“Tangan? Maksudnya apa?”
“Maksudnya aku yang membuat ini semua. Masa kamu gak tahu sih?”
“Serius Mas yang buat ini?”
“Iya. Dan juga bihun goreng yang harusnya kamu masak, aku juga yang masak.”
“Ya Ampun, Mas! Kalau memang Mas yang buat, harusnya bilang dong. Kan nanti aku yang bantuin.”
“Tak perlu, Sayang. Mas bisa kok. Silakan duduk, kamu harus makan.”
“Baik, aku coba yah.”
Istriku dan aku pun duduk dan menikmati bihun goreng buatan tanganku sendiri. Setelah mencobanya, istriku nampak kekaguman.
“Lho, sayang. Kamu kenapa?”
“Wah, rasanya sangat enak. Mas, sungguh Mas yang buat ini?”
“Tentu dong. Aku membuatnya dengan sepenuh hati,” kataku dengan penuh gengsi.