Diharapkan figur lekat ini adalah orang tuanya ayah dan ibu sehingga apabila anak telah memasuki masa remaja berlanjut masa dewasa ia tetap akan dapat membina relasi yang hangat dengan orang tuanya.Â
Jadi saat ada keluhan anak saya melawan terus, saya akan kembali bertanya, "Selama ini Anda sosok figur lekat seperti apa untuk anak Anda?"
Kelekatan merupakan suatu hubungan yang didukung oleh tingkah laku lekat yang hangat serta responsif. Kelekatan anak dan orang tua tidak muncul secara tiba-tiba.Â
Menurut Bowlby (1989) dan Cenceng (2015) menyatakan bahwa terdapat tiga pola/gaya attachment (kelekatan), yaitu:
Secure attachment (pola aman)
Anak percaya bahwa orang tua sebagai dasar yang aman selalu siap mendampingi anak. Dengan ini anak akan memiliki keberanian dalam mengeksplor lingkungan.Â
Orang tua digambarkan sebagai sosok yang peka dan responsif, penuh cinta dan kasih sayang ketika anak membutuhkan perlindungan, dan selalu siap memberi bantuan ketika anak berada di situasi mengancam dan membahayakan.
Resistant attachment (pola melawan)
Anak menganggap orang tua tidak selalu ada dan responsif ketika anak membutuhkan bantuannya. Hingga anak mudah merasa cemas untuk berpisah dengan orang tua, cenderung bergantung, menuntut perhatian, dan merasa takut untuk mengeksplorasi lingkungan.
Avoidant attachment (pola menghindar)
Anak melakukan penolakan terhadap kehadiran figur lekat. Hal ini terjadi karena orang tua atau figur lekat selalu menghindar dari anak.Â