Mohon tunggu...
Farid Ramadhan
Farid Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Life is Good, Life is Fun

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Buku Islam, Kepemimpinan Perempuan, dan Seksualitas

12 November 2022   16:26 Diperbarui: 17 Juli 2023   13:16 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dari: Gramedia Digital

Pada bab terakhir ini tidak kalah menarik, justru hampir inti dari isi buku Islam, Kepemimpinan Perempuan, dan Seksualitas. Dan pada bagian bab ketiga terkait “Perempuan, Islam, dan Negara” digambarkan cukup baik bagaimana gerakan perempuan dalam pembaruan pemikiran Islam di Indonesia. Dituliskan bahwa dengan seiring berjalannya waktu, pemikiran-pemikiran progresif untuk menggerakkan dan menaikkan derajat perempuan di Indonesia mulai bermunculan seiring dengan ide gerakan kebangkitan nasional.

Feminisme dan Islam di Indonesia dapat dilacak keberadaannya ketika sejumlah kelompok terpelajar muslim berinteraksi dengan gerakan perempuan lain di pelbagai belahan dunia, baik Eropa maupun Timur Tengah. Hubungan tersebut terjadi karena proses kolonialisme maupun modernisasi. Dalam perkembangan terkini, alat analisis feminism yang dipergunakan adalah analisa gender. Dengan paradigma analisis gender ini (Affiah, 2009: 155-156) menunjukkan bahwa sejak dasawarsa 1990-an organisasi Islam dan organisasi gerakan perempuan Islam dengan pemikiran progresif muncul. Faktor lain yang juga berkontribusi terhadap berkembangnya gerakan feminism dan Islam adalah terjalinnya interaksi antara sarjana dan aktivis muslim Indonesia dengan dunia luar dalam keikutsertaan pelbagai konferensi internasional dan nasional yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga Islam progresif di Indonesia dan kelompok-kelompok studi (Nadjib, 2002; Affiah, 2009).

Dalam Kongres Perempuan 1928, organisasi Walfadjri mengungkapkan pemikiran yang sangat maju pada masanya, yakni tentang perlunya pembaruan hukum-hukum perkawinan dalam Islam, misal tentang hak cerai bagi perempuan, usia nikah perempuan, perlindungan laki-laki terhadap keluarga, dan sebagainya. Organisasi ini juga membela para perempuan yang berambut pendek yang pada masa itu tidak lazim bagi perempuan muslim karena dipandang mirip dengan laki-laki. Masih dalam kurun waktu yang sama, Agus Salim, dalam kongres Jong Islamieten Bond (JIB) pada 1925 di Yogyakarta menyampaikan ceramah tentang pemakaian kerudung dan pemisahan perempuan. Dalam isi ceramahnya, ia menyampaikan bahwa masyarakat Islam mempunyai kecenderungan memisahkan perempuan di wilayah publik dan menempatkannya di pojok-pojok ruangan, misalnya di masjid-masjid atau dalam rapat-rapat dengan kain putih yang disebut hijab. Tindakan itu mereka anggap sebagai ajaran Islam, padahal menurut Agus Salim, praktik tersebut adalah tradisi Arab di mana praktik yang sama dilakukan oleh agama Nasrani maupun agama Yahudi. Karena itu, menurutnya, umat Islam hendaknya mempelajari Islam secara benar agar memahami makna yang terkandung di dalamnya.

Dalam periode berikutnya, yakni akhir 1980-an dan awal tahun 1990-an, pemikiran pembaruan Islam tidak berhenti dalam dataran wacana, melainkan terimplementasi dalam bentuk gerakan sosial. Dari pendekatan transformasi sosial yang dikembangkan oleh Masdar F. Masudi P3M lahirlah tokoh-tokoh pesantren yang menjadi pionir di tengah-tengah masyarakatnya dalam memperjuangkan keadilan bagi perempuan. Sebut saja Kiai Hussein Muhammad, pengurus Pondok Pesantren Daarut Tauhid yang mengembangkan pemberdayaan perempuan di pesantrennya. Pesantren lain yang mengembangkan pemberdayaan perempuan adalah Pesantren Cipasung, Tasikmalaya. Melalui Ida Nurhalida Ilyas, putri Kiai Haji Muhammad Ilyas Ruhiat, mantan Rais Am Syuriah PBNU (1994-1999), pesantren ini memfokuskan pendidikannya dengan perspektif keadilan gender.

Perspektif keadilan gender yang diadopsi oleh kelompok perempuan dalam lembaga-lembaga swadaya dan organisasi berbasis massa Islam tersebut memungkinkan mereka bersentuhan dan bekerja sama dengan gerakan perempuan sekuler. Isu yang diangkat adalah subordinasi, marginalisasi, dan pemiskinan terhadap perempuan yang harus diperjuangkan bersama dan harus didesakkan solusinya menjadi kebijakan negara.

5. Kesimpulan 

Buku Islam, Kepemimpinan Perempuan, dan Seksualitas dari Neng Dara Affiah merupakan karya yang harus diapresiasi. Buku ini ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami dan pemahaman Islam yang kontemporer dan relevan dengan kondisi masyarakat saat ini.

Kehadiran Neng Dara Affiah sebagai pemikir perempuan dan ulama feminis menjadi penting di tengah kondisi bangsa yang sedang terjangkit irasionalisme dalam beragama. Buku ini menuntun kepada kita, beragama harus berdialektis, mendengar korban, dan melihat banyak hal dengan kacamata yang bisa melihat ke hal terkecil.

Di sisi lain, Neng Dara Affiah  mencoba membumikan pengalaman-pengalaman korban yang dikemas dalam perspektif hak asasi perempuan, berselancar dalam dunia intelektualisme dan tradisi Islam dari aspek budaya maupun tekstual dengan mengawinkan tradisi akademik dan aktivis, seperti yang ia tulis dari bukunya yang lain berjudul Potret Perempuan Muslim Progresif Indonesia.

Dalam konteks berbangsa, pemikiran yang diberikan oleh Neng Dara Affiah harus diberikan ruang yang lebih besar. Ia berhasil menunjukkan bahwa wajah Islam itu multidimensional. Dan suara-suara Islam itu sangat beragam. Neng Dara Affiah  menunjukkan wajah Islam progresif. Dan itu merupakan terbosan menarik, karena Islam seperti yang digambarkan ia, yang sebenarnya dibutuhkan Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA 

Affiah, Neng Dara. 2017. Islam, Kepemimpinan Perempuan, dan Seksualitas. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun