Mohon tunggu...
Faridzha Arrahman
Faridzha Arrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas Mercu Buana

Hobi game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sadulur Papat Lima Pancer Kearifan Lokal Indonesia

26 Oktober 2022   22:23 Diperbarui: 26 Oktober 2022   23:01 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : solopos

Opini artinya pemahaman itu sendiri. aplikasi terjadi menjadi pemahaman, waktu menilai dampak masa lalu, serta apa efeknya ke depan. 

Persis ketika menerapkannya hasil software disitulah terjadi pemahaman. Atau "Sedulur Papat Limo Pancer" diaplikasikan di atau campuran antara pengalaman Jiwa menggunakan Tubuh (Ponty, dan Descartes); maka beliau bersifat Pemahaman ialah (Manunggaling") atau Berbentuk subyek dengan-subyek (inter_subyektif) sekaligus Tubuh merupakan subjek serta objek.

"Sedulur Papat Limo Pancer" merupakan bentuk peleburan fusi horizon atau: cakrawala pemahaman; horizon masa lampau, buat tahu kekinian. 

Atau diklaim Gadamer menjadi Bildung (cara baru mamahami "Sedulur Papat Limo Pancer"); aku menangguhkan pendapatkan ku, demikian juga kamu, agar kita temukan sesuatu yang baru. Atau sang Plato/Platon dinamakan revisi atau pendalaman di doxa (pendapat/opini).

"Sedulur Papat Limo Pancer" tidak hanya dipahami di mental Historis akan tetapi beliau merupakan proyeksi interprestasi ke Masa

Depan dan membuka seluruh kemungkinan=kemungkinannya buat masa depan (membuat planning) atau membentuk kita bereksistensi masa depan. Caranya artinya mempunyai sebelumnya (pengertian) atau mendahului (free having). 

Menghuni dulu (pemahaman dulu) dan kemudian baru interpreasi (perkembangan pemahaman) baru membangun. Atau Sedulur Papat Limo Pancer" ialah Menghuni dulu baru membentuk;

Sedangkan konsep diri perspektif Ibnu Miskawaih (1994: 43-44), manusia mempunyai 3 bagian, yaitu al-quwwah alnatiqah (fakultas berpikir), al-quwwah algadabiyyah (fakultas amarah), dan alquwwah al-shahwiyah (fakultas nafsu syahwat). 

Sedangkan Imam Al-ghazali (1960: 291) membentuk episteme fakultas berpikir menggunakan al-nafs al-insaniyyah (jiwa menjadi esensi manusia), fakultas amarah menggunakan istilah al-nafs alhayawaniyyat, dan fakultas nafsu syahwat dengan kata al-nafs al-hayawaniyyah.

Diri manusia, berdasarkan 2 filsuf ini memiliki keutamaan dengan beberapa kondisi. Miskawaih dan Al-Ghazali mengemukakan ada empat keutamaan tertinggi bagi insan.

Mulai asal al-hikmat sebagai keutamaan nalar, al-shaja'ah keutamaan daya, al-gadab, al-'iffah menjadi keutamaan daya al-shahwah, dan al-'artinya menjadi keseimbangan daya itu. Keutamaan-keutamaan inilah yg harusnya digali, karena manusia selain badan, juga memiliki akal, nafsu/syahwat dan hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun