Mohon tunggu...
Farika Dewi
Farika Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - 21107030069

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga "Pikiran negatif tidak akan pernah memberimu kehidupan yang positif"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wisata Kreatif Kampung Warna-warni Jodipan

20 Mei 2022   11:02 Diperbarui: 20 Mei 2022   11:25 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak kalah dengan Surabaya, Malang kini memiliki wisata yang tak kalah menarik. Wisata kali ini memiliki keunikan tersendiri. Kota Malang menjadi salah satu kota yang dikenal dengan potensi alamnya yang sangat menakjubkan dengan didukung udara yang sejuk serta diapit beberapa gunung.

Sehingga daerah ini memiliki potensi wisata local yang perlu sekali dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baiks ecara ekonomi maupun non ekonomi.

Hal ini membuat banyak sekali wisatawan domestic maupun mancanegara yang berlomba-lomba datang untuk menikmati pariwisatanya.

Tak hanya obyek wisata alam yang menarik, namun di Kota Malang juga terdapat obyek wisata baru yang cukup menarik para wisatawan untuk mengunjunginya yaitu Kampung Warna-Warni Jodipan dan Tridi. 

Kampung warna-warni Jodipan dan Tridi ini menjadi salah satu tempat favorit bagi pendatang di kota Malang. Kampung Jodipan merupakan kampung kumuh padat penduduk berolaksi di bawah jembatan dan di sepanjang aliran sungai Brantas, sekitar rel kereta api.

Awal mula kampung Jodipan berubah menjadi Kampung Warna Warni merupakan gagasan dari sekelompok mahasiswa Program Studi Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang diberi nama Guys Pro Komunikasi UMM.

Perubahan Kampung Jodipan menjadi Kampung Wara-warni Jodipan disambut hangat oleh masyarakat setempat melalui berbagai partisipasi yang mereka lakukan.

Kampung Jodipan atau yang saat ini lebih dikenal dengan julukan Kampung Warna-warni Jodipan (KWJ) merupakan salah satu pemukiman padat penduduk yang dahulu memili beberapa permasalahan dalam lingkungannya.

Permasalahan-permasalahan yang terjadi di pemukiman tersebut antara lain adalah kurangnya kesadaran masyarakat sendiri akan masalah sanitasi dan sampah yang kemudian menjadikan kampung tersebut dikenal sebagai kampung kumuh. 

Permukiman kawasan kumuh di Kelurahan Jodipan termasuk dalam kategori kumuh sedang, dengan permasalahan utama kawasan kumuh adalah kondisi fisik hunian, sanitasi, drainase, kepadatan penduduk, dan kepadatan bangunan.

Guys Pro merupakan salah satu kelompok Public Relation Ilmu Komunikasi (UMM) yang merintis merubah permukiman Jodipan dimana semula tampah kumuh menjadi kawasan yang indah dan nan elegan. Adanya hal seperti itu memancing kreativitas mahasiswa sendiri. Mereka memiliki ide kreatif untuk merubah image kumuh kawasan Jodpan.

Berdasarkan kondisi geografi, kawasan Jodipan sangat cocok yakni dengan lahan yang miring, letak rumah di bawah jembatan sehingga kelihatan dari jalan besat, dan jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain sangat padat menginspirasi para Guys Pro untuk menciptakan kawasan Kickstater Rio De Janeiro ala Indonesia.

Adanya hal tersebut membuat warga Jodipan lebih peduli terhadap lingkungan sehingga teripta lingkungan yang bersih, indah, nyaman, dan berwarna.

Selain itu, perubahan Kampung Jodipajn menjadi Kampung Warna-warni mendapatkan respon yang positif oleh Pemerintah. Walaupun awalnya Kampung Warna-warni tidak dikonsepkan untuk destinasi wisata dan terancam akan digusur oeh pemerintah, namun faktanya bahwa hingga saat ini Walikota Malang justru menetapkan kampung Jodipan di bantaran sungai Brantas menjadi obyek wisata. Peresmian Kampung Jodipan diresmikan pada tanggal 04 September 2016 oleh Walikota Malang sebagai Kampung Warna-warni.

Berawal dari perubahan warna dinding, jalan, tangga serta genting permukiman di bawah jembatan Kali Brantas memberikan dampak yang positif. Kampung yang awalnya kumuh berubah drastic menjadi kampung Warna-warni hingga menjadi alternatif wisata baru bagi wisatawan.

Bangunan-bangunan diwarnai dengan Bergama warna seperti kuning, biru, merah, pink, dan hijau. Tak hanya itu, Kampung Jodipan juga dihiasi dengan penyajian gambar-gambar mural, yaitu icon singa arema warna-warni, vector warna-warni, hingga tangga warna-warni.

dokpri
dokpri

View yang dihadirkan oleh Kampung Warna-warni Jodipan mampu menghadirkan kampung sebagai wisata yang unik, warna-warna cat yang mencolok menyita pandangan mata, sehingga membuat kawasan Jodipan menjadi obyek wisata foto selfie yang menarik bagi siapa saja.

Adapun beberapa view menarik yang dihadirkan dari letak geografis Jodipan ini, yaitu: (1) view jembatan buk glluduk embong brantas, (2) view luntasan rel kereta api, (3) view sungai DAS Brantas, dan (4) view kampung Tridi yang berada tepat di seberang kampung Warna-warni.

Kehadiran kampung wisata warna-warni memberikan perubahan yang baik bagi warga Jodipan. Adanya Kampung Warna-warni Jodipan ini mampu meningkatkan pendapatan penduduk Jodipan.

Pendapatan baru masyarakat setempat cara mengelola tiket masuk, mengelola parkir pengunjung, membuka warung makan serta membuka kios oleh-olej/kerajinan khas malang. Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Kampung Warna-warni Jodipan hanya membeli tiket seharga Rp 5.000/orang saja. Cukup murah bukan.

Dampak besar yang dihasilkan dengan adanya perubahan Kampung Jodipan menjadi Kampung Warna-warni Jodipan, yaitu:

1. Perubahan pola pandang terhadap kebersihan

Sebelum adanya perubahan kampung wisata warga Jodipan dapat dikatakan hampir sama seperti kehidupan normal masyarakat pada umumnya. Hanya saja dalam segi kebersihan, pekerjaan, penataan ruang, serta pola pikir yang telah mengalami perubahan sangat signifikan menuju kearah yang lebih baik. Ketegasan dari pihak ketua RW juga memberikan pengaruh yang luar biasa untuk mengatasi permasalahan sampah.

Dimana dengan adanya pemberian reward berupa pembebasan iuran wajib bagi kampung berupa pebebasan iuran kematian, iuran kebersihan, dan lain-lain bagi masyarakat yang berhenti membuang sampah sembarangan. Di situlah masyarakat mulai belajar untuk menjaga kebersihan khususnya disekitar rumah mereka masing-masing.

2. Mempererat kebersamaan sesama warga Kampung Jodipan

Walaupun setelah terjadi perubahan menjadi Kampung Warna-warni, tetapi sebelum terjadi perubahan pun kehiduoan masyarakat patutu diacungi jempol, hal tersebut tidak lain karena rasa kebersamaan dan gotong-royong yang dimiliki masyarakat sangat tinggi.

Selain itu, dapat idlihat juga dari awal rencana pewarnaan Kampung Warna-warni Jodipan, dimana masyarakat menyambut dengan tangan terbuka tanpa adanya protes, bahkan hampir semua warga antusias dan saling membantu pada proses pengecatan di kampung mereka. Pada saat kerja bakti tidak ada warga yang saling iri, semua saling bekerja sama.

3. Kesadaran akan pentingnya pendidikan

Dapat diketahui bahwa biasanya masyarakat yang hidup di daerah pinggiran atau daerah perkampungan yang kumuh merupakan orang-orang dengan pendidikan yang tidak tinggi. Hal itu dapat disebabkan karena permasalahan perekonomian yang menyebabkan mereka kesulitan untuk melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi.

Namun setelah adanya perubahan kampung Jodipan menjadi kampung wisata setidaknya pola piker warga sudah mulai sedikiti terbuka. Dimana masyarakat sudah mulai berpikir bahwa pendidikan itu sangatlah penting.

Hal tersebut karena faktor banyak wisatawan yang datang adalah mahasiswa dan juga ada warga negara asing. Sehingga masyarakat mulai sering berkomunikasi dengan mahasiswa, yang membuat cara berpikir mereka mengenai Pendidikan pun mulai diubah. Nah dari situlah keinginan untuk memperbaiki kehidupan dan memperoleh Pendidikan dengan lebih baik dan layak mulai terpikirkan.

Wah bagaimana? Sangat menginspirasi diri kita sendiri bukan? Bahwa perubahan yang baik akan memberikan dampak yang baik juga. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun