Mohon tunggu...
Farisa Addin Pangesti
Farisa Addin Pangesti Mohon Tunggu... Freelancer - An overthinker

Kita harus berpikir, tapi semua jangan keburu dipikir.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Perayaan

10 Maret 2020   21:58 Diperbarui: 10 Maret 2020   22:30 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah apa yang menimpamu? Kau baru saja berkelahi? Dikeroyok?"

Dua siluet yang saling memapah itu pun masuk, salah satu dari mereka, entah itu kau atau temanmu, berdiri menopang tubuh dengan tangan menyentuh dinding.

Aku pun segera menghidupkan saklar lampu.

Dapat kulihat jelas kau yang mabuk tengah berciuman dengan seseorang. Yang lebih mengejutkan, orang itu adalah pria yang pernah kutemui di halte.

"Kau..." aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Kalian terkejut. Tapi aku lebih terkejut.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Aku terkekeh, namun air mataku sudah tak tertampung lagi. Aku mengambil tasku dan hendak pergi jika saja kau tak menahan lenganku.

"Tolong, kau adalah teman terbaikku. Jangan beritahu siapa-siapa."

Aku tertawa semakin keras. Oh iya, lima tahun ini kita kan cuma berteman.

Kutepis genggamanmu dan kuperhatikan sejenak pria di sampingmu itu. Ah, aku ingat sekarang. Aku pernah melihatnya di album fotomu.

Aku ingin mual. Aku pun berlari keluar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun