Dalam pembangunan proyek pertahan Jepang di daerah selatan pasirian terutama dalam bunker romusha setiap hari rata-rata 20 orang yang mati mengenaskan (Aminudin Aziz & Joko Pramono, 2007: 23), dari sini memberikan gambaran untuk mobilisasi romusha dari luar daerah Lumajang  untuk masuk di wilayah pasirian dipastikan sebagian besar menggunakan alat transportasi kereta api.Â
Pada masa penduduk Jepang Stasiun kereta api Pasirian tetap menunjukan eksistensi untuk kegunaannya sebagai alat transportasi tapi berorientasi pada kepentingan perang Jepang.Â
Stasiun kereta api pasirian dengan pergeseran fungsi juga memberikan dampak berkelanjutan mulai dari sistem operasional secara keseluruhan dari kereta api mulai tidak berlakunya jadwal pemberangkatan kereta api yang sudah di jalan pada masa Hindia-Belanda  Jepang berfokus pada kepentingan militer untuk berperang melawan sekutu.Â
Akhirnya Jepang pada tanggal 6 dan 9 agustus 1945 dibom atom oleh pihak Amerika Serikat blok sekutu, dengan ini apa perkiraan Jepang dengan dibangunnya pertahanan militer di wilayah Pasirian tidak digunakan sama sekali, Jepang kalah dalam perang melawan sekutu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H