Kemudian aku beranjak meninggalkan surau bambu di tepi jalan
Tembakau menari-nari di kelopak mata
Mengaburkan antara gerimis dan airmata
Petani kere
Â
Tembakau tahun ini kehabisan hijaunya
Seperti senyum ayah dan ibu, lesup di padang tanah liat
Menguning tua, busuk di jalari ulat logika
 Harapan ayah membeli sepetak tanah baru, basah di kantong celananya
 Seperti daun tembakau terpintal layu di sepanjang batang
Surabaya, 16 Oktober 2016
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!