Fariz Abdi Khasan, Aida Azizah
fariz.abdikhasan23@gmail.com, aidaazizah@unissula.ac.id
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Rumusan Masalah
1.Apakah yang dimaksud dengan pendekatan pragmatik?
2.Bagaimanakah hasil pendekatan pragmatik terhadap 5 lagu sastra karya Ebit G. Ade?
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.Untuk mengetahui pendekatan pragmatik
2.Untuk mengetahui makna atau inti dari lagu karya Ebit G Ade berdasarkan pada pendekatan pragmatik
Pendahuluan
Manusia sebagai makhluk sosial menggunakan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Hal itu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup nya sebagai manusia, baik kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier. Tanpa adanya bahasa, maka akan terjadi banyak kesalahpahaman dalam kehidupan ini, karena tidak adanya sarana untuk mendukung terjadinya komunikasi dan interaksi antar individu dan kelompok.
Selain itu, bahasa juga tidak hanya untuk digunakan pada kehidupan sehari-hari, bahasa juga bisa menjadi sarana untuk berkarya produktif, misalnya dalam pembuatan lirik lagu yang indah. Ketika suatu bahasa disusun menjadi sebuah lagu, maka akan menjadi lebih banyak yang akan tertarik untuk menikmatinya. Bahasa yang digunakan menjadi lagu lebih mengedepankan nilai estetikanya, atau nilai keindahannya. Seperti hal nya pada puisi, lirik lagu juga menggunakan diksi yang indah dan terikat oleh rima.
Dalam sebuah lirik lagu, tidak sedikit pula yang menggunakan gaya bahasa pada naskahnya. Sehingga, dalam memaknai sebuah lirik lagu bisa saja terjadi perbedaan makna yang didapatkan oleh setiap pendengar dan penikmatnya.
Pada makalah ini kami akan membahas tentang lirik lagu yang telah dikarang oleh Ebit G. Ade berdasarkan pada segi pragmatik.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Menurut Levinson (1980), pengertian pragmatik adalah telaah mengenai relasi atau hubungan mengenai kemampuan pemakai bahasa dalam menghubungkan dan menyerasikan kalimat-kalimat dan konteks-konteks secara tepat.
Menurut Siswanto (2008), Pendekatan pragmatik adalah pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan kajiannya terhadap peranan pembaca dalam menerima, memahami, dan menghayati karya sastra.
Sedangkan menurut Teeuw (1984), pendekatan pragmatik adalah salah satu bagian ilmu sastra yang menitikberatkan dimensi pembaca sebagai penangkap dan pemberi makna terhadap karya sastra.
Jadi dapat disimpulkan, pendekatan pragmatik yaitu pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca.
Berita Kepada Kawan
Ebiet G. Ade
Perjalanan ini trasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk disampingku kawan
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan
Tubuhku terguncang dihempas batu jalanan
Hati tergetar menampak kering rerumputan
Perjalanan ini pun seperti jadi saksi
Gembala kecil menangis sedih
Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika ia kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak kepada matahari
Tetapi semua diam tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit
Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika ia kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak kepada matahari
Tetapi semua diam tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit
Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
Sumber: LyricFind
Penulis lagu: Ebiet G. Ade
Dalam lirik lagu ini, berdasarkan pada pendekatan pragmatik yang diperoleh pengarang lagu mengingatkan kita agar membenahi diri, menjadi pribadi yang menghargai, menghormati dan mencintai karya alam yang Tuhan berikan. Keindahan alam yang tiada taranya kini dirusak oleh manusia, sehingga bencana alam seperti banjir kerap melanda negeri kita. Ketika banjir datang semua berteriak agar pemerintah ikut bertindak. Tapi bagaimanakah peran kita masing-masing? Pedulikah kita untuk menjaga kebersihan, pedulikah kita membuang puntung rokok, dan bungkusan makanan atau kertas yang kita anggap sampah sesuai pada tempatnya yang sebenarnya. Masih banyak lagi praktek ketidakpedulian terhadap lingkungan dalam hidup setiap hari. Itu merupakan hal-hal kecil tapi sangat mempengaruhi kepentingan umum dan kehidupan kita.
Kekayaan alam lainnya yang megah dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang hanya mencari keuntungan dan kekayaan. Mereka tak memperhitungkan lingkungan alam yang akhirnya menjadi rusak. Demi kepuasan bisnis dan usaha serta mengejar kekayaan, mereka tak peduli bahwa perbuatan yang dibuat sangat bertentangan dengan nila-nilai kebenaran dan menganggap itu bukan dosa. Sehingga Ebiet pun mengatakan bahwa "Manusia bangga dengan dosa-dosa." Kita bisa bertanya apakah yang dapat saya lakukan untuk mencintai lingkungan alam kita? Tak perlu jauh untuk mencari dimanakah itu, karena alam dan keindahan sangat dekat dengan kita. Keindahan alam dan lingkungan bisa kita ciptakan di rumah kita, di tempat kost dan di kampus kita yang setiap hari menjadi tempat kita bernaung.
Titip Rindu Buat Ayah
Ebiet G. Ade
Di matamu masih tersimpanSelaksa peristiwa
Benturan dan hempasanTerpahat di keningmu
Kau nampak tua dan lelahKeringat mengucur deras
Namun kau tetap tabah, hm-hm
Meski nafasmu kadang tersengal
Memikul beban yang makin sarat
Kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti Hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimuGambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar Legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk, hm-hm
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia
Ayah, dalam hening sepi kurindu
Untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban
Engkau telah mengertiHitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimuGambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar Legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk, hm-hm
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia
Sumber: Musixmatch
Penulis lagu: Ebiet G Ade
Dalam lirik lagu ini, berdasarkan pada pendekatan pragmatik yang diperoleh, pengarang lagu mengungkapkan kerinduannya kepada sang ayah. Dan banyak juga pesan yang disampaikan oleh pengarang pada lirik lagu ini yaitu : ayah merupakan sosok luar biasa dalam kehidupan, sosok ayah selalu ada dalam ruang hati terdalam anak, ayah selalu tabah dalam memperjuangkan hak dan menjalankan kewajibannya untuk keluarga, ayah tidak pernah mengeluh selalu berjuang untuk yang terbaik bagi keluarga, rasa sabar sang ayah dalam menjalani kewajibannya patut dijadikan suri tauladan , beban yang diterima tidak pernah menjadi halangan bagi sang ayah, ayah akan selalu mencintai istri dan anak-anaknya tanpa mengenal usia. Oleh karena itu, perjuangan yang dilakukan oleh sang ayah harus dihargai oleh anaknya dengan berusaha terus berbakti pada kedua orang tuanya.
Elegi Esok Pagi
Ebiet G. Ade
Ijinkanlah kukecup keningmu
Bukan hanya ada di dalam angan
Esok pagi, kau buka jendela'
Kan kau dapati seikat kembang merah
Engkau tahu, aku mulai bosan
Bercumbu dengan bayang-bayang
Bantulah aku temukan diri
Menyambut pagi, membuang sepi
Ijinkanlah aku kenang
Sejenak perjalanan Ho ho ho
Dan biarkan 'ku mengerti
Apa yang tersimpan di matamu Ho ho
Barangkali di tengah telaga
Ada tersisa butiran cinta
Dan semoga kerinduan ini
Bukan jadi mimpi di atas mimpi
Ijinkanlah aku rindu
Pada hitam rambutmu Ho ho ho
Dan biarkan 'ku bernyanyi
Demi hati yang risau ini Ho ho
Barangkali di tengah telaga
Ada tersisa butiran cinta
Dan semoga kerinduan ini
Bukan jadi mimpi di atas mimpi
Sumber: Musixmatch
Penulis lagu: Ebiet G Ade
Dalam lirik lagu ini, berdasarkan pada pendekatan pragmatik yang diperoleh, pengarang lagu sedang menceritakan kisahnya di masa muda. Dia bercerita, saat itu dia menaruh hati kepada seorang gadis. Seperti anak muda pada umumnya, Ebiet pun mencoba untuk bisa mencuri perhatian dari sang gadis idaman itu. Menghadiahkan bunga, adalah cara yang dilakukan Ebiet. Hal tersebut tergambar dalam baris lirik 'Esok pagi kau buka jendela. Kan kau dapati seikat kembang merah.' "Saya mengirim bunga dengan harapan nanti bunga ini punya makna. Apa yang saya harapkan, alhamdulillah jadi kenyataan. Perempuan itu adalah yang sekarang jadi istri saya," jelas dia. Peristiwa dan kejadian di sekitar sang maestro pun, tidak luput dari perhatiannya. Nasihat Pengemis Untuk Istri, adalah salah satu lagu yang terinspirasi dari apa yang dilihatnya "Saat itu ada seorang pengemis. Ketika dia kesusahan, di sudut lain, tidak jauh dari tempat dia, terlihat orang-orang sedang bersenang-senang," kata dia.
Menjaring Matahari
Ebiet G. Ade
Kabut, sengajakah engkau mewakili pikiranku?
Pekat, hitam berarak menyelimuti matahari
Aku dan semua yang ada di sekelilingku
Merangkak menggapai dalam gelap
Mendung, benarkah pertanda akan segera turun hujan?
Deras, agar semua basah yang ada di muka bumi
Siramilah juga jiwa kami semua
Yang tengah dirundung kegalauan
Roda zaman menggilas kita
Terseret tertatih-tatih
Sungguh hidup terus diburu
Berpacu dengan waktu
Tak ada yang dapat menolong
Selain yang di sana
Tak ada yang dapat membantu
Selain yang di sana
Dialah Tuhan Dialah Tuhan
Roda zaman menggilas kita
Terseret tertatih-tatih
Sungguh hidup terus diburu
Berpacu dengan waktu
Tak ada yang dapat menolong
Selain yang di sana
Tak ada yang dapat membantu
Selain yang di sana
Dialah Tuhan Dialah Tuhan
Oh-ho-ho-o ...TuhanOh-ho-ho-o ...
Hmm-hmm-hmm ...
TuhanOh-ho-ho-o ...TuhanOh-ho-ho-o ...
Sumber: Musixmatch
Penulis lagu: Ebiet G Ade
Dalam lirik lagu ini, berdasarkan pada pendekatan pragmatik yang diperoleh, pengarang lagu mengingatkan pada kita betapa kita memerlukan Tuhan disetiap lika-liku kehidupan kita. Dengerin Menjaring Matahari  sambil merenungkan betapa ketidakberdayaan kita sebagai manusia dengan rasa sombong yang dipunya, mampu melakukan apapun padahal tanpa Tuhan kita gak ada apa-apanya.
Untuk Kita Renungkan
Ebiet G. Ade
Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih
Suci lahir dan di dalam batin
Tengoklah ke dalam sebelum bicara
Singkirkan debu yang masih melekat Ho-oh,Â
singkirkan debu yang masih melekat
Du-du-du-du-duDu-du-du-du, oh Oh, oh, oh-oh
Anugerah dan bencana adalah kehendak-Nya
Kita mesti tabah menjalani
Hanya cambuk kecil, agar kita sadar
Adalah Dia di atas segalanya
Ho-oh, adalah Dia di atas segalanya
Anak menjerit-jerit
Asap panas membakar
Lahar dan badai menyapu bersih
Ini bukan hukuman
Hanya satu isyarat
Bahwa kita mesti banyak berbenah
Memang bila kita kaji lebih jauh
Dalam kekalutan masih banyak tangan
Yang tega berbuat nista, ho-ho
Tuhan pasti telah memperhitungkan
Amal dan dosa yang kita perbuat
Ke manakah lagi kita 'kan sembunyi?
Hanya kepada-Nya kita kembali
Tak ada yang bakal bisa menjawab
Mari hanya runduk sujud pada-Nya
Du-du-du-du-duDu-du-du-du, ohOh, oh, oh-oh
Du-du-du-du-duDu-du-du-du, ohOh, oh, oh-oh
Kita mesti berjuang memerangi diri
Bercermin dan banyaklah bercermin
Tuhan ada di sini, di dalam jiwa ini
Berusahalah agar Dia tersenyum Ho-oh,Â
berusahalah agar Dia tersenyum
Du-du-du-du-duDu-du-du-du, ohOh, oh, oh-oh
Du-du-du-du-duDu-du-du-du, oh
Sumber: Musixmatch
Penulis lagu: Ebiet G Ade
Dalam lirik lagu ini, berdasarkan pada pendekatan pragmatik yang diperoleh, pengarang lagu menyampaikan bahwa hidup ini penuh dengan kekotoran yang disebabkan oleh tangan manusia, dengan merusak dan mengabaikan semua perintah Tuhan dan manusia yang serakah ingin selalu menang sendiri dengan sifat keedoisannya masing-masing yang seakan-akan tidak mau melihat apa yang terjadi pada sesamanya. Pengarang juga menggambarkan peristiwa atau keadaan yang terjadi disekitar kita, berupa anugrah, bencana. Pesan yang sangat ingin diasampaikan oleh pengarang adalah, segala sesuatu yang terjadi ada pada genggamanNYA.
Penutup
Demikian makalah tentang lagu karya Ebit G Ade berdasarkan pada pendekatan pragmatik, tentunya banyak sekali pesan yang disampaikan oleh Ebit G. Ade kepada para penikmatnya. Dengan hasil karya sastra berupa lirik lagu ini, beliau menjadi maestro yang sangat terkenal mulai dari zamannya hingga saat sekarang ini. Tidak seperti band atau vokalis yang hanya hits atau terkenal pada masanya saja kemudian terlupakan seiring dengan berjalannya waktu.
Tiada gading yang tak retak, demikian kiranya istilah yang sesuai untuk makalah ini. Tentunya makalh ini masih sangat jauh dai kata sempurna, oleh karena itu masukan dan tanggapan sangat kami harapkan agar karya ilmiah kami kedepannya dapat terus menjadi lebih baik lagi.
Referensi
Lirik lagu Indonesia. 2010. Di http://liriklaguindonesia.net/ (diakses pada tanggal 30 Desember 2021)
Tarigan, Henry. 1986. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.
Yswan. 2009. Di http://yswan.staff.uns.ac.id/2009/04/08/pragmatik/ (diakses pada tanggal 1 Â Januari 2022)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H