* * *
Dua hari kemudian, Febi masih diteror oleh penjahat Serial Killer itu, terbukti di kamar warna pink-nya ada bekas bercak darah.
"Ada apa ini? Kenapa bercak darah ada di kamarku? Apa penjahatnya masih belum musnah?"
Lalu, Febi menemukan surat bercak darah di samping meja lampu tidurnya. Ia pun membacanya dan itu dari penjahat Serial Killer.
"Aku akan membunuhmu lain kali. Tapi jika kau tidak ingin dibunuh, maka jangan baca komik itu. Kau akan kehilangan semuanya termasuk dirimu."
Febi masih takut akan hal ini, dan penjahat itupun masih menampakkan batang hidungnya. Febi pun berjanji tidak akan membaca komik paling seram itu, dengan tema apapun. Ia juga takut kalau ia diteror lagi oleh penjahat yang ada di dalam kartun.
* * *Â
- Makassar, 30 September 2016
Artikel ini diikutkan dalam event Fiksi Horor dan Misteri oleh Fiksiana Community
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H