Pengembangan EmpatiÂ
Pengalaman lapar yang terasa selama puasa menyadarkan penulis terhadap realitas kebutuhan dasar. Ini tidak hanya tentang menahan diri, melainkan juga tentang mengembangkan empati. Puasa membentuk penulis menjadi mahasiswa yang lebih peka terhadap kesulitan sesama. Dengan begitu, setiap langkah dan usaha yang diambil tidak hanya menguntungkan diri sendiri, tetapi juga membawa manfaat bagi orang lain di sekitar.
Kesehatan mental dan EmosionalÂ
Puasa Senin Kamis membawa dampak positif pada kesehatan mental dan emosional. Pengalaman spiritual ini membantu penulis mengelola stres dengan lebih baik dan menemukan keseimbangan holistik dalam kehidupan kampus yang dinamis. Sikap positif terhadap kesehatan mental mempengaruhi interaksi sosial, menciptakan hubungan yang lebih positif dan memperkaya pengalaman hidup di kampus.
Puasa Senin Kamis bukanlah sekadar praktik keagamaan, tetapi sebuah perjalanan pribadi yang membentuk sikap positif dan karakter mahasiswa. Melalui pengendalian diri, fokus, dimensi spiritual, empati, dan kesehatan mental, penulis merasakan perubahan mendalam dalam diri sebagai mahasiswa. Puasa telah menjadi sarana tidak hanya untuk menggali makna lebih dalam terhadap kehidupan, tetapi juga membentuk fondasi yang kokoh bagi pembentukan sikap positif dan kesejahteraan.Â
Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah psikoterapi islam program studi S1 Psikologi Universitas'Aisyiyah Yogyakarta. Penulisan dalam artikel ini melibatkan tiga rekan mahasiswa yang masing-masing bernama Farisa Aqila, Muhgidzah Nur Zam Zami Tagintina dan Meri Ary Saputri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H