Mohon tunggu...
ari_usman
ari_usman Mohon Tunggu... -

I was a young writer. If the writing is far from perfect, it means I am still a beginner. Please be advised, since want to be a novelist talents.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Fiksi Kuliner] Bihun Goreng untuk Istriku

9 Juni 2016   22:55 Diperbarui: 9 Juni 2016   23:02 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ari Usman, no. 26

Pernikahan kami yang masih berumur jagung ini, membuat kami tidak menghalangi jalan untuk belajar memasak, termasuk saya sendiri. Namaku adalah Herman. Aku menikahi Kanaya, istriku yang sangat cantik. Kami bertemu saat di restoran mencoba bihun goreng. Kanaya kebetulan juga suka dengan bihun goreng. Jadi, pada saat kami berpacaran, kami sama-sama suka dengan bihun goreng. Sampai menikah pun kami tetap suka dengan bihun goreng. Bahkan sampai istriku hamil 4 bulan pun, kami suka dengan bihun goreng.

Entah kenapa kami suka dengan bihun goreng, apa karena bumbunya? Atau mungkin... Karena sayuran dan daging-dagingnya? Wah, aku bahkan tak bisa membayangkannya, apalagi istriku juga tak bisa membayangkannya.

Suatu hari saat aku pulang kerja, kebetulan aku membawa bahan untuk membuat bihun goreng. Ini adalah kejutan buat istriku. Kebetulan pula istriku sedang memasak sesuatu untukku. Dan aku langsung menunjukkan bahan untuk membuat bihun goreng.

“Lho, Mas Herman? Bukannya kamu lembur entar?” Istriku bertanya padaku yang tahu kalau aku akan lembur di kantor.

“Tidak, dong. Aku cepat pulang karena aku ingin nyoba bihun goreng buatan istriku tercinta.”

“Ahh, Mas ini bisa aja deh menggoda. Tapi Mas sudah beli bahannya, ‘kan?”

“Iya dong, Sayang. Kamu yang buat, yah!”

“Iya deh, Mas. Setelah aku masak ini, aku akan buatkan bihun gorengnya. Selama ini kita terus beli yang sudah jadi, ‘kan Mas?”

“Iya, Sayang. Aku tunggu masakan istriku yang cantik.” Lagi-lagi, aku hanya bisa menggoda istriku.

“Ah, sudah deh menggodanya.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun