Paras manis mengundang tangis mengais sukma
Pekikan suara mungil tak tahan diterpa gemuruh guntur
Desiran angin bukannya menyapa manis malah menampar wajah negeri yang jarang marah,
Jarang mencibir, jarang merusak damai yang Semesta berikan
Aliran air mengairi jiwa hingga tak tahu ke mana arahnya
hingga air mata jatuh di atas air yang keruh,
Air yang tak enak dipandang mata.
 Mengapa air begitu dasyatnya membawa amarah hingga rumahku kau runtuhkan?
Jembatan penghubung antara aku dan aku yang lain kau lenyapkan.
Menyedihkan kisah yang membingkai nuraniku
Aku adalah Flobamora yang sekian tahun hidup bersama amora
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!