Mohon tunggu...
Fariz Anaan
Fariz Anaan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jadilah orang baik

ketika ada seseorang membuang mu seperti sampah, ketahuilah akan ada seseorang yang mengambilmu seperti berlian"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Perpustakaan dalam Literasi

12 Juni 2022   17:06 Diperbarui: 12 Juni 2022   17:09 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai Fasilitator

Peran perpustakaan dalam pembinaan literasi sebagai motivator sekaligus sebagai fasilitator bagi pengunjung yang ingin membaca. misalnya, ketika membaca satu tema, pasti aka nada tema turunan lainnya yang akan memperkacaya sumber bacaan. Disamping sebagai fasilitator, peran perpustakaan sebagai mediator loh.

Peran perpustakaan dalam literasi informasi memang menjadi tantangan bagi perpustakaan yang masih manual. Perpustakaan konvensional seakan tenggelam akibat kehadiran teknologi informasi yang tidak dapat disangkal. Peran perpustakaan dalam literasi informasi Ada yang beranggapan bahwa peran perpustakaan dalam literasi informasi di era saat ini, tidak lagi begitu berperan. Kehadiran perpustakaan hanya sebatas bangunan yang menyimpan koleksi buku. Bagi saya, ini sudut pandang yang kurang enak di dengar. Satu sisi, ini tamparan bagi perpustakaan untuk kembali bergeliat bahwa eksistensi perpustakaan bisa bersaing dengan literasi informasi yang sifatnya digital. Bagi user atau pustakawan memang harus mampu bermanuver melihat perubahan jaman yang terjadi dikalangan anak muda saat ini. Tidak dapat dipungkiri, mereka tidak bisa lepas dari kecanggihan teknologi, bahkan bayi yang baru saja menatap dunia pun bisa menggunakan teknologi dan mengakses literasi informasi. Belum lagi masalah seperti lahirnya anak muda yang melek Teknologi Informasi lebih lanjut. Dengan kata lain, peran perpustakaan dalam literasi informasi semakin berat. Karena tidak hanya menghadapi anak yang balita sekalipun yang lekat teknologi. Tetapi juga menghadapi para lulusan yang banyak lulusan teknologi Informasi (Ti). Memang satu sisi menantang, sisi yang lain sebenarnya bisa dijadikan peluang agar peran perpustakaan dalam literasi informasi ke anak muda mengena. Bagaimana caranya? Salah satunya merekrut atau mempekerjakan lulusan TI untuk mengembangkan perpustakaan secara digital. Sehingga ketika perpustakaan ingin mengadakan event, acara, atau memiliki program bagi pustakawan promosinya cepat ke telingi kaum millennial. Memang tidak semua lulusan TI memiliki kapasitas dan kemapuan dibidang per teknologi informasi, khususnya dunia internet dan jaringan. Dengan kata lain, butuh seleksi ketat agar tidak sekedar merekrut satu orang yang salah. Tentu saja, merekrut ahli yang berkualitas, agar mampu mewujudkan peran perpustakaan dalam literasi informasi. Sadar atau tidak sadar, pada dasarnya peran perpustakaan sangat membantu dalam memajukan Pendidikan. Di dalam dunia Pendidikan itu sendiri penguasaan litarasi informasi menjadi unsur yang tidak kalah penting. Memang dunia Pendidikan juga ikut andil dalam peranan memajukan dunia Pendidikan, termasuk perpustakaan. Maka dari itu peran perpustakaan dalam literasi informasi dituntut untuk proaktif dalam melakukan bimbingan dan pendampingan seperti pelatihan kepada masyarakat agar terwujud information competency. Lantas, apa saja bentuk dari literacy informasi di dalam perpustakaan? Yaitu adannya stand-alone courses or classes, online tutorials, workbooks, course-integrated atau releted instruction.

Peran perpustakaan dalam literasi informasi dalam bentuk lain yaitu:

Melayani Pengunjung

entu saja setiap perpustakaan harus melayani pengunjung. Bentuk melayani pengunjung pun bermacam-macam. Salah satunya agar pengunjung merasa nyaman, aman dan betah di sini. Ketika pengunjung merasa aman dan nyaman, ia akan kembali lagi. Ia pun bisa memberikan review yang potisit kepada circle mereka. Maniinvestasi jangka pangjang pun circle pengunjung akan ikut datang dan begitu seterusnya. Sampai banyak pengunjung dan mendatangi perpustakaan. Tentu saja dalam konteks ini juga dibutuhkan yang namannya koleksi buku yang lengkap, agar pengunjung tidak kecewa dengan buku-buku yang mereka cari. Sayangnya kesadaran akan melayani pengunjung perpustakaan dengan baik tidak diterapkan disemua perpustakaan. Apalagi jika melihat jenis dan macam perpustakaan di Indonesia ini ada banyak. Ada perpustakaan pribadi, perpustakaan kampung, perpustakaan daerah dan perpustakaan umum. Dimana setiap perpustakaan memiliki jangkauan dan kontrolnya sendiri-sendiri. Jadi ketika ditemui pepustakaan yang judes, itu pun juga bukan salah pemerintah. Tetapi memang control dari perpustakaan sendirilah yang mengontrol. Yah paling jika pelayanan tidak memuaskan, perpustakaan akan jadi sepi dari perpustakaan yang lain.

Penggunaan Teknologi Secara Tepat

Peran perpustakaan dalam literasi informasi juga penting dalam mengatur penggunaan teknologi secara tepat. Misalnya perangkat computer yang diintegrasikan untuk mencari koleksi buku-buku yang ada diperpustakaan. Jadi pengunjung cukup search di pencarian computer yang ada lokasi buku dimana dan ada stok berapa serta apakah buku tersebut boleh dipinjam atau tidak. Jadi ketersediaan computer di perpustakaan bukan berarti bebas mengakses semaunya pengunjung. Pihak perpustakaan tetap harus mengkontrol agar tidak terjadi penggunaan perangkat teknologi yang tidak sesuai.

Melindungi Akses Bebas Terhadap Pengetahuan

Banyak koleksi yang ada di perpustakaan. Ada koleksi buku umum, ada koleksi buku kuno sampai ada pula koleksi buku langka. Baik koleksi yang bentuknya buku ataupun dalam bentuk lain. Nah, salah satu fungsi perpustakaan dalam literasi informasi adalah melindungi akses terhadap pengetahuan, dalam hal ini adalah melindungi koleksi yang memang langka. Melindungi dalam hal ini bukan karena tidak boleh dilihat atau dipelajari. Tetapi lebih ke konteks menjaga koleksi buku langka agar tidak mengalami kerusakan. Itu sebabnya di perpustakaan ada koleksi buku yang tidak boleh untuk dipinjam bawa pulang, hanya boleh dibaca di tempat. Hal ini dilakukan pihak perpustakaan untuk melindungi akses bebas terhadap pengetahuan.

Menghormati yang Lama Dan Ciptakan Hal Baru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun