Mohon tunggu...
faris yudza ghifari
faris yudza ghifari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis di berbagai niche, tetapi paling suka menulis tentang sains, kesehatan, dan olahraga. Di samping menulis, saya juga rutin bermain sepak bola. Pemilik situs https://farisyudza.com. Blog tentang blogging, digital marketing, SEO, dan dunia kerja.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menjadi Blogger Itu Tidak Seindah Kelihatannya

26 Oktober 2023   08:31 Diperbarui: 26 Oktober 2023   21:26 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adsense Ditangguhkan, Sumber: Dokumen Pribadi

Salah satu jalan untuk mendapatkan uang dari menulis adalah lewat blog atau dengan kata lain menjadi blogger.

Saya terkadang mendapatkan pujian dari kolega tentang bagaimana kualitas tulisan saya, baik itu di blog pribadi atau pun kantor. Yah, meski banyak komentar positif tetap saja saya tidak puas.

Bagaimana tidak? Menulis itu sulit, tetapi mengapa profesi ini suka dipandang sebelah mata dalam hal harga?  Memangnya menulis itu mudah? Kalau benar mudah, tidak akan ada profesi seperti content writer, copywriter, technical writer, dsb.

Mungkin tulisan ini menjadi unek-unek saya selama hampir dua tahun menjadi blogger. Kalau kamu benar-benar ingin menapaki jalan ini (jadi seorang blogger), maka tulisan ini wajib dibaca.

1. Predatory Pricing, Hal paling Menyebalkan Selama Pengalaman Menjadi Blogger

Sebagai penulis digital alias blogger, pastinya ingin tulisan yang dibuat itu dihargai dengan harga tinggi. Mengapa? Karena banyak waktu yang dibutuhkan untuk membuat suatu artikel. Dimulai dari memahami brief, riset dengan Googling atau tanya ke ahlinya, membereskan draft pertama, dan melakukan proses penyuntingan.

Lalu, saat melihat banyaknya platform freelance dan orang yang menjual jasa penulis dengan harga yang sangat rendah. Bagaimana tidak naik pitam perasaan ini ketika melihatnya? Berani-beraninya mereka memasang harga lima ribu sampai sepuluh ribu rupiah tiap seribu kata.

Memangnya mereka-mereka yang menawarkan harga serendah itu tidak makan atau membayar kuota internet? Bahkan harga jasa penulis artikel tersebut belum cukup untuk membayar semangkuk mie ayam, apalagi beli kuota internet.

Penulis seperti itu mirip dengan pebisnis amatiran/masih hijau. Hanya fokus dengan harga, tetapi tidak memikirkan bagaimana cara agar stand out. Karena tidak bisa melakukannya, akhirnya mereka merusak pasar dengan membanting harga secara tidak masuk akal.

Jika predatory pricing masih berlanjut, maka akan semakin malas orang-orang untuk menjadi penulis dan profesi ini akan terus dianggap sebelah mata.

2. Penghasilan Adsense yang Tidak Menentu

Mau passive income sebagai blogger? Adsense adalah jawabannya. Jika kamu baru di dunia Adsense atau sekedar tahu, bahkan ada istilah bernama "budak Adsense", sebenarnya hanya sedikit saja orang yang penghasilannya sangat tinggi dari Adsense.

Mengapa? Karena penghasilan Adsense ditentukan oleh:

*         Negara target blog

*         Niche blog

*         Cost per click iklan

*         RPM (penghasilan per seribu impresi) halaman

Yah, oke-oke saja kalau traffic rame. Selain potensi penghasilan tinggi dari RPM halaman, peluang orang yang mengklik iklan juga makin besar.

Eh tapi jangan senang dulu, cost per click iklan juga tidak menentu. Terkadang saya mendapatkan iklan dengan cost per click di kisaran lima ratus sampai seribu rupiah. Mirisnya, saya juga pernah mendapatkan iklan dengan cost per click hanya tiga puluh rupiah saja.

Nah, bayangkan saja butuh berapa klik untuk mencapai seribu rupiah. Apalagi, CTR (klik iklan/tayangan) tidak boleh terlalu tinggi agar tidak dianggap curang oleh Google. Makin pening kepala ini!

3. Haters Terselubung

Blog pribadi saya (farisyudza.com) dimaksudkan untuk menolong orang-orang yang butuh ilmu blogging, SEO, digital marketing, dan menulis.

Saya terbiasa mengirimkan tautan ke grup Facebook blogger untuk barter value kepada mereka. Pembaca mendapatkan ilmu, saya mendapatkan traffic.

Sayangnya, ternyata ada haters terselubung yang menginginkan Adsense atau blog pribadi saya hancur. Cara yang lumrah mereka lakukan adalah dengan bom klik, yaitu mengklik iklan dari Adsense secara terus-terusan, sehingga CTR meningkat drastis.

Apakah mereka berpikir bahwa hal tersebut lucu? Menghancurkan jalur rezeki orang lain seharusnya merupakan suatu tindakan tidak terpuji bukan?

Untungnya, saya menginstal plugin untuk memblokir klik tidak sah pada iklan demi menjaga diri dari haters yang melakukan bom klik tersebut. Meski akhirnya ternyata... bisa dibaca di subjudul nomor empat.

4. Adsense Dinonaktifkan

Sebenarnya ini lanjutan dari haters terselubung. Jika kamu pikir mempost blog di grup blogger itu sebuah ide bagus. Maka hal itu naif sekali.

Di balik ratusan ribu penghuni grup blogger, ada orang yang suka melakukan bom klik dan itu merupakan salah satu alasan adsense diblokir atau bahkan kita dipaksa tutup akun.

Jadi, kalau mendadak penghasilan dari adsense besar, jangan senang dulu, apalagi kalau terbiasa dapat cost per click rendah. Kirain cost per click atau RPM (penghasilan per 1000 impresi) bertambah, ternyata ada orang yang melakukan bom klik.

Akhirnya, akun saya dinonaktifkan selama sebulan. Memang ada Adsterra atau MGID, tetapi masih ada nyesek-nyeseknya karena adsense saya terpaksa dinonaktifkan karena oknum yang tidak bertanggung jawab.

5. Harus Paham SEO

Kalau mau menjadi blogger, paham akan SEO itu merupakan suatu kewajiban. Kalau tidak, bagaimana blog yang dibuat mau muncul di mesin pencari? Padahal, potensi traffic dari mesin pencari itu sangatlah besar.

Meski demikian, belajar SEO itu sangat memakan waktu dan tenaga karena tiga pilar dalam SEO harus berjalan beriringan. Pilar tersebut adalah:

*         On-page SEO

*         Technical SEO

*         Off-page SEO

Mending kalau punya tim. Jika mengerjakan seorang diri, pasti sangat pusing.

6. Tawaran Content Placement yang Kadang Ada dan Tidak

Salah satu cara blogger untuk mendapatkan uang adalah lewat content placement. Jika masih kurang terkenal, maka platform yang akan membantu untuk mempertemukan advertiser dengan blogger.

Sayangnya, tawaran content placement ini tidak menentu. Kadang ada, seringnya sih tidak ada. Terutama untuk blog-blog dengan domain authority yang kecil.

7. Mau Menulis malah Writer's Block

Writer's block termasuk momok mengerikan untuk blogger tentunya. Apalagi jika menulis semua dari nol, termasuk outline, dan brief-nya dibuat sendiri. Pada akhirya, terjadilah burnout, sehingga stuck dan mengalami writer's block.

Sayangnya, klien tidak peduli akan hal ini. Jadi mau tidak mau harus memaksakan diri untuk mencari ide.

8. Kalah Berkali-Kali dalam Lomba Blog

Selain content placement, salah satu cara mendapatkan uang dari blogging adalah menang lomba blog. Sayangnya, hal ini pasti tidak mudah.

Tulisan itu bersifat subjektif dan pesertanya banyak. Menurutku, menang di lomba blog itu murni karena skill + luck.

Jadi, kalau baru pertama ikut lomba blog, jangan heran kalau kalah terus atau bahkan merasa kapok.

Yang terpenting adalah coba terus, pelajari tulisan pemenang, dan berikan tulisan yang terbaik!

9. Suka Dianggap "Kuli" Gratisan/Gampangan

Terakhir, saya kesal sekali kalau ada yang minta saya menulis ini itu, apalagi kalau artikel panjang, tetapi tanpa bayaran sama sekali.

"Lah kan nulis aja, gampang kan?" Ya kalau gampang kenapa gak Anda saja yang mengerjakan?

Bagi orang yang menjadikan penulis sebagai profesi, tentu hal ini sangat menyinggung mereka. Ucapan nirempati tersebut ("lah kan nulis aja, gampang kan?") tidak akan keluar kalau yang bersangkutan paham beratnya menulis.

Harapan sebagai Blogger

Mungkin saya memang masih anak ingusan jika dibandingkan blogger yang lain. Saya baru fokus menulis dua tahun yang lalu, dan akhirnya fokus jadi blogger di tahun ini, tetapi, saya cukup melihat banyak hal yang sebenarnya bisa dikoreksi dalam dunia per-blogging-an ini.

Yang paling ingin saya highlight adalah teruntuk blogger yang kesulitan dalam mendapatkan klien, kurang-kurangi melakukan predatory pricing atau dengan kata lain memasang harga serendah mungkin. Secara tidak langsung, kalian telah membangun pemikiran dan lingkungan bahwa blogging itu skill murahan, sehingga klien jadi tidak mau membayar dengan pantas. Pada akhirnya, banyak orang yang menganggap bahwa pekerjaan ini sebaiknya dilakukan sebagai part time saja.

Blogger juga manusia yang butuh makan. Memangnya tulisan dengan bayaran lima ribu rupiah per seribu kata bisa buat kalian makan apa? Snack dan gorengan yang kurang bergizi doang kan?

Yuk kita buat dunia blogging yang jauh lebih sehat bersama-sama!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun