Mohon tunggu...
farid wong
farid wong Mohon Tunggu... -

hanya lelaki yang kebetulan lewat, sama sekali tak hebat, tapi suka bersahabat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Oleh-oleh dari Ngayogjazz 2016

22 November 2016   07:37 Diperbarui: 22 November 2016   10:25 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nah, “Hamemangun Karyenak Jazzing Sasama” bisa diartikan membangun karya jazz yang indah untuk membahagiakan sesama manusia. Harapannya, ini bisa menyebarkan semangat berbuat baik dan kebahagiaan kepada semua orang. Tentunya ini menjadi sesuatu yang pas untuk dimunculkan, ketika tanah air belakangan ini disesaki oleh sebaran berita keburukan dan kebencian.

Swing Ora Jazzmu

Saya memang tidak dapat menonton secara langsung sebagian besar karya yang disuguhkan di panggung-panggung Ngayogjazz 2016, tapi saya tetap gembira dan bahagia. Apalagi saya telah mendapatkan karya-karya indah yang terkumpul dalam format CD, yang ditajuki “Swing Ora Jazzmu.” Tentu saja ini plesetan dari judul sebuah tembang Jawa “Suwe Ora Jamu.”

CD tersebut merupakan album kompilasi yang diproduksi oleh Komunitas Jazz Jogja, yang berisi sembilan komposisi karya rekan-rekan yang tergabung dalam komunitas. Peluncuran album ini dilakukan oleh Djaduk Ferianto beserta sejumlah punggawa Ngayogjazz 2016 di salah satu panggung pertunjukan, dan disaksikan oleh para penonton yang hadir.

Dari judul album setidaknya sudah bisa diperkirakan bahwa jazz yang ditawarkan beraroma swing. Dengan daya kreasi masing-masing kelompok, rasa ritmis yang mereka tawarkan sungguh nyaman untuk dinikmati.

Ketika ditanya seperti apa swing itu, pastilah saya tak bisa memberi jawaban tepat. Paling-paling saya hanya bisa mengingatkan pada tokoh-tokohnya, seperti Benny Goodman, Earl Hines, Benny Carter, Charlie Bennet dan sebagainya. Atau, setidaknya merujuk pada komposisi “It Don’t Mean a Thing (If It Ain’t Got That Swing)" karya Duke Ellington. Begitulah kira-kira gaya swing.

Sejak Ngayogjazz digelar pada 2007, saya telah mendapatkan enam album kompilasi. Sebenarnya sudah dibuat tujuh album, tapi karena sesuatu dan lain hal, satu album tak jadi terbit. “Swing Ora Jazzmu” paling tidak telah menghapus dahaga saya akibat ketakhadiran album kompilasi di Ngayogjazz 2014 dan 2015.

Lengkap sudah kegembiraan saya di Ngayogjazz 2016. Sampai jumpa di Ngayogjazz 2017.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun