Mohon tunggu...
Farika Dewi
Farika Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - 21107030069

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga "Pikiran negatif tidak akan pernah memberimu kehidupan yang positif"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wisata Kreatif Kampung Warna-warni Jodipan

20 Mei 2022   11:02 Diperbarui: 20 Mei 2022   11:25 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendapatan baru masyarakat setempat cara mengelola tiket masuk, mengelola parkir pengunjung, membuka warung makan serta membuka kios oleh-olej/kerajinan khas malang. Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Kampung Warna-warni Jodipan hanya membeli tiket seharga Rp 5.000/orang saja. Cukup murah bukan.

Dampak besar yang dihasilkan dengan adanya perubahan Kampung Jodipan menjadi Kampung Warna-warni Jodipan, yaitu:

1. Perubahan pola pandang terhadap kebersihan

Sebelum adanya perubahan kampung wisata warga Jodipan dapat dikatakan hampir sama seperti kehidupan normal masyarakat pada umumnya. Hanya saja dalam segi kebersihan, pekerjaan, penataan ruang, serta pola pikir yang telah mengalami perubahan sangat signifikan menuju kearah yang lebih baik. Ketegasan dari pihak ketua RW juga memberikan pengaruh yang luar biasa untuk mengatasi permasalahan sampah.

Dimana dengan adanya pemberian reward berupa pembebasan iuran wajib bagi kampung berupa pebebasan iuran kematian, iuran kebersihan, dan lain-lain bagi masyarakat yang berhenti membuang sampah sembarangan. Di situlah masyarakat mulai belajar untuk menjaga kebersihan khususnya disekitar rumah mereka masing-masing.

2. Mempererat kebersamaan sesama warga Kampung Jodipan

Walaupun setelah terjadi perubahan menjadi Kampung Warna-warni, tetapi sebelum terjadi perubahan pun kehiduoan masyarakat patutu diacungi jempol, hal tersebut tidak lain karena rasa kebersamaan dan gotong-royong yang dimiliki masyarakat sangat tinggi.

Selain itu, dapat idlihat juga dari awal rencana pewarnaan Kampung Warna-warni Jodipan, dimana masyarakat menyambut dengan tangan terbuka tanpa adanya protes, bahkan hampir semua warga antusias dan saling membantu pada proses pengecatan di kampung mereka. Pada saat kerja bakti tidak ada warga yang saling iri, semua saling bekerja sama.

3. Kesadaran akan pentingnya pendidikan

Dapat diketahui bahwa biasanya masyarakat yang hidup di daerah pinggiran atau daerah perkampungan yang kumuh merupakan orang-orang dengan pendidikan yang tidak tinggi. Hal itu dapat disebabkan karena permasalahan perekonomian yang menyebabkan mereka kesulitan untuk melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi.

Namun setelah adanya perubahan kampung Jodipan menjadi kampung wisata setidaknya pola piker warga sudah mulai sedikiti terbuka. Dimana masyarakat sudah mulai berpikir bahwa pendidikan itu sangatlah penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun