Mohon tunggu...
Mohammad Faris Fauzan
Mohammad Faris Fauzan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Assalamu'alaikum wr.wb. Perkenalkan nama saya Mohammad Faris Fauzan,saya berasal dari Universitas Muhammadiyah Jakarta,Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Prodi Ilmu Komukasi,Ini blog saya dan beberapa tulisan saya akan dipublikasikan disini. Dan kebetulan saya hobi membaca buku novel dan juga menulis karangan cerita fiksi. Terimakasih.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perkembangan Komunikasi Massa di Era Digital dan Tantangannya

5 Juli 2024   21:43 Diperbarui: 5 Juli 2024   22:11 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Nama: Mohammad Faris Fauzan

Kelas: I

NPM: 23010400218

Mata Kuliah: Komunikasi Massa

Dosen Pengampu: Sofia Hasna, S.I.Kom., M.A 

Perkembangan Komunikasi Massa Di Era Digital Dan Tantangannya 

Era digital telah membawa perubahan besar dalam komunikasi massa, mengubah cara kita berinteraksi, mengonsumsi, dan menyebarkan informasi. Perkembangan teknologi komunikasi, kemudahan akses internet, dan penyebaran media sosial yang luas semuanya telah menciptakan lanskap media yang dinamis dan kompleks. Namun, untuk tetap relevan, efisien, dan bertanggung jawab, komunikasi massa harus mengatasi sejumlah masalah. 

Perubahan Lanskap Media dan Disrupsi Model Bisnis

Salah satu perubahan paling mencolok adalah Perubahan dalam lingkungan media. Media tradisional, seperti surat kabar dan majalah cetak, menghadapi kesulitan untuk bertahan hidup di tengah gempuran media digital. Banyak orang, terutama generasi muda, menggunakan platform online, portal berita, blog, dan media sosial untuk mendapatkan informasi. .

Model bisnis industri media juga berubah. Bisnis media harus mencari cara lain untuk mendapatkan uang karena penurunan pendapatan dari iklan di media cetak dan persaingan yang ketat di industri digital. Sementara yang lain bergantung pada iklan digital dan kemitraan konten, yang lain menggunakan sistem langganan berbayar.

Opini: Saya berpendapat bahwa Media digital memungkinkan akses yang lebih luas dan cepat ke informasi, tetapi kualitas konten seringkali dikorbankan oleh kecepatan dan sensasionalisme. Media massa perlu menemukan keseimbangan antara kecepatan dan akurasi, serta mempertahankan integritas jurnalistik di tengah tekanan komersial. 

Studi Kasus: Salah satu contoh disrupsi model bisnis adalah kasus New York Times. Surat kabar terkenal ini berkembang menjadi perusahaan media digital yang menguntungkan dengan model langganan berbayar. Keberhasilan ini tidak lepas dari tantangan, seperti menjaga standar jurnalisme investigatif yang mahal di tengah tuntutan untuk menghasilkan konten yang menarik bagi konsumen. 

Tantangan Etika Jurnalistik dan Disinformasi

Dengan berkembangnya teknologi digital, ada tantangan baru untuk menjaga standar jurnalistik. Penyebaran hoax dan disinformasi membahayakan masyarakat. Media massa sangat bertanggung jawab untuk memerangi hoaks dan memastikan bahwa informasi yang disampaikan akurat, berimbang, dan dapat dipercaya.

Selain itu, algoritma media sosial yang mempersonalisasi konten dapat membuat "filter bubble" atau "echo chamber" yang memungkinkan pengguna melihat informasi hanya sesuai dengan perspektif mereka. Ini dapat mempersempit pandangan, memperkuat polarisasi, dan menghambat percakapan masyarakat yang konstruktif. 

Opini: Saya yakin bahwa literasi media yang kuat sangat penting untuk mengatasi disinformasi. Masyarakat harus dididik untuk dapat membedakan informasi yang benar dari yang salah. Mereka juga harus dididik untuk menjadi kritis terhadap sumber informasi dan alasan di baliknya. 

Studi Kasus: Pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 2016 menjadi contoh nyata bagaimana disinformasi dapat mempengaruhi opini publik dan proses demokrasi. Penyebaran berita palsu melalui media sosial menjadi perhatian serius dan memicu perdebatan tentang peran platform teknologi dalam memerangi disinformasi.

Peluang & Tanggung Jawab di Era Digital

Meskipun tantangannya besar, era digital juga membuka peluang baru dalam komunikasi massa. Media massa dapat memanfaatkan teknologi untuk menjangkau audiens yang lebih luas, berinteraksi secara langsung dengan pembaca, dan menyajikan konten yang lebih menarik dan interaktif.

Namun, peluang ini juga disertai dengan tanggung jawab yang besar. Media massa harus tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip jurnalisme yang independen, akurat, dan berimbang. Kolaborasi antara media massa, pemerintah, platform teknologi, dan masyarakat sipil sangatlah penting dalam menciptakan lingkungan komunikasi massa yang sehat, bertanggung jawab, dan bermanfaat bagi masyarakat.

Daftar Pustaka

Fachruddin, A. (2019). Journalism Today. Kencana. 

Halim, S. Dokumenter & Jurnalisme: Peluang dan Tantangan di Era Digital. 

Priandono, T. E. (2023). Jurnalisme Radio di Era Digital: Tranformasi dan Tantangan. Masyarakat Indonesia, 44(1), 61-74. 

West, Richard & Lynn H. Turner. (2008). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun