Mohon tunggu...
FARIDZ RIZKY SANTOSO
FARIDZ RIZKY SANTOSO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Geografi Universitas Lambung Mangkurat

Sepakbola adalah gaya hidup

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Potensi Wilayah Kabupaten Tanah Laut Berdasarkan Data BPS Tahun 2022

9 November 2024   12:51 Diperbarui: 9 November 2024   13:00 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembangunan ekonomi daerah merupakan elemen penting dalam  meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperbaiki kesenjangan antar daerah (Rahman, 2017). Untuk mencapai pembangunan yang optimal, setiap daerah perlu memahami struktur dan dinamika perekonomiannya, terutama dalam mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi yang akan menjadi penggerak utama pertumbuhan. Kabupaten Tanah Laut yang terletak di Provinsi Kalimantan Selatan dikembangkan untuk mendukung pertumbuhan wilayah tersebut baik dalam industri primer seperti pertanian dan perikanan, maupun industri sekunder dan tersier seperti industri dan perdagangan (Dahuri, 2001).

Dalam konteks analisis ekonomi regional, Location Quotient (LQ) dan Shift Share Analysis (SS) menjadi dua metode yang sering digunakan untuk memahami potensi dan dinamika ekonomi suatu wilayah. Location Quotient (LQ) adalah alat analisis yang digunakan untuk mengukur keunggulan relatif suatu sektor ekonomi di suatu daerah dibandingkan dengan wilayah yang lebih luas, seperti provinsi atau nasional. Sektor dengan nilai LQ lebih dari satu menunjukkan sektor basis yang memiliki keunggulan kompetitif dan berpotensi untuk diekspor ke luar wilayah (Hendayana, 2003). Identifikasi sektor basis sangat penting, karena sektor ini biasanya menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi daerah dan memiliki pengaruh besar terhadap penyerapan tenaga kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat (Kembauw dkk., 2015).

Sementara itu, Shift Share Analysis (SS) merupakan metode analisis yang membantu mengevaluasi sejauh mana perubahan ekonomi suatu daerah dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal dan internal. Metode ini menganalisis pertumbuhan sektor ekonomi berdasarkan tiga komponen utama, yaitu pertumbuhan nasional (national growth effect), struktur industri (industry mix effect), dan daya saing lokal (regional share effect). Dengan analisis ini, dapat diketahui apakah pertumbuhan suatu sektor disebabkan oleh pengaruh pertumbuhan ekonomi secara nasional, keunggulan struktur sektoral daerah, atau kemampuan daerah dalam bersaing (Soepono, 1993).

Sebagai salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, Kabupaten Tanah Laut menghadapi tantangan dalam mengoptimalkan potensi sumber daya lokal. Analisis LQ dan SS terhadap sektor perekonomian daerah akan menjadi langkah strategis untuk mengidentifikasi sektor-sektor yang perlu diprioritaskan dalam perencanaan pembangunan daerah. Selain itu, hasil analisis ini dapat digunakan untuk mengembangkan kebijakan  berbasis data untuk mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.

Pendekatan ini akan memungkinkan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan untuk lebih memahami karakteristik perekonomian Kabupaten Tanah Laut dan mengembangkan strategi yang lebih baik untuk menghadapi dinamika pembangunan ekonomi di masa depan. Laporan ini bertujuan untuk memberikan informasi yang komprehensif guna mendukung perencanaan pembangunan daerah yang lebih efektif dan efisien.

Tujuan dari laporan ini adalah untuk mengidentifikasi sektor ekonomi unggulan atau sektor basis di Kabupaten Tanah Laut melalui pendekatan Location Quotient (LQ), serta menganalisis kontribusi sektor-sektor tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi daerah menggunakan metode Shift Share Analysis (SS). Dengan memahami sektor yang memiliki keunggulan kompetitif dan daya saing, laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pola pertumbuhan ekonomi di wilayah ini. Selain itu, hasil analisis ini bertujuan untuk menjadi landasan dalam merumuskan rekomendasi strategis guna mendukung pengambilan keputusan yang berbasis data, sehingga dapat mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di Kabupaten Tanah Laut.

Hasil Olah Data
Hasil Olah Data

Hasil Olah Data
Hasil Olah Data

Hasil Olah Data
Hasil Olah Data

Berdasarkan peta sektor pertanian, mayoritas komoditas menunjukkan pola distribusi sebagai non-basis di sebagian besar kecamatan. Komoditas seperti bawang merah menjadi komoditas basis di Kecamatan Pelaihari dan Bajuin, sementara komoditas lain seperti jagung dan kedelai tergolong non-basis di seluruh wilayah. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor pertanian masih terlokalisasi pada area dengan kesuburan tanah dan kondisi geografis tertentu.

Sektor perkebunan memiliki persebaran komoditas basis yang lebih luas dibandingkan sektor pertanian. Sebagian besar komoditas, kecuali kakao, tergolong sebagai basis di berbagai kecamatan. Peta menunjukkan wilayah dengan potensi besar pada sektor ini, yang kemungkinan didukung oleh ketersediaan lahan yang luas dan sesuai untuk tanaman perkebunan.

Pada sektor peternakan, terlihat pola persebaran yang sangat menonjol pada komoditas itik, yang menjadi komoditas basis di semua kecamatan. Sebaliknya, kuda tergolong sebagai komoditas non-basis di seluruh wilayah. Pola ini mencerminkan preferensi masyarakat terhadap ternak yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan lebih mudah dikelola.

Sektor perikanan menunjukkan dominasi budidaya kolam sebagai komoditas basis di hampir seluruh kecamatan, kecuali Kecamatan Bumi Makmur. Sebaliknya, hasil dari budidaya laut tidak menjadi komoditas basis di wilayah mana pun. Peta ini mengindikasikan keterbatasan akses terhadap teknologi budidaya laut atau infrastruktur pendukung di wilayah pesisir.

Berdasarkan analisis LQ (Location Quotient) pada tahun 2022, ditemukan bahwa beberapa komoditas pertanian seperti jagung, kedelai, kubis, dan bawang putih bukan merupakan komoditas basis di seluruh kecamatan di Kabupaten Tanah Laut. Ini menunjukkan bahwa komoditas-komoditas tersebut tidak menjadi sektor utama di wilayah tersebut dan mungkin memiliki keterbatasan dalam hal kontribusi ekonomi daerah.

Sementara itu, di sektor perkebunan, hampir semua komoditas kecuali kakao merupakan komoditas basis di berbagai kecamatan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar komoditas perkebunan memiliki peran penting dalam perekonomian daerah, dengan persebaran komoditas yang merata di berbagai wilayah, kecuali untuk kakao yang mungkin memiliki keterbatasan produksi atau preferensi wilayah.

Pada sektor peternakan, itik tercatat sebagai komoditas basis di seluruh kecamatan di Kabupaten Tanah Laut, menunjukkan perannya yang kuat dalam ekonomi lokal. Sebaliknya, kuda tidak termasuk komoditas basis di kecamatan manapun, yang mengindikasikan bahwa sektor peternakan kuda kurang berkembang di wilayah ini.

Di sektor perikanan, budidaya laut bukan merupakan komoditas basis di seluruh kecamatan, sementara budidaya kolam justru menjadi komoditas basis di hampir seluruh kecamatan, kecuali di Kecamatan Bumi Makmur. Hal ini menandakan bahwa budidaya kolam lebih mendominasi dan berkontribusi lebih besar terhadap ekonomi daerah dibandingkan budidaya laut yang mungkin masih menghadapi kendala pengembangan.

Analisis Shift Share menunjukkan bahwa sektor pertanian di Kabupaten Tanah Laut mendapatkan kontribusi yang baik dari pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, daya saing regional untuk beberapa komoditas masih rendah, yang mungkin menunjukkan perlunya peningkatan efisiensi atau produktivitas di sektor ini. Sektor perkebunan menunjukkan pertumbuhan yang positif, didukung oleh kontribusi dari pertumbuhan nasional serta campuran industri yang menguntungkan, sehingga memperkuat sektor ini sebagai salah satu pilar ekonomi daerah.

Sektor peternakan juga memperlihatkan hasil positif dengan komoditas itik yang memiliki daya saing regional yang tinggi, didukung oleh pertumbuhan nasional yang stabil. Di sektor perikanan, hasil analisis menunjukkan adanya variasi; budidaya kolam memiliki daya saing regional yang baik, sementara budidaya laut masih menghadapi tantangan yang mungkin memerlukan strategi pengembangan lebih lanjut.

Secara keseluruhan, peta ekonomi di Kabupaten Tanah Laut menunjukkan bahwa sektor pertanian masih terlokalisasi di area tertentu. Di sisi lain, sektor perkebunan memiliki persebaran komoditas basis yang lebih luas, mencerminkan distribusi yang lebih merata di berbagai kecamatan. Itik menjadi komoditas yang mendominasi sektor peternakan di semua kecamatan, sedangkan di sektor perikanan, budidaya kolam muncul sebagai komoditas unggulan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun