Nama: Mohammad Faris Fauzan
Kelas: I
NPM: 23010400218
Mata Kuliah: Komunikasi Massa
Dosen Pengampu: Sofia Hasna, S.I.Kom., M.AÂ
Perkembangan Komunikasi Massa Di Era Digital Dan TantangannyaÂ
Era digital telah membawa perubahan besar dalam komunikasi massa, mengubah cara kita berinteraksi, mengonsumsi, dan menyebarkan informasi. Perkembangan teknologi komunikasi, kemudahan akses internet, dan penyebaran media sosial yang luas semuanya telah menciptakan lanskap media yang dinamis dan kompleks. Namun, untuk tetap relevan, efisien, dan bertanggung jawab, komunikasi massa harus mengatasi sejumlah masalah.Â
Perubahan Lanskap Media dan Disrupsi Model Bisnis
Salah satu perubahan paling mencolok adalah Perubahan dalam lingkungan media. Media tradisional, seperti surat kabar dan majalah cetak, menghadapi kesulitan untuk bertahan hidup di tengah gempuran media digital. Banyak orang, terutama generasi muda, menggunakan platform online, portal berita, blog, dan media sosial untuk mendapatkan informasi. .
Model bisnis industri media juga berubah. Bisnis media harus mencari cara lain untuk mendapatkan uang karena penurunan pendapatan dari iklan di media cetak dan persaingan yang ketat di industri digital. Sementara yang lain bergantung pada iklan digital dan kemitraan konten, yang lain menggunakan sistem langganan berbayar.
Opini: Saya berpendapat bahwa Media digital memungkinkan akses yang lebih luas dan cepat ke informasi, tetapi kualitas konten seringkali dikorbankan oleh kecepatan dan sensasionalisme. Media massa perlu menemukan keseimbangan antara kecepatan dan akurasi, serta mempertahankan integritas jurnalistik di tengah tekanan komersial.Â
Studi Kasus: Salah satu contoh disrupsi model bisnis adalah kasus New York Times. Surat kabar terkenal ini berkembang menjadi perusahaan media digital yang menguntungkan dengan model langganan berbayar. Keberhasilan ini tidak lepas dari tantangan, seperti menjaga standar jurnalisme investigatif yang mahal di tengah tuntutan untuk menghasilkan konten yang menarik bagi konsumen.Â
Tantangan Etika Jurnalistik dan Disinformasi
Dengan berkembangnya teknologi digital, ada tantangan baru untuk menjaga standar jurnalistik. Penyebaran hoax dan disinformasi membahayakan masyarakat. Media massa sangat bertanggung jawab untuk memerangi hoaks dan memastikan bahwa informasi yang disampaikan akurat, berimbang, dan dapat dipercaya.
Selain itu, algoritma media sosial yang mempersonalisasi konten dapat membuat "filter bubble" atau "echo chamber" yang memungkinkan pengguna melihat informasi hanya sesuai dengan perspektif mereka. Ini dapat mempersempit pandangan, memperkuat polarisasi, dan menghambat percakapan masyarakat yang konstruktif.Â
Opini: Saya yakin bahwa literasi media yang kuat sangat penting untuk mengatasi disinformasi. Masyarakat harus dididik untuk dapat membedakan informasi yang benar dari yang salah. Mereka juga harus dididik untuk menjadi kritis terhadap sumber informasi dan alasan di baliknya.Â
Studi Kasus: Pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 2016 menjadi contoh nyata bagaimana disinformasi dapat mempengaruhi opini publik dan proses demokrasi. Penyebaran berita palsu melalui media sosial menjadi perhatian serius dan memicu perdebatan tentang peran platform teknologi dalam memerangi disinformasi.
Peluang & Tanggung Jawab di Era Digital
Meskipun tantangannya besar, era digital juga membuka peluang baru dalam komunikasi massa. Media massa dapat memanfaatkan teknologi untuk menjangkau audiens yang lebih luas, berinteraksi secara langsung dengan pembaca, dan menyajikan konten yang lebih menarik dan interaktif.
Namun, peluang ini juga disertai dengan tanggung jawab yang besar. Media massa harus tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip jurnalisme yang independen, akurat, dan berimbang. Kolaborasi antara media massa, pemerintah, platform teknologi, dan masyarakat sipil sangatlah penting dalam menciptakan lingkungan komunikasi massa yang sehat, bertanggung jawab, dan bermanfaat bagi masyarakat.
Daftar Pustaka
Fachruddin, A. (2019). Journalism Today. Kencana.Â
Halim, S. Dokumenter & Jurnalisme: Peluang dan Tantangan di Era Digital.Â
Priandono, T. E. (2023). Jurnalisme Radio di Era Digital: Tranformasi dan Tantangan. Masyarakat Indonesia, 44(1), 61-74.Â
West, Richard & Lynn H. Turner. (2008). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H