Mohon tunggu...
ari_usman
ari_usman Mohon Tunggu... -

I was a young writer. If the writing is far from perfect, it means I am still a beginner. Please be advised, since want to be a novelist talents.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku atau Dia? [Part 2 - Tamat] - K-Fiction

13 Februari 2016   19:12 Diperbarui: 13 Februari 2016   19:45 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Jung Hwan & Deok Sun - Sumber Gambar : Instagram"][/caption]

Taek akhirnya menjalani pertandingannya di Beijing. Gurunya sedang menunggu di depan ruangan, harap cemas apakah Taek akan menang?

Sementara Deok Sun juga berharap cemas di tempat tidur tanpa menunggu Taek yang sedang selesai.

Bosan menunggu di tempat tidur, akhirnya Deok Sun meununggu di depan ruangan Taek yang sedang bertanding. Rupanya, Deok Sun tidak bisa melihat Taek yang sedang bertanding langsung, dia cuma bisa melihatnya di monitor di ruangan khusus. Dia mencoba untuk kesana, tapi dia gugup untuk menontonnya. Akhirnya, Deok Sun pun kembali lagi di kamar hotel. Dia terus cemas apakah Taek akan menang?

-----------------

Jung Hwan, yang terus-terusan menangis di halaman base camp Sacheon, terus memikirkan Deok Sun yang sekarang ini ada di Beijing. Apakah dia rela melepaskan Deok Sun begitu saja?

--

Saat Deok Sun yang lama banget nunggu telepon dari Guru Taek, akhirnya dering telepon berbunyi. Saat diangkat, ternyata bukan dari Guru Taek, tapi Taek yang angkat.

“Oh, Taek ya? Apa pertandingannya sudah selesai?”

“Ya sudah. Oh iya, kau... mau makan malam bareng gak? Soalnya aku lapar.”

“Oh... iya. Aku, juga lapar nih. Kita makan bareng.”

Deok Sun pun menunggu di lobby hotel, dan Taek pun muncul. Betapa senangnya Taek pada Deok Sun sambil mengelus kepala Deok Sun.

Mereka pun pergi, tapi mereka melihat Guru Taek, dan semua teman dan senior Deok Sun ingin pergi makan malam juga. Akhirnya, Taek dan Deok Sun bergabung dengan mereka.

Di restoran Beijing, semua orang yang ada di situ makan bersama, tak termasuk Taek yang malas banget makan. Deok Sun melihat Taek, tapi Taek malah berkata apa makanan Deok Sun enak? Deok Sun menjawab enak. Sementara yang lain udah pada mabuk karena minum alkohol banyak. Mereka pulang dalam keadaan mabuk, tidak termasuk Guru Taek dan teman Deok Sun yang tak mabuk.

Di hotel, Deok Sun dan Taek terlambat pulang. Jadinya, Deok Sun tidak bisa tidur di kamar karena kamarnya terkunci, dan di situ terlihat Seniornya tertidur di situ tanpa tahu kalau Deok Sun ada di luar.

Deok Sun pun menunggu di lobby dan Taek melihatnya. Taek pun mengajak Deok Sun untuk tidur di kamarnya.

Saat Taek mengambil selimut dan tidur, Taek sempat ngobrol dengan Deok Sun.

“Akhir-akhir ini kau sering minum obat?”

“Iya, karena aku tidak bisa tidur kalau bertanding. Setiap latihan, aku terus ngantuk. Yah, aku sih minum kopi. Setiap minum kopi, pasti ada reaksi aneh. Bagaimana kalau minum obat tidur ini, apa ada reaksi yang kubuat?”

“Oh, mungkin kau mau menciumku?”

Tiba-tiba saja, Taek terdiam dengan ucapan Deok Sun.

“Jadi, soal ciuman itu, ternyata bukan mimpi ya?” ujar Taek.

“Jadi, ciuman itu tidak ada dalam mimpi, tapi secara nyata?” lanjut Taek.

“Terus, kenapa kau bohong kalau ini cuma mimpi?”

Deok Sun terdiam sejenak.

“Aku takut. Kita ‘kan cuma teman. Sementara aku punya pacar. Bagaimana jika Jung Hwan tahu? Mungkin dia akan marah dan takut pula... jika aku move on ke kamu. Aku takut.”

“Terus, sekarang bagaimana?”

“Mungkin, aku takut. Aku mungkin akan mengkhianati Jung Hwan. Aku takut kalau aku akan putus dengan dia. Tapi aku...”

Tiba-tiba saja, Taek mencium Deok Sun dengan secepat kilat. Deok Sun akhirnya memejamkan matanya dan rela dicium oleh Taek. Taek yang menciumnya terus mencium Deok Sun.

---------

2 hari setelah ciuman itu, Deok Sun dan Taek terlihat bersama di bandara. Mereka akan pulang kembali ke Korea setelah pertandingan baduk Taek di Beijing.

“Taek, kurasa aku sudah melupakan Jung Hwan.”

“Kenapa?”

“Yah, aku tak tahu kenapa aku tiba-tiba melupakan Jung Hwan. Kurasa, aku sudah move on padamu.”

“Oh ya? Berarti kita resmi pacaran ya?”

“Mungkin, tapi masih dalam tahap pedekate.”

“Iya.”

Mereka berdua malah mesra-mesranya memegang tangan.

Sementara Jung Hwan, entah bagaimana kabarnya dia sekarang. Tapi, Jung Hwan sekarang terluka parah karena dia habis kecelakaan percobaan pesawat.

“Deok--- Sun... kau..a...dda..di..mana? Aku...merin...merindukanmu.” kata Jung Hwan tertatih-tatih.

Deok Sun tidak tahu kalau Jung Hwan sedang mengalami musibah di Sacheon. Dia memang melupakan  Jung Hwan, dan terfokus ke Taek.

-------

Setelah sampai di Korea, Deok Sun dan Taek semakin mesra. Tanpa tahu keadaan Jung Hwan yang sekarang ini sekarat di Sacheon.

“Oh ya, gimana kalau kita nikah aja? Kita sudah dewasa. Daripada keburu tua.” ujar Taek.

“Wah, bisa nih. Kita undang Jung Hwan yuk, gimana?”

Sejenak, Taek terdiam.

“Kurasa kita gak usah undang dia.” ujar Taek.

“Kenapa?”

“Kan dia... lagi sibuk di Sacheon. Masa kita harus undang dia?”

“Kita kan harus atur jadwal pernikahan kita, kalau misal Jung Hwan mau, masa kamu gak mau?”

“Pokoknya gak mau. Soalnya aku takut dia marah, di sela-sela kesibukannya kita harus undang dia.”

“Iya sih. Mending gak usah undang dia.”

Deok Sun berpikir secara bulat dan akhirnya memutuskan kalau Jung Hwan tak diundang di pernikahannya.

------

Sementara di Sacheon, Jung Hwan dalam keadaan kritis dan tak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya, dia di bawa ke rumah sakit.

“Hwan, kau gak apa-apa?” tanya seniornya.

“Aku... gak apa-apa.” jawab Jung Hwan dengan nada melemah.

Jung Hwan dibawa ke rumah sakit karena Jung Hwan sangat terluka. Meskipun terluka, dia tidak bisa melupakan Deok Sun. Dia juga sudah rela kalau Deok Sun nanti akan menikah. Dia berharap kalau dia bisa diundang ke acara pernikahan Deok Sun nanti.

----------

2 tahun kemudian, akhirnya Deok Sun dan Taek akan menikah. Deok Sun dengan cantik-cantiknya senyum melihat gaun yang dipakainya dan Taek yang memakai baju pengantin berwarna hitam dan dasi kupu-kupu.

“Deok Sun, kurasa ini adalah hari penantian kita.”

“Iya. Tapi...”

“Tapi apa?”

“Tentang Jung Hwan...”

“Kenapa? Kau takut kalau kita tak undang dia? Aku sudah undang kok.”

“Sungguh?”

“Ya. Sungguh.”

Deok Sun jadi kepikiran. Dia menikah dengan Taek, tapi dia tidak sesenang itu. Karena dia sudah mengkhianati Jung Hwan. Dia sudah 2 tahun tak ketemu, dan dia juga tak tahu bagaimana kabar Jung Hwan. Karena selama ini, dia tidak tahu apakah Jung Hwan pulang ke Ssangmundong, karena dia juga selalu di Ssangmundong dan tak pernah ada kabar dari Jung Hwan. Mungkinkah Jung Hwan pindah base camp? Atau justru, Jung Hwan sudah pindah ke hati lain?

Deok Sun terus memikirkan itu hingga acara pernikahan pun dimulai. Setelah Deok Sun masuk, dia melihat Taek dengan wajah biasanya. Kenapa wajahnya polos begitu? Apakah dia berbohong?

Setelah sampai di depan pendeta, akhirnya acara janji suci pun dimulai. Pendeta pun mengucapkan janji suci yang akan diberikan kepada Deok Sun dan Taek. Setelah janji keempat diucapkan oleh pendeta dan akan dijawab oleh Deok Sun dan Taek, tiba-tiba saja ada orang yang menghentikan pernikahan mereka.

“Berhenti!!!” seru salah seorang yang mendobrak pintu.

Ternyata yang menghentikan acara pernikahan adalah.... Jung Hwan! Dia sengaja menghentikan pernikahan mereka karena dia masih jatuh cinta dengan Deok Sun.

“Kubilang jangan, aku ingin pernikahan ini berhenti sekarang. Aku tidak mau ada yang seperti ini. Aku... masih cinta sama Deok Sun. Memang aku bercanda? Aku sungguh cinta dengan Deok Sun.”

Deok Sun yang melihat itu jadi terkejut sementara Taek juga terkejut sekaligus kesal.

“Taek, kumohon sekali lagi jangan seperti ini. Aku gak mau kalau aku dibilang pengkhianat oleh Deok Sun. Itu membuat aku tidak semakin jatuh cinta dengan Deok Sun. Kita juga sahabat. Ingat itu.” ujar Jung Hwan.

Taek sejenak terdiam, sementara Jung Hwan dengan secepat kilat langsung memeluk Deok Sun. Semua para tamu undangan, termasuk Taek terkejut melihat kelakuan Jung Hwan. Jung Hwan menangis sambil berpelukan. Saking terkejutnya, Taek pun permisi untuk ke kamar mandi. Mungkin dia kaget dengan apa yang dilakukan Jung Hwan ke Deok Sun.

Dengan kembalinya Jung Hwan pada Deok Sun, apakah dia akan menikah dengan Deok Sun?

---------

2 hari setelah kejadian itu, Jung Hwan pun bersiap untuk menikah. Tapi nikah sama siapa? Apakah Deok Sun? Atau yang lain? Ternyata memang benar. Dia akan menikah dengan Deok Sun. Tapi bagaimana dengan Taek? Kenapa Deok Sun tiba-tiba menolak pernikahannya itu? Apakah dia berpikir kalau dia mengkhianati Jung Hwan?  Memang benar, Deok Sun menikah dengan Taek, tapi dia tidak memikirkan Jung Hwan. Itu sama saja dengan pengkhianatan.

Taek pun akhirnya rela melepaskan Deok Sun, karena memang jodohnya ada di Jung Hwan. Jung Hwan-lah yang duluan memacari Deok Sun. Terus kenapa gara-gara itu, Taek bisa jatuh cinta? Padahal mereka hanya temenan?

“Tapi, kenapa kau lakukan itu dua hari yang lalu?” tanya Deok Sun.

“Aku melakukan ini supaya kau tidak mengkhianatiku. Kita masih pacaran, masa kamu harus nikah dengan Taek tanpa bilang-bilang dulu sama aku? Itu sama saja kalau kau mengkhianatiku.”

“Betul juga sih. Aku tidak mau. Lagian, kenapa kau tidak pernah mengabariku? Harusnya kau telepon kek, apa kek?”

“Sejujurnya, aku mengalami musibah saat itu. Aku kecelakaan, dan aku kritis waktu itu. Jadi, aku tidak bisa menghubungimu selama 2 tahun.”

“Jadi, kamu habis kecelakaan? Kenapa kau tak bilang sama aku?”

“Itulah, tapi aku tak bisa. Karena waktu itu... aku kesakitan.”

“Ya sudah. Kamu gak usah pikirin yang itu lagi. Yang penting sekarang, kita menikah. Kita akan menjadi suami-istri. Dan tak akan pernah terpisahkan.”

Setelah Deok Sun mengatakan itu, akhirnya mereka pun melaksanakan pemberkatan dan janji suci.

------

Setelah mereka melaksanakan janji suci, akhirnya mereka pun resmi menjadi suami-istri. Jung Hwan-Deok Sun (HwanSunny).

Sementara Taek, hanya bisa ucapkan selamat kepada mereka berdua. “Selamat ya!” hanya itu yang bisa Taek ucapkan.

“Meskipun aku gagal mendapat Deok Sun, tapi kalau aku menikah denganmu, pasti percuma saja aku mengkhinatati sahabatku sendiri.” lanjut Taek.

“Gak apa-apa.” ujar Jung Hwan.

Taek mungkin suatu saat nanti akan mendapat kekasih yang lebih baik dari Deok Sun. Jung Hwan tak henti-hentinya mengelus kepala istrinya, Deok Sun, yang selama ini ia rindukan.

 

TAMAT

Sumber Gambar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun