Bayi yang baru lahir dikatakan belum memiliki moral karena belum memiliki pengetahuan dan pengertian yang diharapkan oleh masyarakat dilingkungan ia hidup. Seiring dengan perkembangan sosial, anak-anak usia prasekolah  juga mengalami perkembangan moral.
 Apasih perkembangan moral itu?
Perkembangan didefinisikan sebagai suatu internalisasi langsung dari norma-norma budaya eksternal. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk atau tahap ke bentuk berikutnya yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari rasa pembuahan dan berakhir dengan kematian.
Moral = mores memiliki arti yakni : tata cara, adat istiadat dan kebiasaan. Perkembangan moral atau lengkapnya perkembangan penalaran moral berkaitan dengan aspek berfikir seseorang.
Menurut Hurlock, Perkembangan moral (moral development) adalah mencakup perkembangan pikiran, perasaan, dan perilaku menurut aturan atau kebiasaan mengenai hal-hal yang seharusnya dilakukan seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain.
Setelah mengetahui apa arti perkembangan moral, kita juga perlu mengetahui apa saja sih tahapan-tahapan perkembangan moral?
Secara garis besar Kohlberg membagi tahapannya atas tiga kelompok yaitu Preconventional Level, Conventional Level, Post Conventional Level.
1. Tingkat pertama, Prakonvensional. Anak ada tingkat perkembangan moral ini mulai tanggap terhadap aturan-aturan buadaya dan terhadap ungkapan-ungkapan budaya mengenai baik dan buruk, benar dan salah. Namun, hal ini masih masih ditafsirkan dari segi akibat fisik atau kenikmatan perbuatan. Pada tingkatan ini terdapat dua tahap, yaitu (1) Orientasi hukuman dan kepatuhan dan (2) Orientasi relativitas instrumental.
Pada tahap orientasi hukuman dan ketaatan, anak melihat bahwa perbuatan baik dan buruk karena akibat fisik (hukuman, atau hadiah yang akan diterimanya) atas perbuatan yang dilakukannya. Pada fase ini anak hanya semata-mata menghindari dan tunduk pada kekuasaan tanpa mempersoalkannya.
Semua perilaku yang dituntut oleh hukuman yang diterapkan kepadanya dilaksanakan bukan karena hormat terhadap tatanan moral tersebut, tetapi didasarkan karena hal tersebut memiliki nilai bagi dirinya, entah kenikmatan ataupun kesusahan.
Pada tahap orientasi relativis instrumental, anak memanadang bahwa perbuatan yang baik adalah perbuatan yang dapat memenuhi kebutuhan dirinya (memuaskannya) atau terkadang untuk memuaskan kebutuhan orang lain. Hubungan antarmanusia dipandang seperti hubungan transaksi dipasar.
Tindakan yang dilakukannya hanya bersifat resiprositas dan pembagian sama rata yang ditafsirkan secara fisik dan paragmatis, bukan atas loyalitas dan rasa terima kasih atas keadilan. Artinya dia akan melakukan satu perbuatan hanya jika orang lain melakukan hal yang sama kepadanya.
2. Tingkat kedua, Konvensional. Pada tingkat ini anak hanya menuruti harapan keluarganya, kelompok atau bangsa dan dipandang sebagai hal yang bernilai dalam dirinya snediri, tanpa mengindahkan akibat yang segera dan  nyata.
Sikapnya bukan saja konformitas terhadap harapan pribadi dan tata tertib sosial, melainkan juga loyal terhadapnya dan secara aktif mempertahankan, mendukung dan membenarkan seluruh tata tertib itu serta mengidentifikasi diri dengan orang atau kelompok yang terlibat
Tingkat kedua ini mempunyai dua  tahap sebagai kelanjutan tahap awal, yaitu, (1) Orientasi kesepakatan anatara pribadi atau orientasi anak manis, dan (2) Orientasi hokum dan ketertiban.
Pada tahap orientasi kesepakatan atau anak manis ini, anak memahami bahwa perilaku yang baik adalah semata-mata melakukan kewajiban sendiri, menghormati otoritas dan menjaga  tata tertib sosial yang ada, sebagai yang bernilai dalam dirinya.
3.Tingkat ketiga, Pascakonvensional, otonom atau yang berlandas prinsip universal. Pada tingkat iini terdapat usaha yang jelas untuk merumuskan nilai-nilai dan prinsip moral, yang memiliki keabsahan dapat diterapkan terhadap dari otoritas kelompok atau orang yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan terlepas pula dari identifikasi individu sendiri dengan kelompok tersebut.
Tingkat ketiga ini memiliki dua tahap sebagai pelanjut tahap kedua dimuka, yaitu (1) Orientasi kontrak sosial legalitas dan (2) Orientasi prinsip etika universal. Pada tahap orientasi kontrak sosial legalitas, perbuatan yang baik cenderung dirumuskan dalam kerangka hak dan ukuran individual umum yang telah diuji secara kritis dan telah disepakati oleh seluruh masyrakat.
Selain itu terdapat kesadaran yang jelas mengenai relativisme nilai dan pendapat pribadi bersuaian dengannya, dan terdapat suatu penekanan atas aturan prosedural untuk mencapai kesepakatan.
Setelah mengetahui tahapan perkembangan moral pada anak, orang tua harus mendidik anak agar memiliki moral yang baik. Bisa dengan cara memberi perlakuan yang baik saat di depan anak. Jika igin mempunyai anak yang mempunyai kebiasaan dan perilaku yang baik maka berikanlah contoh yang baik pula kepada mereka.
Mereka bisa meniru tanpa kata-kata ataupun perintah tertentu, ia bisa belajar meniru tingkah laku orang lain tidak hanya di lingkungannya saja tapi juga dari televisi, internet, atau media lainnya yang bisa ia akses. Anak bagaikan kertas putih yang belum di tulisi dengan pena, sebagai orang tua adalah orang pertama yang akan menulis di kertas itu, baik dengan tinta merah ataukah hitam.
Atau kita bisa mendidiknya dengan beri pengertian yang baik saat dia melakukan suatu kesalahan. Anak yang dimarahi saat setelah melakukan kesalahan pasti mentalnya akan down. Nah maka dari itu beri dia pengertian dengan sebaik mungkin bahwa tindakannya tersebut salah.
Oleh karena itu, sebagai orang tua harus mampu dan tanggap untuk menstimulus perkembangan moral anak. Karena, jika sebagai orang tua saja kita tidak mampu menstimulus dengan baik maka anak akan tumbuh dengan moral yang yang tidak sesuai dengan standar masyarakat.Â
Hal tersebut juga akan membuat anak berperilaku antisosial dan ketika nanti ia bersekolah maka ia akan kesulitan untuk bersosialisasi dengan teman-temannya dan kesulitan untuk diakui dalam kelompoknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H