akademisi dan intelektual harus bekerja sama dengan pemerintah, sektor swasta dan organisasi masyarakat sipil untuk mengembangkan solusi yang holistik dan berkelanjutan terhadap masalah-masalah sosial dan ekonomi. Kolaborasi ini memungkinkan mereka untuk membangun kemitraan yang kuat dan saling menguntungkan guna meningkatkan efektivitas dan dampak dari upaya pemberdayaan ekonomi dan sosial.
Dalam era ekonomi liberal yang gejolak, filantropi Islam telah menjadi kekuatan yang signifikan dalam membentuk masyarakat yang lebih adil, berdaya, dan berkelanjutan. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip Islam ke dalam praktik ekonomi, filantropi Islam tidak hanya memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, tetapi juga memberdayakan mereka untuk meraih kemandirian dan keberlangsungan. Melalui zakat, sedekah, waqaf, dan resistensi terhadap dominasi kapitalis, filantropi Islam menawarkan paradigma alternatif yang mampu menantang hegemoni kapitalis dan membangun masyarakat yang lebih berkeadilan dan berdaya. Dengan kolaborasi dan kemitraan yang kuat, filantropi Islam memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan positif yang merata dan berkelanjutan bagi semua lapisan masyarakat.Â
Dalam keseluruhan, tanggung jawab akademisi dan kaum intelektual dalam menghadapi dinamika antara kapitalisme ekonomi liberal dan peran filantropi Islam sebagai alternatif pemberdayaan sangatlah penting. Mereka harus memainkan peran yang proaktif dalam membangun masyarakat yang lebih adil, berdaya, dan berkelanjutan, serta menjadi motor penggerak perubahan menuju sebuah sistem ekonomi yang lebih inklusif dan manusiawi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H