Mohon tunggu...
Farid Abdullah Lubis
Farid Abdullah Lubis Mohon Tunggu... Lainnya - Islamic Communications and Broadcasting Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta

Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpo Aji-aji, Sugih Tanpo Bondho ~ Hanya seorang pelajar yang ingin terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wajah Pendidikan Indonesia di Tengah Pandemi

15 Mei 2020   04:22 Diperbarui: 15 Mei 2020   04:27 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditambah kurangnya subsidi dari kampus atau sekolah dalam menangani kasus pelajar yang tidak bisa akses perkuliahan yang saat ini lebih sering menggunakan ruang virtual seperti Google Meet, Zoom atau Google Classroom yang menjadi favorit para dosen/tenaga pengajar untuk melanjutkan materi pembelajaran di tengah pandemi ini. Itu memang sangat efisien, tetapi kita harus lihat lebih jauh bahwasannya tidak semua pelajar bisa membeli paket internet, tidak semua pelajar bisa mengakses materi pembelajaran dengan baik, tidak semua mahasiswa punya kemampuan dalam menggunakan aplikasi itu. Itu seharusnya jadi bahas evaluasi pemerintah pusat dalam menghadapi pendidikan Indonesia di tengah Pandemi ini.

Dampak krisis pandemi corona yang dialami sektor pendidikan, bukan berarti pemerintah harus membuat kurikulum darurat corona seperti yang dikehendaki Mendikbud Nadiem Makarim. Beliau berpendapat kurikulum sekarang sebenarnya bisa diberdayakan untuk pembelajaran jarak jauh. Namun yang menjadi kendala ada pada kemampuan pemahaman tenaga pendidik dan keterbatasan fasilitas. Menurut pengamatannya guru belum memaksimalkan kurikulum dalam mengajar di sekolah.

Sejak wabah corona merebak, sebagian besar daerah melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dari rumah. Namun implementasinya tak berjalan mulus. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima setidaknya 213 keluhan siswa soal tugas menumpuk selama PJJ. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mendapati 58 persen anak mengaku tidak senang menjalani program Belajar dari Rumah. Sedangkan keterbatasan fasilitas komunikasi menghambat aktivitas mengajar guru. Tak jarang guru mengajar di sekolah yang siswanya tak punya akses teknologi, sehingga komunikasi terputus

Dari data-data yang telah dipaparkan tadi memperlihatkan bahwa, sistem pendidikan masih terjadi kesenjangan dalam pendidikan. Saat ini kita berharap semua aspek-aspek tersebut harus berkolaborasi menjadi kuda-kuda yang kokoh untuk membangun pendidikan mencetak benih-benih yang unggul untuk masa depan Indonesia yang akan datang. Dari tahun ketahun, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang dan maju. Negara-negara Berkembang dan Negara-Negara Maju bersaing dalam bidang teknologi Indonesia harus mampu bersaing dengan Negara-Negara yang lain.

Juga seharusnya pemerintah harus menemukan win win solutions agar pendidikan di Indonesia tetap stabil walau ditengah masa-masa sulit seperti ini. Dengan harapan agar para pemuda pemudi ini bisa mengasah terus keterampilan nya dan bisa menjadi insan akademis yang diharapkan bangsa ini. Pendidikan itu sangat penting, itulah sebabnya, nasib bangsa ini bisa jadi ditentukan oleh apa yang dilakukan dan didapat para generasi muda yang bakal disiapkan untuk beberapa tahun kedepan. Karena Pendidikan adalah bekal terbaik untuk perjalanan hidup, begitulah perkataan Aristoteles.

Sungguh PR besar yang harus di perbaiki oleh orang tua, guru dan pemerintah jika ingin Negara Indonesia tidak ingin tertinggal dengan Negara-Negara yang lainnya. Seperti kata Nelson Mandela bahwa, Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk mengubah dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun