Seharusnya, moment 22 tahun reformasi ini menjadikan setiap diri kita menjadi Agent of Changes yang akan membuat suatu perubahan dengan tindakan dan idealisme nya. Yang mana kita selaku mahasiswa juga di tuntut menjadi Social Control, ikut andil dalam penyelesaian masalah nasional dan selalu menyoroti semua yang dilakukan pemerintahan. Saat ini generasi muda menjadi tonggak harapan kedepan untuk mencapai cita-cita bangsa. Jika hari ini kita masih manut dan melupakan sejarah yang terjadi, maka jangan saling menyalahkan jika didepan kondisi bangsa ini akan semakin buruk karena idealism anak mudanya tidak kokoh tertanam dalam diri setiap pemudanya .
Jika kita tidak menghidupkan alarm Agent of Changes pada jiwa kita, ini akan berdampak bagi  para korban yang terpecah dalam dua kutub, korban yang masih gigih membela hak mereka, dan sebagian ada yang meninggal, atau memilih diam. Jika makna reformasi ini masih jauh dari pengharapan, lantas mau sampai kapan kita terus bergelut  dengan zaman agar kita bisa mewujudkan masyarakat adil makmur yang dicita-citakan ibu pertiwi?
Pada akhirnya, cita-cita reformasi yang ingin membangun sistem demokrasi yang mapan dan membangun kesejahteraan umum di Indonesia akan terus berlanjut. Rasa optimisme akan kemajuan bangsa perlu terus ditanamkan. Pemerintah sebagai domain utama dalam agenda-agenda pembangunan bangsa tidak dapat sendiri dalam mengawal perubahan yang ada. Iklim kompetitif dari dari dunia usaha dan pola bottom-up dari kelompok civil society dibutuhkan dalam mewujudkan agenda-agenda bangsa yang menjunjung tinggi demokrasi dan cita-cita kesejahteraan. Lebih jauh lagi, sebagai agenda pembangunan yang akan menghantarkan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nafas perjuangan akan terus ada dan akan berlipat ganda, Hidup Rakyat Indonesia!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H