Mohon tunggu...
farih khoirulhuda
farih khoirulhuda Mohon Tunggu... Full Time Blogger - official account farih

official laman farih

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

240 Ribu Kredensial Bocor dari Pemerintah Indonesia

20 April 2022   20:04 Diperbarui: 20 April 2022   21:11 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hacker. Dok: militarytimes.com

Zona penguasa Indonesia jadi jawara kebocoran informasi tipe informasi Dark Tracer suku tahun 1 2022. Dengan keseluruhan kebocoran 240. 000 kredensial dari 849. 859 kredensial yang bocor, hingga persentase kredensial yang diperoleh dari malware yang menginfeksi pc korbannya di Indonesia merupakan 28% dari keseluruhan kredensial yang bocor.

Sebaliknya bila di amati dari bagian daerah serta subdomain yang bocor, dari 15. 000 daerah yang dikabarkan hadapi kebocoran informasi, daerah penguasa Indonesia terdaftar sebesar 3. 714 ataupun 25% dari keseluruhan daerah yang dikabarkan hadapi kebocoran informasi.

Meski nampak amat banyak serta membahayakan, tidak seluruh kebocoran informasi ini bertabiat kritikal sebab bagi observasi Vaksincom kebocoran kredensial yang terjalin lumayan banyak berawal dari akun layanan rezim semacam akun layanan komplain, layanan perizinan ataupun layanan yang bertabiat informatif serta tidak kritikal.

Tetapi banyak pula layanan kritikal, rahasia ataupun dalam rezim yang hadapi kebocoran semacam absensi karyawan, akun email, informasi informasi harus pajak ataupun badan yang tugasnya mengurus keamanan informasi digital malah hadapi kebocoran informasi alhasil butuh jadi penilaian serta penataran buat mengamankan peninggalan digital dengan bagus.

Bila terdapat yang menanya, kenapa informasi kredensial absensi karyawan penguasa yang bocor dikategorikan berarti? Bukankah ini cuma informasi absensi saja?

Terdapat 2 estimasi yang butuh jadi atensi, awal bila informasi absensi ini digabungkan serta diolah selaku big informasi, hendak terdapat banyak data yang dapat diperoleh pihak luar yang mempunyai kebutuhan kepada Indonesia semacam Kerutinan ASN, ketertiban ASN, dorongan ASN ataupun pemetaan kegiatan ASN di semua Indonesia yang dengan cara tidak langsung hendak membagikan data yang lumayan cermat atas situasi rezim. Apakah ASNnya keras, mempunyai sense of belonging yang besar, berdaya guna serta besar dorongan kerjanya ataupun kebalikannya.

Perihal kedua yang tidak takluk berarti merupakan sebab kebocoran kredensial absensi dengan cara tidak langsung memantulkan keahlian pengurusan peninggalan digital( kredensial) yang kurang bagus.

Keahlian pengurusan peninggalan digital yang bagus ini amat berarti serta pastinya hendak beresiko bila karyawan penguasa yang tidak mempunyai keahlian mengatur peninggalan digital yang bagus malah memperoleh tanggung jawab mengatur informasi digital warga sebab bila tidak diatur dengan bagus, informasi itu hendak gampang bocor serta warga owner informasi yang hendak menyambut dampak dari kebocoran informasi itu.

Perihal lain yang butuh jadi atensi merupakan kebocoran kredensial konsumen mailserver dimana bagi amatan Vaksincom, kebocoran yang terjalin mengenai lebih dari 28 mailserver pada ribuan akun email di bermacam institusi rezim yang berlainan.

Kebocoran kredensial di mailserver hendak jadi pintu masuk yang amat efisien untuk kebocoran informasi yang lain. Dengan berbekal kredensial mailserver yang bocor, peretas bisa mengirimkan email ilegal yang hendak diyakini penerimanya serta memanipulasi diri selaku administrator dari mailserver itu untuk memperoleh akses lebih jauh ke dalam sistem jaringan.

Tetapi, kebocoran informasi tidak saja minus, senantiasa terdapat 2 bagian yang dapat didapat dari tiap peristiwa tercantum kebocoran informasi ini. Bagian positifnya merupakan kita memandang terdapat tren positif dalam upaya digitalisasi ataupun aplikasi teknologi data( IT) pada layanan rezim di Indonesia yang hadapi kemajuan yang penting.

Walaupun, perihal ini senantiasa wajib dikawal dengan teliti sebab dalam banyak zona digitalisasi ini sedang dicoba separuh batin serta yang terjalin bukan digitalisasi buat memotong birokrasi melainkan upaya yang terkesan menghabiskan anggaran saja.

Sebaliknya, hasilnya cuma memindahkan birokrasi itu ke dalam wujud digital alhasil akar dari digitalisasi yang tujuan kuncinya merupakan kemampuan, memotong birokrasi serta membasmi penggelapan tidak berhasil sebab banyak pihak yang sepanjang ini diuntungkan dengan terdapatnya birokrasi itu. Mereka pastinya hendak berupaya membatasi jalannya digitalisasi( pemangkasan birokrasi) sebab mengusik periuk nasinya.

Salah satu ilustrasinya merupakan layanan keimigrasian yang telah bertahun- tahun diimplementasikan, tetapi hingga hari ini sedang jalur di tempat sebab dijalani separuh batin. Walaupun telah mempraktikkan digitalisasi, tetapi hingga hari ini pengurusan paspor serta hal keimigrasian yang lain sedang amat banyak dikeluhkan oleh warga.

Memperoleh layanan bawah semacam no antrean mengurus paspor dengan cara online saja amat susah serta wajib berebut. Kerap sekali kembali ke sistem lama sebab aplikasi sistem digital yang kerap bermasalah. Sementara itu data kependudukan bawah semacam KTP elektronik, KK serta data kependudukan pendukung yang lain telah ada dengan cara digital serta bisa diakses dengan gampang sebab telah diadakan oleh Dukcapil.

Dalam perihal ini, walaupun terjalin kebocoran informasi yang padat dalam informasi kependudukan, tetapi intensitas pihak Dukcapil dalam melaksanakan digitalisasi informasi kependudukan serta memotong birokrasi pantas dipuji sebab dasar informasi kependudukan digital yang ada lumayan profesional. 

Informasi ini banyak dipakai selaku informasi bawah yang amat berarti oleh layanan yang yang lain semacam registrasi kartu SIM, awal rekening perbankan, informasi harus pajak hingga aplikasi Hirau Proteksi yang hadapi kemajuan penting serta berfungsi besar dalam mengatur endemi COVID- 19 di Indonesia.

*) Alfons Tanujaya merupakan pakar keamanan cyber dari Vaksincom. Ia aktif membaktikan waktunya membagikan data serta bimbingan mengenai malware serta cyber security untuk komunitas IT Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun