Mohon tunggu...
Fariz Anaan
Fariz Anaan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jadilah orang baik

ketika ada seseorang membuang mu seperti sampah, ketahuilah akan ada seseorang yang mengambilmu seperti berlian"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Perpustakaan dalam Literasi

12 Juni 2022   17:06 Diperbarui: 12 Juni 2022   17:09 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peran perpustakaan dalam pembinaan literasi adalah mencari, menyeleksi dan  mengisi perpustakaan dengan berbagai sumber informasi yang lengkap. Tentu saja sumber informasi yang terdapat di dalam perpustakaan haruslah lengkap dan menyeluruh. Jadi koleksi yang dipasang tidak sembarang sumber buku yang tidak berbobot.

 

Peran perpustakaan dalam pembinaan literasi yaitu:

Sebagai pusat informasi, Peran yang pertama adalah sebagai pusat informasi. Kenapa demikian? Karena di dalam perpustakaan menyimpan banyak sekali koleksi sumber referensi, sumber bacaan dan sumber ilmu pengetahuan. Dimana sumber pengetahuan tersebut dikemas dalam bentuk beragam. Ada yang dikemas dalam bentuk buku, DVD, video ataupun dalam bentuk suara saja. Menurut Sarwono (2011) peran perpustakaan dalam pembinaan literasi memang menawarkan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat. Dimana masyarakat akan diajak ke berbagai sudut pandang yang tentu saja luas. secara tidak langsung pula, perpustakaan berperan sebagai agen perubahan atau agent of change. Memang tidak banyak yang beranggapan demikian. Alih-alih dinilai positif, ternyata ada yang menganggap bahwa kehadiran perpustakaan sebelah mata. Karena dianggap peran dan tanggungjawab dalam literasi kurang maksimal. Padahal, bagi maysarakat yang sadar akan literasi dan berkunjung membaca buku di sana, akan mendapatkan banyak sekali manfaat. Pada dasarnya perpustakaan tidak sekedar sebagai pusat informasi, tetapi juga membantu dalam pembangunan, sekaligus sebagai agen budaya. Karena di sana ada banyak sekali koleksi buku tentang kebudayaan. Termasuk pula berperan untuk media dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sebagai Sarana Transformasi IlmuPeran perpustakaan dalam pembinaan literasi sebagai sarana transformasi ilmu pengetahuan. Transformasi ilmu pengetahuan yang dimaksud antara pengunjung dengan perpustakaan sebagai sumber informasi pengetahuan.  Dari sisi pengunjung, tentu saja ini sangat membantu dalam mendapatkan ilmu secara murah bahkan gratis. Karena pengunjung tidak perlu membayar atau membeli buku yang dibaca. Cukup bermodal datang ke perpustakaan terdekat dan membaca koleksi yang ada di sana, maka ilmu yang dicari pun akan ditemui.  Entah disadari atau tidak disadari peran perpustakaan dalam pembinaan literasi transformasi ilmu ini penting. Hal ini demi melanjutkan pengetahuan antar generasi. Ilmu yang tidak diturunkan bisa hilang. Ilmu memang penting sekali ditransformasikan untuk mempertahankan ilmu lama dan menjadikan agar melahirkan ilmu pengetahuan baru.

Membangun Kesadaran Minat Baca

Peran perpustakaan dalam pembinaan literasi sebagai sarana untuk membangkitkan kesadaran akan membaca. Sebagai negara berkembang, Indonesia salah satu negara yang memiliki kesadaran membaca yang masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari fenomena pemandangan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh sederhana dan kecil, ketika kita berada di transformasi umum kita lebih sering melihat orang bermain gadget daripada melihat yang membaca buku. Iya sih, memang membaca gadget tidak selalu bermain. Bisa saja membaca ebook atau semacamnya. Tetapi ini pun jumlahnya kecil yang memanfaatkan gadget sebagai sumber bacaan. Sedangkan dibeberapa negara seperti di Jepang, kita tidak asing melihat mereka membaca buku ditransformasi umum. Membangun kesadaran minat baca di Indonesia memang tidaklah mudah. Bukan berarti tidak bisa. perpustakaan dalam pembinaan literasi tetap memiliki sumbangsih besar. Salah satu bentuk membangun kesadaran minat baca terkadang dilakukan secara langsung. Misalnya, perpustakaan memberikan sumbangan buku ke rumah baca di masyarakat, untuk meningkatkan minat baca masyarakat.

Sebagai Tempat Sharing Pengetahuan

Peran perpustakaan dalam pembinaan literasi ternyata dapat digunakan sebagai tempat sharing pengetahuan. Banyak yang menjadikan perpustakaan sebagai tempat untuk berkumpul dalam sebuah kegiatan atau ivent. Mulai dari ivent tentang perbukuan, seminar maupun untuk acara talkshow.  Dari pertemuan dan kegiatan yang diselenggaran di perpustakaan, setidaknya inilah akan menambah pengetahuan dan ilmu lewat jalur dialog. Dimana segala bentuk input, baik itu input dengan membaca dan mengikusi seminar, keduanya memiliki kemampuan untuk membangun komunikasi. Baik komunikasi ilmiah maupun komunikasi secara verbal. Banyak orang yang menganggap bahwa membangun komunikasi dan mendapatkan ilmu pengetahuan dengan membaca dengan lewaet jalur Pendidikan (sekolah). Padahal lewat dialog ataupun mengikuti seminar juga efektif membangun komunikasi. Bahkan tidak hanya komunikasi, tetapi juga dapat membangun relasi. Satu hal lagi, membangun komunikasi juga tidak selalu berbentuk kemahiran berdialog saja loh. ada hal yang lebih fundamental lagi, yaitu membangun wawasan atau perspektif. Dimana wawasan dan perspektif yang tampak inilah yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar kognitif berkolaborasi dengan kemampuan komunikasi untuk diungkapkan lewaet lisan.

Mencari-Menyeleksi-Mengisi Perpustakaan

Peran perpustakaan dalam pembinaan literasi adalah mencari, menyeleksi dan mengisi perpustakaan dengan berbagai sumber informasi yang lengkap. Tentu saja sumber informasi yang terdapat di dalam perpustakaan haruslah lengkap dan menyeluruh. Jadi koleksi yang dipasang tidak sembarang sumber buku yang tidak berbobot. seorang pustakawan memiliki kepekaan terhadap minat baca masyarakat atau pengunjung. Hal ini dapat dilihat dari tugas yang mereka emban. Mislanya menyimpan koleksi buku yang KIRA-KIRA banyak disukai oleh pengunjung. Jadi tidak asal mengoleksi buku-buku yang ada. Menurut Sarwono peran dan tugas perpustakaan selain sebagai mengisi, menyeleksi dan mencari koleksi buku. Pustakaan juga berperan dalam mengelola dan menyusun, menyimpan buku secara rapi agar mudah ditelurusi atau dicari oleh pembaca. Termasuk pula untuk memperhatikan pelayanan yang yang baik seorang pustakawan kepada pengunjung.

Sebagai Fasilitator

Peran perpustakaan dalam pembinaan literasi sebagai motivator sekaligus sebagai fasilitator bagi pengunjung yang ingin membaca. misalnya, ketika membaca satu tema, pasti aka nada tema turunan lainnya yang akan memperkacaya sumber bacaan. Disamping sebagai fasilitator, peran perpustakaan sebagai mediator loh.

Peran perpustakaan dalam literasi informasi memang menjadi tantangan bagi perpustakaan yang masih manual. Perpustakaan konvensional seakan tenggelam akibat kehadiran teknologi informasi yang tidak dapat disangkal. Peran perpustakaan dalam literasi informasi Ada yang beranggapan bahwa peran perpustakaan dalam literasi informasi di era saat ini, tidak lagi begitu berperan. Kehadiran perpustakaan hanya sebatas bangunan yang menyimpan koleksi buku. Bagi saya, ini sudut pandang yang kurang enak di dengar. Satu sisi, ini tamparan bagi perpustakaan untuk kembali bergeliat bahwa eksistensi perpustakaan bisa bersaing dengan literasi informasi yang sifatnya digital. Bagi user atau pustakawan memang harus mampu bermanuver melihat perubahan jaman yang terjadi dikalangan anak muda saat ini. Tidak dapat dipungkiri, mereka tidak bisa lepas dari kecanggihan teknologi, bahkan bayi yang baru saja menatap dunia pun bisa menggunakan teknologi dan mengakses literasi informasi. Belum lagi masalah seperti lahirnya anak muda yang melek Teknologi Informasi lebih lanjut. Dengan kata lain, peran perpustakaan dalam literasi informasi semakin berat. Karena tidak hanya menghadapi anak yang balita sekalipun yang lekat teknologi. Tetapi juga menghadapi para lulusan yang banyak lulusan teknologi Informasi (Ti). Memang satu sisi menantang, sisi yang lain sebenarnya bisa dijadikan peluang agar peran perpustakaan dalam literasi informasi ke anak muda mengena. Bagaimana caranya? Salah satunya merekrut atau mempekerjakan lulusan TI untuk mengembangkan perpustakaan secara digital. Sehingga ketika perpustakaan ingin mengadakan event, acara, atau memiliki program bagi pustakawan promosinya cepat ke telingi kaum millennial. Memang tidak semua lulusan TI memiliki kapasitas dan kemapuan dibidang per teknologi informasi, khususnya dunia internet dan jaringan. Dengan kata lain, butuh seleksi ketat agar tidak sekedar merekrut satu orang yang salah. Tentu saja, merekrut ahli yang berkualitas, agar mampu mewujudkan peran perpustakaan dalam literasi informasi. Sadar atau tidak sadar, pada dasarnya peran perpustakaan sangat membantu dalam memajukan Pendidikan. Di dalam dunia Pendidikan itu sendiri penguasaan litarasi informasi menjadi unsur yang tidak kalah penting. Memang dunia Pendidikan juga ikut andil dalam peranan memajukan dunia Pendidikan, termasuk perpustakaan. Maka dari itu peran perpustakaan dalam literasi informasi dituntut untuk proaktif dalam melakukan bimbingan dan pendampingan seperti pelatihan kepada masyarakat agar terwujud information competency. Lantas, apa saja bentuk dari literacy informasi di dalam perpustakaan? Yaitu adannya stand-alone courses or classes, online tutorials, workbooks, course-integrated atau releted instruction.

Peran perpustakaan dalam literasi informasi dalam bentuk lain yaitu:

Melayani Pengunjung

entu saja setiap perpustakaan harus melayani pengunjung. Bentuk melayani pengunjung pun bermacam-macam. Salah satunya agar pengunjung merasa nyaman, aman dan betah di sini. Ketika pengunjung merasa aman dan nyaman, ia akan kembali lagi. Ia pun bisa memberikan review yang potisit kepada circle mereka. Maniinvestasi jangka pangjang pun circle pengunjung akan ikut datang dan begitu seterusnya. Sampai banyak pengunjung dan mendatangi perpustakaan. Tentu saja dalam konteks ini juga dibutuhkan yang namannya koleksi buku yang lengkap, agar pengunjung tidak kecewa dengan buku-buku yang mereka cari. Sayangnya kesadaran akan melayani pengunjung perpustakaan dengan baik tidak diterapkan disemua perpustakaan. Apalagi jika melihat jenis dan macam perpustakaan di Indonesia ini ada banyak. Ada perpustakaan pribadi, perpustakaan kampung, perpustakaan daerah dan perpustakaan umum. Dimana setiap perpustakaan memiliki jangkauan dan kontrolnya sendiri-sendiri. Jadi ketika ditemui pepustakaan yang judes, itu pun juga bukan salah pemerintah. Tetapi memang control dari perpustakaan sendirilah yang mengontrol. Yah paling jika pelayanan tidak memuaskan, perpustakaan akan jadi sepi dari perpustakaan yang lain.

Penggunaan Teknologi Secara Tepat

Peran perpustakaan dalam literasi informasi juga penting dalam mengatur penggunaan teknologi secara tepat. Misalnya perangkat computer yang diintegrasikan untuk mencari koleksi buku-buku yang ada diperpustakaan. Jadi pengunjung cukup search di pencarian computer yang ada lokasi buku dimana dan ada stok berapa serta apakah buku tersebut boleh dipinjam atau tidak. Jadi ketersediaan computer di perpustakaan bukan berarti bebas mengakses semaunya pengunjung. Pihak perpustakaan tetap harus mengkontrol agar tidak terjadi penggunaan perangkat teknologi yang tidak sesuai.

Melindungi Akses Bebas Terhadap Pengetahuan

Banyak koleksi yang ada di perpustakaan. Ada koleksi buku umum, ada koleksi buku kuno sampai ada pula koleksi buku langka. Baik koleksi yang bentuknya buku ataupun dalam bentuk lain. Nah, salah satu fungsi perpustakaan dalam literasi informasi adalah melindungi akses terhadap pengetahuan, dalam hal ini adalah melindungi koleksi yang memang langka. Melindungi dalam hal ini bukan karena tidak boleh dilihat atau dipelajari. Tetapi lebih ke konteks menjaga koleksi buku langka agar tidak mengalami kerusakan. Itu sebabnya di perpustakaan ada koleksi buku yang tidak boleh untuk dipinjam bawa pulang, hanya boleh dibaca di tempat. Hal ini dilakukan pihak perpustakaan untuk melindungi akses bebas terhadap pengetahuan.

Menghormati yang Lama Dan Ciptakan Hal Baru

Peran perpustakaan dalam literasi infromasi adalah menghormati yang lama dan ciptakan hal yang baru. Seperti yang disinggung sebelumnya bahwa ada banyak koleksi. Ada koleksi lama, koleksi langka dan koleksi yang baru. Sebagai tempat arsip, perpustakaan sebenarnya memiliki peran perpustakaan dalam literasi informasi yang luar biasa. Perpustakaan mampu menyimpan koleksi hasil penelitian, kajian, hingga menyimpan informasi penting masa lalu. Tanpa informasi atau tulisan masa lalu, masa kini tidak bisa berperan besar, karena tidak tahu identitas dan jatidiri bangsanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun