Resiko yang dirasakan
Resiko yang dirasakan didefinisikan sebagai persepsi yang dirasakan oleh konsumen tentang adanya ketidakpastian dan konsekuensi yang dapat merugikan konsumen (Dowling dan Staelin 1994). Berdasarkan jurnal Akhlaq & Ahmed, (2015) menunjukkan bahwa terdapat beberapa jenis resiko, antara lain Resiko sosial, Resiko keuangan, Resiko fisik, Resiko kinerja, Resiko waktu, Resiko psikologis, dan Resiko keseluruhan. Penelitian sebelumnya Benson et al. (2019) menunjukkan bahwa hubungan positif yang signifikan antara kecenderungan resiko yang dirasakan dengan niat membeli, pengaruh positif tersebut disebabkan oleh aplikasi yang harus lebih transparan terhadap setiap transaksi dan aplikasi memastikan tindak pengamanan untuk melindungi keamanan pengguna sehingga dapat meminimalisir resiko yang dirasakan untuk wanita. didukung oleh Kwon & Noh (2010) bahwa Resiko yang dirasakan konsumen dewasa secara negatif mempengaruhi niat mereka untuk membeli produk pakaian secara online, resiko dalam berbelanja online lebih tinggi dibandingkan berbelanja offline namun masih memiliki hubungan yang negatif. Namun hasil berbeda ditemukan Indiani & Febriandari (2021) menyatakan bahwa resiko yang dirasakan saat berbelanja online lebih tinggi dibandingkan resiko yang dirasakan saat berbelanja offline, karena saat berbelanja online kita tidak adanya interaksi tatap muka sehingga menimbulkan kecemasan terhadap fisik produk dan kualitas produk, serta pembelian online juga memiliki resiko berupa penipuan. Oleh sebab itu, hipotesis yang digunakan yaitu:
H6: Resiko yang dirasakan berpengaruh negatif terhadap niat pembelian online wanita pekerja.
Niat membeli
Niat membeli didefinisikan perilaku seseorang yang merencanakan sebuah tindakan untuk pembelian dimasa yang akan datang (Akkaya, 2021). Berdasarkan Pena Garcia et al. (2020) niat membeli online diartikan sebagai ketersediaan konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk melalui toko online. Berdasarkan Zhu et al. (2020) faktor yang mempengaruhi niat membeli online diantaranya yaitu electronic word-of-mouth (EWOM), perbandingan harga, sebuah reputasi bisnis online.
METODE
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode survei kuantitatif dengan mengumpulkan data primer yang diperoleh dengan melakukan penyebaran kuisioner melalui google form. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah non- probability sampling yaitu teknik convenience sampling. Responden dalam penelitian ini adalah Wanita Indonesia berusia 20 tahun hingga lebih dari 40 tahun, wanita yang memiliki pekerjaan tetap yang memberikan penghasilan bulanan, dan pernah melakukan proses pembelian online melalui smartphone seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, dll.. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 250 responden. Penelitian ini menggunakan skala Likert lima poin dengan skor mulai dari 1(Sangat tidak setuju) hingga 5(Sangat setuju). Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah structural equation modelling (SEM) dan dilakukan analisis menggunakan Partial Least Squares (PLS) dengan software SmartPLS .
H2 dinyatakan signifikan positif, hubungan antara efikasi diri internet dan manfaat yang dirasakan didapat hasil yang  berpengaruh secara signifikan . Hal ini ditunjukkan dengan nilai nilai T statistic> T tabel yakni 4.336>1.96 dan nilai P value<0.05 yakni 0.00<0.05. sejalan dengan hasil beberapa penelitian sebelumnya tentang konteks efikasi diri terhadap manfaat yang dirasakan yang dilakukan Huang  et al (2016) menemukan bahwa pada konteks efikasi diri dan manfaat yang dirasakan didukung secara positif, dan juga terdapat hasil yang sama ditemukan pada penelitian sebelumnya oleh Alalwan et al (2016) yang menemukan hubungan positif antara efikasi diri dan manfaat yang dirasakan. Serta Faqih & Khaled (2013) menyatakan bahwa efikasi diri internet berpengaruh positif terhadap kemudahan penggunaan dan manfaat yang dirasakan. Jika dikaitkan dengan data responden wanita Indonesia berdasarkan jenis platform belanja online yang paling banyak dipilih oleh responden adalah shopee sebanyak 145 responden 58% dan Tokopedia 66 responden 26.4%. karena berdasarkan platform tersebut memberikan panduan serta tata cara penggunaan aplikasi sehingga aplikasi mudah diaplikasikan dan digunakan sehingga meningkatkan kepercayaan diri dan memberikan manfaat berupa kemudahan mengoperasikan aplikasi atau website.
H3 didapati hasil signifikan positif. hubungan antara variabel estetika yang dirasakan dan niat pembeli adalah didukung. Hal ini ditunjukkan dengan nilai nilai T statistic > T tabel yakni 4.042>1.96 dan nilai P value<0.05 yakni 0.00<0.05. temuan ini juga didukung pada temuan sebelumnya oleh Gangnan & Badie, (2018) menemukan hasil positif dari hubungan antara estetika yang dirasakan terhadap niat pembeli, penelitian lainnya yaitu Wang et al. (2010) juga menemukan hasil positif antara estetika yang dirasakan dan niat pembeli, selain itu Le Hoang, (2020) menemukan bahwa estetika berpengaruh positif secara langsung terhadap niat membeli. Berdasarkan hasil penelitian didapati bahwa responden wanita Indonesia menurut jenis usia didominasi oleh umur 26-30 tahun atau 24% dan 31-35 tahun atau 27.6%. berdasarkan data tersebut didapati mayoritas pembeli wanita Indonesia di platform belanja online oleh umur 26-30 tahun atau 24% dan 31-35 tahun atau 27.6%. dikarenakan pihak belanja online mendesain suatu website atau aplikasi bertujuan untuk mudah dipahami dan digunakan terutama di umur 26-30 dan 31-35 tahun sehingga menimbulkan daya Tarik pembelian oleh wanita Indonesia.