Mohon tunggu...
Farid Maruf
Farid Maruf Mohon Tunggu... Perawat - Full-time Learner

Penikmat film. Mahasiswa dan tenaga kependidikan di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Benang Merah Misi Penokohan Joker (2008 Vs 2019)

11 Oktober 2019   06:00 Diperbarui: 11 Oktober 2019   06:15 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan yang diambil oleh kedua sutradara dalam membangun penokohan kedua versi Joker tersebut sangat berbeda. Christopher Nolan yang menyutradarai film The Dark Knight memilih untuk tidak bersentuhan sama sekali dengan masa lalu Joker. Menurutnya, jika kita tahu dan mengerti latar belakang dari Joker, maka kemunculannya akan menjadi "less terrifying", kurang mengerikan. 

Kendati demikian, penokohan Joker dalam The Dark Knight tidak lantas hitam-putih dan kontras terhadap tokoh Batman yang altruis. Penonton tetap dibuat bersimpati kepada Joker dalam konteks perjuangan yang disuarakannya. Kita dapat melihat logika di balik pesimisme Joker dalam melihat dunia (dalam hal ini: Gotham City). 

Penduduk kota Gotham membenci Joker berkat aksi-aksi berdarah yang dilakukannya, mulai dari penyanderaan sampai dengan pembunuhan. Tapi hal itu tidak memberi pengaruh apa-apa terhadap persepsi penonton terhadap tokoh Joker beserta aksi dan motifnya. Penonton masih dapat memaklumi tindakan-tindakan tersebut atas nama pesimisme dan kebencian pada kepalsuan. 

Nolan menanamkan persepsi di kepala kita dengan begitu apik tentang tipisnya batasan antara benar dan salah. Melalui sebuah adegan percakapan antara Joker dengan Batman, Nolan mengisyaratkan bahwa keduanya tidak berbeda secara prinsip. Keduanya sama-sama berada di ruangan paling gelap dalam bangunan tua yang bernama kemanusiaan. Hanya, kedua tokoh ini menempuh jalan yang berbeda: pesimisme melawan optimisme. 

Di adegan lain juga terdapat monolog dari Joker yang mengatakan: "This is what happens when an unstoppable force meets an immovable object (inilah yang terjadi ketika kekuatan tak terbendung menabrak benda yang bergeming)". 

Ide demi ide itu ditanamkan dengan sedemikian rupa ke dalam benak kita, dan berhasil. Hal inilah, bagi saya, yang menjadikan film ini demikian kuat secara teknik penceritaan (story telling).

Christopher Nolan, melalui filmnya yang lain berjudul Inception, berpendapat bahwa idea atau gagasan, ide, pemikiran, merupakan "the most resilient parasite". Saya meyakini, premis ini pula yang mendasari logika yang mengiringi kemunculan tokoh Joker di dalam film yang digarapnya. 

Nolan berusaha meyakinkan penontonnya bahwa idea, dan hanya idea sendiri, sudah cukup untuk menggerayangi pemikiran penonton guna menghasilkan justifikasi sepihak di dalam kepala mereka tentang tokoh yang dia perkenalkan secara perlahan melalui pembangunan karakter. 

Itu semua berhasil dilakukan tanpa perlu mengulik masa lalu Joker untuk menemukan potongan demi potongan tragedi guna menggiring penonton dalam membuat justifikasi.

Di sisi lain, Todd Phillips, yang menyutradarai film Joker (2019) merayu simpati penonton dengan cara menyeret masa lalu Joker ke inti cerita. Secara tidak langsung, Phillips berpendapat bahwa dengan memahami masa lalu Joker sebagai rakyat yang tertindas, kita menjadi tahu motif tindakannya, justifikasi atas perbuatannya; sehingga penonton dapat melihat area abu-abu di balik kenyataan dunia. Cara ini juga bekerja, mengingat respons penonton dari seluruh dunia yang menghiasi lini masa media sosial.

Di dalam film, Joker pada akhirnya mendapat banyak dukungan publik atas tindakannya karena dianggap mewakili aspirasi yang selama ini tertahan, sekaligus menginisiasi meledaknya sebuah gerakan. Cara bercerita yang dipakai oleh Phillips dalam film Joker (2019) tidak membuat penonton sibuk untuk berpikir dan menganalisis, cukup dinikmati saja sembari melabuhkan simpati yang mendalam bagi tokoh utamanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun