Mohon tunggu...
Farisi Abdul Aziz
Farisi Abdul Aziz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Mahasiswa Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat di IPB University

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Penyumbang PAD Pariwisata Terbesar Kabupaten Banjarnegara, Darurat Sampah!

22 Juli 2024   09:00 Diperbarui: 22 Juli 2024   09:02 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Farisi Abdul Aziz

Desa Dieng Kulon merupakan desa yang terletak di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dengan pemandangan bentang alam yang menawan sehingga menjadi destinasi wisata yang disukai oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Jumlah wisatawan yang datang ke desa ini setiap minggunya mencapai 5.000 hingga 6.000 orang. Berdasarkan penuturan mantan Kepala Desa Dieng Kulon Slamet Boediono, jumlah pemasukan yang disumbangkan oleh desa tersebut dari pariwisata untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Banjarnegara mencapai Rp20 miliar pada tahun 2023.

"Pendapatan pariwisata sekitar Rp 20 miliar dalam satu tahun, maka dari itu tahun ini ditargetkan untuk mencapai Rp23 miliar dan tahun depan Rp 28 miliar", ujar Slamet Boediono.

Dibalik indahnya pariwisata di Desa Dieng Kulon yang menjadi andalan dari Kabupaten Banjarnegara, ternyata tersimpan kisah memilukan terkait besarnya angka produksi sampah. Jumlah sampah yang diproduksi di Desa Dieng Kulon dapat mencapai angka 20 ton atau lebih di setiap minggunya dan meningkat pada saat musim liburan dan event-event besar. 

"Satu minggu tidak kurang dari 20 ton sampah, seandainya ada timbangan yakin tidak kurang dari 20 ton sampah",ungkap Mad Jabidin selaku ketua TPST Dewanata.

Photo by Farisi Abdul Aziz
Photo by Farisi Abdul Aziz

Dalam menangani permasalahan sampah ini, Desa Dieng Kulon mengambil inisiasi melalui pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Dewanata. Disampaikan oleh ketua TPST Dewanata, Mad Jabidin, pendirian TPST Dewanata diinisiasi pada Maret 2023 oleh Slamet Boediono saat masih menjabat sebagai Kepala Desa Dieng Kulon. 

Pendirian TPST ini didasari oleh keresahan akibat penumpukan sampah yang tidak terkelola dengan baik. Selain itu, berdirinya TPST Dewanata juga diharapkan dapat menjadi penunjang Desa Dieng Kulon sebagai desa wisata yang terjaga setiap sektornya, termasuk lingkungan. 

"Salah satu cara untuk menunjang desa wisata agar dapat bertahan dengan baik dan sebagainya, semua sektor harus dikaji, dan salah satu kajian saya adalah desa ini semakin ramai tetapi tidak punya tempat untuk pembuangan sampah, hal tersebut menjadi sebuah masalah", tutur Slamet Boediono.

Kegiatan yang dilakukan oleh TPST Dewanata meliputi kegiatan pengambilan dan pemilahan sampah, penjualan sampah anorganik, serta saat ini TPST Dewanata sedang mengupayakan pembuatan pupuk organik padat dan pupuk organik cair, dan pembuatan biosolar yang berbahan dasar sampah plastik. 

Selama hampir satu setengah tahun berdiri, TPST Dewanata mendapat banyak dukungan yang hadir dari berbagai pihak. Perhutani memberikan bantuan berupa lahan yang dijadikan sebagai tempat berdirinya TPST Dewanata. Selain Perhutani, PT Geo Dipa Energi (Persero) juga memberikan bantuan berupa pembuatan bangunan sejenis hanggar untuk TPST Dewanata, pembiayaan upah pekerja TPST Dewanata pada awal berdirinya TPST Dewanata, pemberian tabung untuk pengolahan pupuk organik cair, dan pembiayaan pembuatan mesin biosolar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun