Mungkin kita sering mendengar pemberitaan bernada negatif soal Jakarta seperti permukaan tanah terus menurun, naiknya permukaan laut yang bisa jadi akan menenggelamkan Jakarta suatu hari nanti, hingga polusi udara yang membuat Jakarta seharusnya makin kurang diminati sebagai tempat tinggal.
Izinkan saya mengutarakan opini saya. Mungkin akan terdengar absurd. Meski banyaknya hal negatif (yang memang fakta) di Jakarta. Saya tetap memilih tinggal di (dekat) Jakarta. Salah satu alasannya adalah infrastruktur olahraga, utamanya sepak bola yang sangat bagus. Tidak hanya soal kuantitas, namun juga berkualitas.
Disclaimer:Â penulis tinggal di pinggiran Jakarta, namun rutin bermain sepak bola di Jakarta
Mengubur Mimpi Menjadi Pemain Sepak Bola Profesional, Bertransisi Menjadi Penikmat Sepak Bola Amatir
Saya dulu sempat bermimpi menjadi pemain sepak bola profesional, namun karena satu dan lain hal. Mimpi tersebut telah saya kubur.
Namun, karena kecintaan saya dengan olahraga terpopuler di dunia ini. Saya sampai sekarang masih bermain, tetapi cukup dalam skala fun game atau bersama komunitas tim amatir saja. Tidak ada lagi namanya serius banget seperti dulu di mana hidup cuma latihan-sparing-istirahat-repeat.
Setelah berada lebih dari 10 tahun di Jakarta dan sempat mengunjungi provinsi lainnya untuk bermain sepak bola, bahkan luar negeri (Singapura), lokasi bermain sepak bola di Indonesia paling enak dan nyaman itu ya di Jakarta.
Semakin banyak pilihan lapangan, semakin mudah juga untuk bermain.Â
Infrastruktur Sepak Bola di Jakarta yang Berkualitas, tidak hanya Jumlahnya saja yang Banyak
Sebagai pemain amatir di salah satu komunitas sepak bola. Saya sudah pernah menginjakkan kaki di lapangan berikut (berlokasi di Jakarta):
- Gelora Bung Karno (lapangan A, B, C, Rugby, Madya, dan stadion utamanya)
- Pancoran soccer field
- Lapangan bola PTIKÂ
- Kong Arena Cijantung
- Lapangan Atang Sutrisna Cijantung
- Bayu Yudha Arena Cijantung
- Lapangan mabes Polri (Tahun 201x atau dengan kata lain dua ribu belasan)
- Stadion Lebak Bulus (sebelum digusur)
- GOR Pertamina Simprug (sebelum digusur)
- Lapangan Wijaya Kesuma
- GOR Soemantri Bojonegoro
- Stadion Tugu Jakarta Utara
- GOR Ceger TMII
- Stadion Cendrawasih
- Lapangan GOR Ragunan
- Lapangan Banteng
- Lapangan Akademi Persija Pulomas
- Lapangan Jakarta International SchoolÂ
- Jakarta International Stadium (cuma lapangan latihannya)
- GOR ArciciÂ
- Verde Sport Hub PIK
Wah banyak sekali ya? Namun, saya yakin masih banyak pemain amatir lain yang sudah pernah mencoba lapangan di Jakarta lebih banyak dari saya. Contohnya, teman-teman saya dulu rutin mengikuti Liga Kompas Gramedia di GOR Ciracas pada tahun 2012 silam. Eh, apa liga tersebut masih berjalan sekarang ya?
Sebagai informasi, list lapangan di atas adalah lapangan bola besar (11 vs 11). Belum lapangan mini soccer yang kian menjamur di zaman ini. Semoga suatu saat saya bisa menikmati semua lapangan sepak bola yang ada di Jakarta.