Mohon tunggu...
farid wong
farid wong Mohon Tunggu... -

hanya lelaki yang kebetulan lewat, sama sekali tak hebat, tapi suka bersahabat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tak Boleh Lengah pada Ancaman Disintegrasi

4 November 2018   06:59 Diperbarui: 4 November 2018   10:43 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof Dr Heddy Shri Ahimsa-Putra saat menyampaikan paparannya dalam

Bagaimana dengan situasi sekarang ini, apakah disintegrasi tetap mengancam Indonesia? Heddy tidak menyebut secara langsung adanya ancaman disintegrasi, tapi menyebutnya ada faktor-faktor pelemah integrasi nasional. "Kita tidak boleh lengah (pada faktor-faktor itu)," tandasnya.

Yang Melemahkan

Perkembangan terakhir seperti munculnya isu ideologi alternatif, sistem politik alternatif, yang notabene non-pancasila, non-republik, non-demokratik dan sejenisnya dapat menjadi salah satu faktor yang melemahkan integrasi secara signifikan.

Begitu pula dengan faktor intoleransi. "Intoleransi ini bisa datang dari golongan mayoritas maupun minoritas, ketika mereka merasa memiliki kekuatan dan kekuasaan yang paling besar atau minimal lebih besar daripada golongan yang lain," lanjut pria kelahiran Yogyakarta itu.

Berita bohong, ujaran kebencian dan fitnah menjadi faktor pelemah lainnya. Kenapa? Karena di tengah situasi yang penuh kebohongan, kebencian dan fitnah, orang menjadi mudah diadu-domba. Akibatnya, hubungan antargolongan, antarkelompok, menjadi rusak yang pada akhirnya mengancam integrasi sosial dan selanjutnya integrasi nasional.

Lebih lanjut Heddy mengatakan bahwa pembodohan sosial juga menjadi bagian dari faktor pelemah integrasi. "Pembodohan ini umumnya terjadi dalam ceramah-ceramah yang tampaknya sengaja dibuat tidak interaktif, agar proses 'indoktrinasi' (baca: pembodohan) dapat berjalan dengan lancar, tanpa gangguan," tuturnya.

Sementara itu, ketimpangan sosial-ekonomi dan korupsi juga menjadi faktor yang dapat melemahkan integrasi.

Nilai 8 untuk Integrasi Nasional

Meskipun ada sejumlah faktor pelemah integrasi, Heddy tetap optimistik mengenai integrasi nasional. Setelah melihat dinamika yang terjadi selama ini, ia memberi nilai 8 (skala 0 sampai 10) untuk situasi integrasi nasional Indonesia sekarang ini.

"Belum sampai 9 atau 'sangat baik' memang, tetapi sudah bagus," kata guru besar yang telah menerbitkan sejumlah buku dan ratusan tulisan untuk jurnal ilmiah, majalah, seminar, konferensi, lokakarya dan pelatihan ini.

Apa dasar penilaian tersebut? Heddy menyodorkan beberapa indikator yang menunjukkan menguatnya integrasi nasional, antara lain surutnya gerakan separatis seperti yang dulu terjadi di Aceh dan Papua, meningkatnya sarana transportasi dan hubungan antarpulau, antaretnis; meningkatnya pendidikan, komunikasi dan penggunaan bahasa Indonesia, meluasnya ruang ekspresi bagi budaya etnis/lokal; dijadikannya unsur budaya lokal sebagai warisan budaya nasional; pemberian gelar pahlawan nasional; semakin kuatnya polisi dan tentara yang kehadirannya kian jelas, tidak menakutkan seperti di masa lampau; dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun