Mohon tunggu...
Farisul Islam
Farisul Islam Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Terjebak dalam Sajak (Part 3)

24 Oktober 2022   13:59 Diperbarui: 28 Oktober 2022   18:58 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Sepasang kekasih itu berkeliling  taman dengan penuh rasa bahagia. Sebuah raut muka layaknya pengantin baru. Berbagi canda, tawa, duka, bahkan apapun itu yang bisa membuat suasana tetap pecah tidak begitu garing. Iya, dunia hanya miliki berdua. Itulah mereka yang dikalau sudah nyaman satu sama lain sehingga lupa dengan keadaan sekitar. Menurut mereka keadaan sekitar tidak lah begitu penting. Yang terpenting bagi mereka adalah mampu mengenal satu sama lain. Entah dari mana datangnya sebuah rasa yang tak menentu itu. Mereka hanya mampu berharap bahwa rasa yang mereka rasakan sekarang bukanlah sebuah euphoria belaka.

Matahari yang tadinya menghiasi dengan kesejukannya sekarang berada diposisi yang paling terik dan menyengat kepala. Menandakan bahwa sudah waktunya untuk mengakhiri pertemuan kali ini. Meskipun sengat sinarnya masih terhalang oleh dedaunan. Tapi, bagi mereka pertemuan kali ini cukup sampai disini dan cukup memupuk rasa kangen mereka. Sudah waktunya untuk menabung rindu kembali. Meskipun satu kota, tapi mereka berdua dipisahkan dengan kesibukkan mereka masing - masing.

"Mas udah mulai panas, pulang yuuuukkkk." Pinta Sasya.

"Ayuuukkk, tapi cari makan dulu yuk. Laper nih." Semacam isyarat dari Isul bahwa tak ingin secepatnya berpisah.

"Iya mas, aku juga lapar nih." Sasya pun mengiyakan.

Semacam sebuah alasan mereka berdua untuk menolak berpisah dikarenakan waktu. menyempatkan sedikit lagi dengan makan siang ditempat yang tidak begitu istimewa. Dengan makan diwarung yang sederhana mereka berdua tetap menikmati kebersamaan mereka. Karena, setelahnya mereka akan benar - benar disibukkan dengan sesuatu yang lebih prioritas. Dengan perpisahan makan siang mungkin tidak begitu buruk dilakukan mereka berdua. Itulah pendapat mereka.

"Mas aku sudah sampai rumah." Sasya memberikan pesan melalu wa.

"Iya, baru sampaikah." Balas Isul melalu chat wa.

"Iya, kalau mas?" Tambahnya Sasya.

"Udah sedari tadi sih." Jawab Isul.

"Cepet amat." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun