Mohon tunggu...
Farid Abdullah Lubis
Farid Abdullah Lubis Mohon Tunggu... Lainnya - Islamic Communications and Broadcasting Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta

Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpo Aji-aji, Sugih Tanpo Bondho ~ Hanya seorang pelajar yang ingin terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Demokrasi Hanya Ilusi? Kita yang Muda Harus Berani Melawan Apolitis Politik

10 November 2024   17:52 Diperbarui: 10 November 2024   17:52 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang duduk di depan mural kampanye pemilihan umum Indonesia menjelang pemilihan bulan depan di Banda Aceh, Aceh pada 17 Maret 2019. (Foto: AFP)

|Apatisme Politik di Kalangan Generasi Muda

Salah satu tantangan terbesar dalam demokrasi saat ini adalah apatisme politik di kalangan generasi muda. Banyak anak muda yang merasa politik bukanlah dunia mereka, dan sering kali memilih untuk tidak terlibat sama sekali dalam proses-proses politik, seperti pemilu atau diskusi tentang kebijakan publik. Apatisme ini bukan muncul begitu saja, melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan.

Sehemat pemahaman penulis, salah satu penyebab utama adalah kurangnya pendidikan politik yang memadai. Banyak anak muda yang tidak mendapat pemahaman yang cukup tentang bagaimana sistem politik bekerja, mengapa partisipasi mereka penting, dan apa dampak dari keputusan-keputusan politik yang diambil oleh pemerintah. Tanpa pengetahuan yang jelas tentang hak-hak mereka sebagai warga negara, banyak anak muda yang merasa bingung atau bahkan tidak peduli dengan proses politik.

Selain itu, ketidakjelasan visi politik juga sering membuat mereka merasa tidak ada pilihan yang sesuai dengan nilai-nilai dan harapan mereka. Banyak partai politik atau calon pemimpin yang tidak mampu menunjukkan visi yang jelas dan konkret tentang masa depan negara, sehingga membuat anak muda merasa bahwa politik hanya sekadar permainan kekuasaan yang tidak membawa perubahan nyata.

Namun, salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah pengaruh media sosial. Di era digital saat ini, anak muda mengakses informasi dengan cepat melalui platform seperti Instagram, Twitter, atau TikTok. Sayangnya, media sosial sering kali tidak menyajikan informasi yang objektif atau akurat. Sebaliknya, banyak informasi yang beredar justru mengandung hoaks atau berita palsu yang dapat memanipulasi pandangan politik mereka.

Media sosial juga cenderung memperburuk polarisasi sosial, di mana orang-orang hanya terhubung dengan pandangan yang sejalan dengan mereka dan mengabaikan perspektif lain. Hal ini membuat banyak anak muda terjebak dalam gelembung informasi yang sempit, yang jauh dari diskusi politik yang konstruktif. Mereka menjadi lebih mudah terpengaruh oleh opini-opini yang beredar tanpa mengevaluasi kebenarannya terlebih dahulu.

Semua faktor ini membuat banyak anak muda merasa bahwa berpartisipasi dalam politik tidak penting atau tidak berdampak apa-apa. Mereka merasa suaranya tidak diperhatikan dan bahwa upaya mereka tidak akan membawa perubahan. Padahal, justru di saat inilah peran anak muda sangat dibutuhkan untuk membangun demokrasi yang lebih baik dan lebih inklusif. Agar tidak terus terjebak dalam apatisme, generasi muda perlu mendapatkan pendidikan politik yang lebih baik dan diberdayakan untuk berpikir kritis, terutama dalam menyaring informasi yang mereka terima, khususnya dari media sosial.

| Keterlibatan Anak Muda dalam Aktivisme Sosial dan Politik

Anak muda memiliki potensi besar untuk membawa perubahan dalam masyarakat, terutama dalam hal politik dan sosial. Melalui berbagai gerakan yang digerakkan oleh mereka, kita dapat melihat bagaimana kekuatan pemuda mampu menggerakkan kesadaran publik dan mempengaruhi kebijakan pemerintah. Gerakan #MeToo, yang dimulai sebagai sebuah kampanye anti-pelecehan seksual, menunjukkan bagaimana anak muda di seluruh dunia, terutama perempuan, berani berbicara tentang pengalaman mereka dan menuntut perubahan dalam sistem sosial dan hukum. Gerakan ini bukan hanya berhasil menarik perhatian global, tetapi juga mendorong perubahan dalam kebijakan dan pandangan terhadap isu pelecehan seksual di banyak negara.

Contoh lain yang tak kalah inspiratif adalah aksi Greta Thunberg, seorang remaja asal Swedia, yang memimpin gerakan Fridays for Future untuk menuntut tindakan lebih tegas terhadap perubahan iklim. Melalui aksi protes yang dimulai dari satu orang, Greta berhasil membangkitkan kesadaran global tentang pentingnya menjaga planet ini dan mendesak para pemimpin dunia untuk bertindak. Gerakan ini menunjukkan bagaimana satu suara muda bisa menggugah hati banyak orang dan memicu gerakan internasional.

Di Indonesia, anak muda juga tidak tinggal diam. Gerakan #2019GantiPresiden yang dimulai di media sosial menjadi salah satu contoh bagaimana pemuda bisa menggerakkan massa untuk berpartisipasi dalam pemilu dan menuntut perubahan dalam kepemimpinan negara. Selain itu, #BersihPemilu juga digalakkan untuk mendorong pemilu yang lebih transparan dan adil. Gerakan-gerakan ini membuktikan bahwa anak muda memiliki kekuatan untuk memperjuangkan hak-hak mereka dan berperan aktif dalam demokrasi. Akhir-akhir ini, frasa "Peringatan Darurat" telah mencuri perhatian di media sosial dan populer di kalangan generasi muda. Visualnya menampilkan gambar Garuda di latar belakang biru gelap, dengan teks "Peringatan Darurat" tertera di atasnya. Peringatan darurat yang sedang viral di media sosial mengajak masyarakat untuk lebih aktif mengawasi proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Gerakan ini muncul sebagai reaksi terhadap wacana yang berkembang di Badan Legislasi (Baleg) DPR terkait kesepakatan revisi beberapa poin dalam Undang-Undang Pilkada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun