Mohon tunggu...
Faris Dwi Ristian
Faris Dwi Ristian Mohon Tunggu... Guru - Sebagai pendidik disalah satu sekolah negeri yang ada di Jawa Timur

Jangan menyerah dan selalu kuat, karena kehidupan terkadang berjalan tidak sesuai keinginan. Dan menyadari bahwa dengan usaha dan kerja keraslah yang akan membuat rasa pencapaian itu ada.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Eksistensi Stasiun Kereta Api Pasirian pada Masa Pendudukan Jepang

11 Desember 2023   05:21 Diperbarui: 11 Desember 2023   07:55 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Museum Brawijaya Malang (anak-anak kecil sedang berhormat  dengan pimpinan tentera Jepang)

PERGERAKAN JEPANG

Penduduk Jepang di wilayah jajahan sekutu seperti  Vietnam, Laos dan Kamboja, ini memberikan dampak kepada Jepang dengan di embargo minyak bumi oleh pihak sekutu. Jepang mulai berani menyerang armada Pasifik Amerika yakni Pearl Harbour yang terletak di Kepulauan Hawai pada tanggal 7 desember 1941.  

Pada tanggal 8 Desember 1941 kongres Amerika serikat mengeluarkan kesepakatan untuk perang melawan Jepang, dengan ini seluruh kelompok sekutu yang terdiri dari negara Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Belanda, Uni Soviet, Polandia, Australia dan Pemerintahan Nasionalis Republik Tiongkok. 

Garis besar pelaksanaan pemerintahan militer di wilayah pendudukan Jepang diputuskan pada tanggal 14 Maret 1942 (Ken’ichi Goto: 254). Pendudukan Jepang pada wilayah Lumajang tidak lepas dari peran para pengusaha Jepang yang bergerak sebagai pedagang toko. 

Para perwira Jepang ex usahawan Jepang yang sudah datang bertahun-tahun di wilayah lumajang: pemilik toko Jepang di Desa Dawuhan Wetan, Jatiroto dan pemilik toko TOSHIMA di kota Lumajang. Sudah barang tentu mereka tahu betul objek vital dari Belanda (Sejarah Pemerintahan Kabupaten Lumajang: 98). 

Dengan strategi ini Jepang sudah bertahun-tahun ada di wilayah yang akan diduduki dengan menyamar sebagai pedagang dan wilayah Lumajang sangat mudah dikuasai dari tangan Belanda.

EKSISTENSI STASIUN KERETA API PASIRIAN

Pada sebelum Tokoh yang menjadi pemegang kunci sukses jalur kereta api tersebut adalah David Maarschalk, mantan perwira Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger (KNIL), yang kemudian beralih profesi menjadi teknisi perkeretaapian. 

Bersama Johannes Groll sebagai rekan sejawatnya yang juga ditunjuk oleh Belanda menjadi petinggi SS (Staats Spoorwegen), Maarschalk adalah Kepala Jawatan SS (Staats Spoorwegen) yang pertama. 

Pendudukan Jepang di Hindia- Belanda tahun 1942, SS (Staats Spoorwegen) yang bergerak pada perkeretaapian diganti menjadi Rukuyu Sokyoku (Dinas Kereta api Jepang). 

Dampak pendudukan Jepang pada perkeretaapian mulai melibatkan para penduduk lokal diberikan latihan seperti:  (Kurenzyo) Kursus Rendahan, (Kyushu-zyo) kursus menengah dan (Shonim) pegawai kelas tinggi. Jepang membuat sekolah tinggi kereta api atau Cho Kyo Syu Syo yang ada di Bandung dengan lama pendidikan satu tahun (Heritage.kai.id). 

Sumuber: Leiden University Libraries Digital Collections:KITLV 19335 (Jalur kereta api diatas sungai Moedjoer pada masa Hinda-Belanda)
Sumuber: Leiden University Libraries Digital Collections:KITLV 19335 (Jalur kereta api diatas sungai Moedjoer pada masa Hinda-Belanda)

Wilayah Lumajang juga mengalami perubahan ketika pendudukan Jepang dikarenakan terkenal sumber daya alam melimpah dan wilayah sebelah selatan langsung berbatasan dengan samudra Hindia dan wilayah Australia yang masuk dalam golongan sekutu.  

Jepang menganggap bahwa wilayah Lumajang terutama Pasirian merupakan wilayah yang sangat penting untuk pertahanan militer untuk serangan sekutu dari wilayah Australia. 

Pemerintahan Lumajang dirubah khusus pada daerah Pasirian (Gun) ini dapat diartikan dengan distrik atau kawadanan   membawahi  Tempeh dan Candipuro. 

Wilayah Pasirian di bagian Selatan yang berbatasan dengan Samudra Hindia dan Australia. Letak geografis wilayah pasirian memberikan nilai lebih pada pendudukan Jepang. 

Eksisten stasiun pasirian pada masa Hindia-Belanda yang dianggap sangat penting untuk kegiatan perkebunan dan alat transportasi para pengusaha perkebunan untuk mengontrol wilayah  perkebunannya di wilayah Pasirian. 

Stasiun Pasirian pada masa penduduk Jepang mulai mengalami  pergeseran fungsi namun tetap dianggap penting bagi Jepang untuk mendukung proyek-proyek pertahanan untuk melawan sekutu di wilayah Pasirian.

Stasiun kereta api Pasirian mulai difungsikan untuk kepentingan militer Jepang dan mobilisasi para tenaga kerja untuk membangun proyek pertahanan Jepang. 

Pembuat bunker Jepang yang di area atas gunung tambo, puncak rangga dan daerah sekitar pantai bambang serta pantai Watu Pecak memerlukan tenaga dan bahan cor semen yang dipastikan bahan tersebut bukan dari Lumajang melain dari luar kota, dengan ini kereta api merupakan alat angkutan paling efisien dalam skala besar untuk mengangkut barang. 

Pada masa pendudukan Jepang kerja paksa yang disebut dengan romusha. Pelibatan romusha dari luar daerah pasti dimungkinkan untuk membangun proyek militer Jepang yang tidak mudah terutama membuat bunker diatas gunung dan dengan raung bilik mulai dari ruang-ruang sesuai standar Jepang, begitu juga dengan yang dekat pantai bambang, pantai Watu Pecak dan PLTA di dekat gunung gajah mungkur.

Romusha yang datang di Lumajang dengan skala besar ada kemungkinan menggunakan kereta api dan mobilitas  besar-besar dengan turun di stasiun kereta api Pasirian.

sumber: Museum Brawijaya Malang (anak-anak kecil sedang berhormat  dengan pimpinan tentera Jepang)
sumber: Museum Brawijaya Malang (anak-anak kecil sedang berhormat  dengan pimpinan tentera Jepang)
Dalam pembangunan proyek pertahan Jepang di daerah selatan pasirian terutama dalam bunker romusha setiap hari rata-rata 20 orang yang mati mengenaskan (Aminudin Aziz & Joko Pramono, 2007: 23), dari sini memberikan gambaran untuk mobilisasi romusha dari luar daerah Lumajang  untuk masuk di wilayah pasirian dipastikan sebagian besar menggunakan alat transportasi kereta api. 

Pada masa penduduk Jepang Stasiun kereta api Pasirian tetap menunjukan eksistensi untuk kegunaannya sebagai alat transportasi tapi berorientasi pada kepentingan perang Jepang. 

Stasiun kereta api pasirian dengan pergeseran fungsi juga memberikan dampak berkelanjutan mulai dari sistem operasional secara keseluruhan dari kereta api mulai tidak berlakunya jadwal pemberangkatan kereta api yang sudah di jalan pada masa Hindia-Belanda  Jepang berfokus pada kepentingan militer untuk berperang melawan sekutu. 

Akhirnya Jepang pada tanggal 6 dan 9 agustus 1945 dibom atom oleh pihak Amerika Serikat blok sekutu, dengan ini apa perkiraan Jepang dengan dibangunnya pertahanan militer di wilayah Pasirian tidak digunakan sama sekali, Jepang kalah dalam perang melawan sekutu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun