Bagi orang Jawa seluruh 'sedulur' tadi wajib diruwat, dirawat dan dihormati dengan cara diselamati menggunakan 'bancaan' atau tumpengan. Mereka semua disebut 'pamomong' atau penjaga manusia. umumnya penyebutan buat mereka dan sekalian buat unsur-unsur alam semesta dianggap dengan "sedulurku sing lahir bareng sedino, sing ora lahir bareng sedino, sing kerawatan lan sing ora kerawatan". artinya : "saudaraku yang lahir bersamaan sehari denganku ( air ketuban, ari-ari, darah kelahiran, tali plasenta,dan ruh/jiwa ), saudara yang tidak lahir bersamaan (unsur alam semesta ), yang terawat juga yg tidak terawat".
buat penyebutan unsur kelima pancer terdapat ada bermacam-macam  penafsiran. terdapat yg berkata Nur Muhammad, ada yg mengartikan menjadi 'guru sejati', terdapat yg menyebut 'roso jati sejatining roso' (rasa sejati, sejatinya rasa). pada dasarnya saudara pancer yang kelima itu artinya unsur 'super ego' yg menjadi asal nilai bagi manusia. pada hal ini penulis cenderung mengartikan sebagai "bashiroh" yaitu mata hati yang bersumber berasal kesejatian 'min Ruhi' yg dianugerahkan sang tuhan.
Keempat nafsu yg terdapat harus 'dirawat', diatur, diseimbangkan serta harus berjalan dibawah kendali akal dalam bimbingan hidayah ilahi. Itulah makna dari 'angaweruhi' (merawat) sedulur papat limo pancer.
hubungan antara pancer serta sedulur papat pada kehidupan, digambarkan menggunakan seorang sais mengendalikan sebuah kereta, ditarik oleh empat ekor kuda, yg berwarna merah, hitam, kuning serta putih.
Sais kereta melambangkan kebebasan buat memutuskan serta berbuat sesuatu. Kuda merah melambangkan tenaga, semangat, kuda hitam melambangkan kebutuhan biologis, kuda kuning melambangkan kebutuhan rohani serta kuda putih melambangkan keheningan, kesucian.
sebagai sais, tentunya tidak simpel mengendalikan empat kuda yg saling berbeda sifat dan kebutuhannya. Bila sang sais mampu mengendalikan serta berhubungan dengan ke empat ekor kudanya dengan baik dan seimbang, maka kereta akan berjalan lancar hingga ke tujuan akhir. sang Sangkan Paraning Dumadi.
dalam norma serta ajaran jawa dikenal istilah 'SEDULUR PAPAT KELIMA PANCER'
PANCER ialah diri kita.. setiap manusia memiliki empat saudara waktu masih berupa janin. meraka menjaga pertumbuhan insan didalam kandungan ibu. Anak pertama yaitu KETUBAN atau kawah, ketika ibu melahirkan yang pertama keluar artinya ketuban karena itu diklaim menjadi Saudara Tua.Â
selesainya itu saudara kandung yang lebih belia yaitu ARI-ARI, Tembuni atau Plasenta pembungkus janin pada rahim. ARI-ARI memayungi tindakan sang janin dalam perut ibu yang mengantarkan hingga ke tujuan yaitu ikut keluar bersama oleh bayi.
Berikutnya DARAH inipun saudara oleh janin, tanpa adanya darah janin bukan saja tidak bisa tumbuh tapi pula akan mengalami keguguran. Saudara berikutnya yaitu PUSAR ia menjadi wahana yg menghantarkan zat kuliner asal sang ibu kepada janin. umumnya orang menduga bahwa KETUBAN, ARI-ARI, DARAH serta TALI PUSAR merupakan sarana atau alat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan janin dalam perut.
Begitu bayi dilahirkan semua itu akan diklaim tidak berfungsi lagi dan tak terdapat sangkut pautnya pada kehidupan... dan yg demikian ini ialah pandangan Materialistik padahal begitu akbar maknanya dan pengertiannya Bila dipandang dari sudut Metafisik.Â