pertama. Dan baru pada 2013, pembuatnya diketahui, yakni berasal dari pemerintah Israel serta Amerika Serikat.

Berikut saya sertakan video singkat yang menjelaskan tentang Stuxnet: https://www.youtube.com/watch?v=7g0pi4J8auQ

 

*Penulis adalah mahasiswa tingkat akhir di jurusan Hubungan Internasional, Universitas Paramadina.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun