Hai, perkenalkan namaku Farid Hidayat. Orang biasanya memanggilku dengan sebutan Farid. Aku lahir di Pasaman Barat, pada tanggal 05 Oktober 2010
Aku, dilahirkan dari sepasang kekasih yang kusebut Papa dan Mama.Â
Mamaku bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, sedangkan papaku bekerja sebagai Wiraswasta
 Orang tuaku mengajarkanku bagaimana caranya hemat, mandiri, sopan, dan bisa mengambil keputusanku sendiri.
 Aku adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara. Kakak ku bernama Safifah Azzahra,  dan adikku yang bernama  Jihan Aisyah Putri.
 Islam, itulah yang keluargaku anut. Orang tuaku mengajarkan agama Islam sejak aku kecil. Orang tuaku mengajarkan apa itu Islam, bagaimana pentingnya Islam, dan pentingnya shalat lima waktu
 Cita-cita, aku sangat berambisi menjadi perwira Akademi Kepolisian. Karena aku yang akan menjadi perwira pertama yang ada di keluarga besarku.
 Aku sangat suka bermain voly dan futsal, karena permainan itu mengajarkan bagaimana pentingnya bekerja sama, dan menghilangkan sifat egois.
 Disaat aku berumur empat tahun aku TK di Jannatul Ilmi. Disaat itu aku sangat tidak suka TK karena tinggal oleh orang tua disana. Dan aku pun dipindahkan ke TK yang lebih dekat dirumah ku. Dan aku pun lulus dari TK itu.
 Aku menempuh perjalanan SD ku di El ma'arif Pasaman Barat saat berumur 5 tahun. Aku sekolah selama 6 tahun disana. Selama sekolah disana aku sangat senang dan bisa bermain dengan teman-teman saat itu.
 Dan lulus dari SD aku melanjutkan sekolah ku di MTsN Padang panjang. Aku tidak menyangka aku akan lulus terpilih, karena  tidak seratus orang yang mendaftar, melainkan seribu orang. Aku sangat senang sekolah disini karena mendapat teman baru, guru baru, dan lingkungan baru.
 Setelah lulus dari MTsN aku sangat berambisi untuk sekolah di SMA Negeri Agam Cendekia. Karena bersekolah disana sangatlah bagus menurutku.
 Tamat SMA pada saat umur 17 tahun aku akan mendaftar ke Akademi Kepolisian Semarang. Segala cara yang akun aku persiapkan untuk masuk ke sana,  masuk kesana bukanlah hal yang mudah. Karena warga Indonesia berlomba lomba untuk masuk kesana. Sedangkan yang diterima disana hanyalah 2 di provinsi Sumatera Barat.
Aku pun lulus terpilih dari siswa Akademi Kepolisian. Aku langsung mendapatkan gelar Inspektur Satu (IPTU) saat umur 22 dan betapa bangganya aku setelah lulus dari sana, Karena jabatan itu tidak sembarangan orang yang bisa mendapatkannya.
Akupun langsung ditempatkan di Kapolres. Aku sudah memiliki gaji yang tetap dan menabung dari hasil uang kerja kerasku untuk membangun aset-aset dan membeli rumah.
Uang hasil kerja kerasku terkumpul, dan aku akan membeli rumah terlebih dahulu, untuk tempat tinggal ku. Setelah rumah terbeli akupun langsung membeli sebuah kebun sawit, dan mengoperasikannya sampai menghasilkan uang yang banyak.
 Walaupun aku bekerja dengan sibuk aku tidak akan melupakan Tuhanku, yang telah membuatku menjadi perwira polisi, dan memiliki aset yang banyak. Aku akan shalat 5 waktu, dan selalu menghafal Tahfidz ku sampai juz 30.
Disaat aku menjalani pendidikan ku di Akademi Kepolisian, setidaknya aku tamat dari sana sudah menghafal setidaknya 15 juz
Disaat aku sudah berumur 27 tahun aku sudah mendaftar untuk keberangkatan hajiku, karena aku tahu jika haji akan menunggu setidaknya 10 tahun untuk diberangkatkan. Aku tidak ingin terlalu tua untuk berangkat haji.
Aku menikah dengan orang yang kucintai disaat aku berumur 25 tahun karena aku harus membangun karir ku sendiri untuk aku nikmati disaat tua nanti.
 Aku pun punya anak, aku sangat ingin memiliki anak yang berbakti kepada orang tuanya, dan memiliki anak yang taat kepada Tuhannya, dan mendoakan aku selalu disaat aku sudah wafat.
 Orang tuaku bangga memiliki anak yang sukses nantinya menjadi perwira, dan bahkan menjadi jendral tinggi. Walaupun aku sudah sukses aku tidak akan melupakan kasih sayang yang telah mereka berikan kepadaku. Aku akan umrah bersama kedua orang tuaku dan Membahagiakannya. Aku akan menyisihkan setiap gajiku untuk kedua orang tuaku.
Aku akan bersedekah kepada anak yatim dan anak yang ada di panti asuhan. Karena aku sangat tidak tega melihat anak yang ditelantarkan oleh orang tuanya.
Aku akan mendirikan perusahaan ku dan, mengembangkan produk produk lokal dan menciptakan lapangan kerja bagi rakyat Indonesia. Dan membuat rakyat Indonesia cinta pada produk lokal.
Aku meninggal disaat sujud terakhir pada saat shalat Jum'at di Makkah, dalam keadaan Khusnul khatimah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI