Mohon tunggu...
faris yudza ghifari
faris yudza ghifari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis di berbagai niche, tetapi paling suka menulis tentang sains, kesehatan, dan olahraga. Di samping menulis, saya juga rutin bermain sepak bola. Pemilik situs https://farisyudza.com. Blog tentang blogging, digital marketing, SEO, dan dunia kerja.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Infrastruktur Sepak Bola yang Berkualitas dan Berkuantitas Tinggi Menjadi Alasan Saya Tetap Tinggal di Jakarta

6 Februari 2024   21:47 Diperbarui: 6 Februari 2024   23:04 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin kita sering mendengar pemberitaan bernada negatif soal Jakarta seperti permukaan tanah terus menurun, naiknya permukaan laut yang bisa jadi akan menenggelamkan Jakarta suatu hari nanti, hingga polusi udara yang membuat Jakarta seharusnya makin kurang diminati sebagai tempat tinggal.

Izinkan saya mengutarakan opini saya. Mungkin akan terdengar absurd. Meski banyaknya hal negatif (yang memang fakta) di Jakarta. Saya tetap memilih tinggal di (dekat) Jakarta. Salah satu alasannya adalah infrastruktur olahraga, utamanya sepak bola yang sangat bagus. Tidak hanya soal kuantitas, namun juga berkualitas.

Disclaimer: penulis tinggal di pinggiran Jakarta, namun rutin bermain sepak bola di Jakarta

Mengubur Mimpi Menjadi Pemain Sepak Bola Profesional, Bertransisi Menjadi Penikmat Sepak Bola Amatir

Saya dulu sempat bermimpi menjadi pemain sepak bola profesional, namun karena satu dan lain hal. Mimpi tersebut telah saya kubur.

Namun, karena kecintaan saya dengan olahraga terpopuler di dunia ini. Saya sampai sekarang masih bermain, tetapi cukup dalam skala fun game atau bersama komunitas tim amatir saja. Tidak ada lagi namanya serius banget seperti dulu di mana hidup cuma latihan-sparing-istirahat-repeat.

Setelah berada lebih dari 10 tahun di Jakarta dan sempat mengunjungi provinsi lainnya untuk bermain sepak bola, bahkan luar negeri (Singapura), lokasi bermain sepak bola di Indonesia paling enak dan nyaman itu ya di Jakarta.

Semakin banyak pilihan lapangan, semakin mudah juga untuk bermain. 

Infrastruktur Sepak Bola di Jakarta yang Berkualitas, tidak hanya Jumlahnya saja yang Banyak

Sebagai pemain amatir di salah satu komunitas sepak bola. Saya sudah pernah menginjakkan kaki di lapangan berikut (berlokasi di Jakarta):

  • Gelora Bung Karno (lapangan A, B, C, Rugby, Madya, dan stadion utamanya)
  • Pancoran soccer field
  • Lapangan bola PTIK 
  • Kong Arena Cijantung
  • Lapangan Atang Sutrisna Cijantung
  • Bayu Yudha Arena Cijantung
  • Lapangan mabes Polri (Tahun 201x atau dengan kata lain dua ribu belasan)
  • Stadion Lebak Bulus (sebelum digusur)
  • GOR Pertamina Simprug (sebelum digusur)
  • Lapangan Wijaya Kesuma
  • GOR Soemantri Bojonegoro
  • Stadion Tugu Jakarta Utara
  • GOR Ceger TMII
  • Stadion Cendrawasih
  • Lapangan GOR Ragunan
  • Lapangan Banteng
  • Lapangan Akademi Persija Pulomas
  • Lapangan Jakarta International School 
  • Jakarta International Stadium (cuma lapangan latihannya)
  • GOR Arcici 
  • Verde Sport Hub PIK

Wah banyak sekali ya? Namun, saya yakin masih banyak pemain amatir lain yang sudah pernah mencoba lapangan di Jakarta lebih banyak dari saya. Contohnya, teman-teman saya dulu rutin mengikuti Liga Kompas Gramedia di GOR Ciracas pada tahun 2012 silam. Eh, apa liga tersebut masih berjalan sekarang ya?

Sebagai informasi, list lapangan di atas adalah lapangan bola besar (11 vs 11). Belum lapangan mini soccer yang kian menjamur di zaman ini. Semoga suatu saat saya bisa menikmati semua lapangan sepak bola yang ada di Jakarta.

Hebatnya, tidak hanya soal kuantitas saja. Lapangan bola di Jakarta perawatannya juga sangat baik ditambah dengan fasilitas yang memadai, sehingga pemain seperti kami yang cuma ingin have fun bisa menikmati sepak bola secara penuh, yaitu main bola bukan untuk gagah-gagahan atau adu gengsi, tetapi untuk silaturahmi, melepaskan stres dan keringat, serta networking.

Fotografi Additonal Player, (saya yang baju kuning)
Fotografi Additonal Player, (saya yang baju kuning)

Kok bisa hanya Karena Lapangan Sepak Bola yang Banyak dan Berkualitas jadi Alasan masih Mau Tinggal di Jakarta?

Setiap orang pasti punya alasan tersendiri. Kalau kamu menyukai golf, pasti lebih suka tinggal di tempat yang dekat dengan lapangan golf.

Buat saya, sepak bola itu tidak hanya soal untuk hidup sehat, tetapi juga menjalani passion dan gaya hidup yang ingin saya geluti hingga usia lanjut nanti.

Bahkan, banyak orang yang tinggal di Provinsi pinggiran Jakarta seperti Banten dan Jawa Barat yang ikut bermain sepak bola di Jakarta ini karena kualitas lapangannya yang bagus.

Selain itu, infrastruktur sepak bola ini tidak bisa dibangun dalam satu hari saja. Pasti memakan waktu bertahun-tahun. Jadi, sampai saat ini, (pinggir) Jakarta masih pilihan saya sebagai tempat tinggal karena sangat cocok untuk orang yang menyukai sepak bola dan rutin melakukan olahraga ini.

Apa suatu hari nanti Saya Berniat untuk Pindah?

Mungkin saya akan pindah tempat tinggal suatu hari andai ada Provinsi yang infrastruktur sepak bolanya jauh lebih baik atau setara dengan Jakarta.

Tentunya, ada banyak alasan lain lagi yang memengaruhi. Namun, sepak bola menjadi salah satu faktor pemilihan tempat tinggal. Bagi saya, hidup tanpa sepak bola itu mustahil. 

Bak Tsubasa Ozora yang pindah ke kota Nankatsu. Andai saya pindah suatu hari nanti, saya ingin cepat menemukan teman yang punya hobi yang sama, yaitu sepak bola.

Banyak Alasan untuk Tinggal di Jakarta atau Sekitarnya

Dari sekian banyak alasan, mungkin tulisan ini adalah alasan tinggal di Jakarta paling "aneh" yang mungkin pernah Anda baca.

Namun, bagi saya, itu tidak masalah karena setiap orang pasti punya preferensi, apalagi urusan tempat tinggal.  

Bisa jadi ada yang tetap tinggal di Jakarta karena upahnya yang besar, kesempatan berkarir yang lebih baik, atau malah jodohnya memang ada di Jakarta.

Kalau kamu pernah menemukan alasan yang lebih "aneh" dari saya. Yuk cerita di kolom komentar! :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun