[caption caption="Sumber : Fiksiana Community"][/caption]
Febi tiba-tiba menjerit ketika ia menemukan bercak darah di dalam kamar warna pink-nya. Ia tak tahu dari mana asal bercak darah tersebut. Ia mencoba mengingat kembali asal mula kejadian itu.
* * *
Saat itu, dua hari yang lalu sebelum kejadian. Febi dan temannya, Desy, sedang keliling mencari buku komik di toko buku terkenal. Mereka mencari buku komik misteri kesukaan mereka. Febi ingin cari buku yang paling seram. Entah kenapa ia cari komik yang agak menyeramkan, karena mungkin itu adalah kesukaannya.
"Des, ini mungkin bagus, kan?" Febi memperlihatkan buku komik yang bersampul iblis hitam.
"Ya ampun, ini kan komik yang paling seram. Kau mampu untuk membacanya? Takut nanti kau kenapa-napa."
"Tenanglah, Des. Aku bisa mengendalikan ketakutanku."
"Jangan sampai penjahatnya di sini keluar lho dalam kartun." Desy mencoba untuk menakut-nakuti Febi, dan membuat Febi menjadi merinding.
"Ah, masa sih? Tidaklah! Mana mungkin penjahatnya akan keluar dari buku komik ini? Tidak, percayalah padaku."
Desy hanya diam tak berkata-kata, lalu kemudian, "Baiklah, aku duluan saja yah. Aku udah ambil komik-ku. Oh ya, nanti jika kau punya keluhan, telepon saja aku."
"Baiklah, aku akan meneleponmu. Kenapa kita tidak baca komik bersama?"