Mohon tunggu...
Ahmad Farid Syatori
Ahmad Farid Syatori Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

pemilik situs ini adalah seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi swasta Akademi Komunikasi Radya Binatama Yogyakarta. Hotline : 089678151464 e-mail : suzuran15@ymail.com farisyelzie@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Jurnalistik

24 Oktober 2012   08:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:27 1239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENDAHULUAN

·Latar Belakang

Sejarah awal lahirnya jurnalistik bermula pada masa kekaisaran romawi kuno, ketika Julius Caesar (100-44 SM) berkuasa. Dia memerintahkan agar hasil sidang dan kegiatan para anggota senat setiap hari di umumkan pada papan pengumuman yang disebut Acta Diurna. Dari kata tersebut secara harfiah kata jurnalistik berasal, yakni kata “diurnal”. Dalam bahasa latinberarti harian atau setiap hari (Onong U. Effendy, 1996 : 24). Sejak saat itu di kenal para diurnarii yang bekerja membuat catatan-catatan hasil rapat dari papan acta diurna itu setiap hari untuk para tuan tanah dan hartawan.

Kemudian pada abad ke-19 setelah manusia melakukan revolusi industri, manusia meyempurnakan teknologi untuk membantu kehidupannya. Antara pabrik dengan pertanian pun di sambungkan. Manusia tidak lagi hanya melakukan komunikasi antar pribadi dan kelompok. Teknologi komunikasi mempertemukan manusia melalui industri telepon, surat kabar, majalah, fotografi, radio, film, televisi, komputer, satelit dan internet. Manusia kini berada dalam abad informasi.

Berita merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh manusia. Dalam penulisannya, berita memerlukan ragam bahasa yaitu bahasa jurnalistik. Faktanya, bahasa jurnalistik memberikan tekanan akan pentingnya sifat-sifat sederhana, jelas, dan langsung dalam suatu tulisan berita. Intinya, bahasa jurnalistik itu harus ringkas, mudah di pahami, dan langsung menerangkan apa yang di maksud.


BAHASA JURNALISTIK

Perkembangan bahasa jurnalistik di Indonesia dalam empat dekade terakhir sangat pesat. Kepesatannya dapat terlihat jika kita membandingkan bahasa yang di pakai oleh berbagai surat kabar sekarang. Banyak istilah-istilah yang mulanya masih menggunakan bahasa asing, kini sudah ada istilahnya dalam bahasa Indonesia.

Bahasa jurnalistik sendiri merupakan salah satu variasi Bahasa Indonesia yang jelas kegunaannya bagi masyarakat yang mendengarkan informasi dari radio setiap hari, membaca berita koran, tabloid dan majalah setiap jam, menyaksikan tayangan televisi yang melaporkan berbagai peristiwa yang terjadi di berbagai belahan bumi. Semua berita dan laporan itu disajikan dalam bahasa yang mudah dipahami oleh khalayak, mereka seolah-olah diajak untuk menyaksikan berbagai peristiwa secara langsung. Dengan demikian bahasa jurnalistik itu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam karya jurnalistik.

Bahasa Jurnalistik memiliki dua ciri utama : komunikatif dan spesifik. Komunikatif artinya langsung menjamah materi atau langsung ke pokok persoalan (straight to the point), bermakna tunggal, tidak konotatif, tidak berbunga-bunga, tidak bertele-tele, dan tanpa basa-basi.Spesifik artinya mempunyai gaya penulisan tersendiri, yakni kalimatnya pendek-pendek, kata-katanyajelas, dan mudah dimengerti orang awam. Bahasa Jurnalistik hadir atau diperlukan oleh insan pers untuk kebutuhan komunikasi efektif dengan pembaca (jugapendengardanpenonton).

Bahasa jurnalistik memiliki kaidah-kaidah tersendiri yang membedakannya dengan ragam bahasa yang lain. Bahasa Indonesia pada karya-karya jurnalistiklah yang bisa dikategorikan sebagai bahasa jurnalistik atau bahasa pers.

Bahasa jurnalistik memiliki karakter yang berbeda-beda berdasarkan jenis tulisan yang akan terberitakan. Bahasa jurnalistik yang digunakan untuk menuliskan reportase investigasi tentu lebih cermat bila dibandingkan dengan bahasa yang digunakan dalam penulisan features.

Bahasajurnalistikmerupakanbahasakomunikasimassasebagaitampakdalamharian-hariansuratkabardanmajalah. Denganfungsi yang demikianitubahasajurnalistikharusjelasdanmudahdibacadengantingkatukuranintelektual minimal.Menurut JS Badudu (1988) bahasajurnalistikmemilikisifat-sifatkhasyaitusingkat, padat, sederhana, lugas, menarik, lancardanjelas.

Sifat-sifat khas itu penting untuk memudahkan pembaca memahami maksud dari tulisan. Membuat pembaca mau membaca secara keseluruhan tanpa merasa tersita waktunya untuk menyelesaikan bacaan tersebut. Karena itu, tulisan yang dikirim ke media massa haruslah singkat dengan menghindari penjelasan yang panjang dan bertele-tele. Meskipun singkat, tulisan juga harus padat, memberikan informasi yang lengkap dengan menerapkan ekonomi kata. Artinya, membuang setiap kata dan kalimat yang mubazir.

Menurut wartawan senior Alm. Rosihan Anwar, model bahasa yang dipakai para wartawan dibagi menjadi dua jenis. Yaitu bahasa pers dan bahasa jurnalistik.Bahasa pers adalah salah satu ragam bahasa yang memiliki sifat-sifat khas yaitu singkat, padat sederhana, jelas, lancar, lugas dan menarik. Sedangkan bahasa jurnalistik harus didasarkan pada bahasa baku yang memperhatikan EYD dan tak dapat menganggap sepi kaidah-kaidah tata bahasa. Dalam kosakatanya, bahasa jurnalistik mengikuti perkembangan dalam masyarakat (Anwar, 1991:1)

Sedangkan menurut Wojowasito, bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa sebagai tampak dalam surat kabar harian atau majalah-majalah. Sehingga bahasa jurnalistik haruslah jelas dan mudah dibaca oleh mereka dengan ukuran intelektual yang minimal sekalipun. Sehingga mayoritas masyarakat yang melek huruf dapatmenikmati isinya. Kendati begitu, bahasa jurnalistik yang baik haruslah sesuai dengan norma-norma tata bahasa antara lain tersusun atas kalimat yang benar dan pilihan kata yang cocok. Senada itu, JS Badudu mengungkapkan bahasa jurnalistik itu harus singkat, padat, sederhana, jelas, lugas tetapi selalu menarik. Wajarlah jika bahasa jurnalistik memang harus tunduk pada bahasa baku. Bahasa baku yakni bahasa yang digunakan masyarakat paling luas pengaruhnya dan paling besar wibawanya (Anwar, 1991:1-2).

Bagi khalayak ramai, bahasa jurnallistik yang sering mereka sebut juga sebagai bahasa Koran ataubahasa media massa ditengarai memiliki kalimat dan alinea pendek-pendek, tidak semester panjangnya. Alinea pendek, dan bahasa yang enak dibaca, hanyalah sebaagian kecil dari persyaratan yang mestinya ada dalam ragam jurnalistik.Lebih dalam dari itu, etika dasar jurnalistik menuntut agar bahasa di media massa menyiratkan kejujuran, hangat, akurat, sopan, dan tidak menyakitihati seseorang. Kutipan tidak boleh di ubah sembarangan, apalagi di ubah tanpa alasan yang mendasar. Perubahanhanya di izinkan, misalnya pada bahasa daerah atau slang dan term-term ilmiah yang susah di pahami seandainya tidak di ubah. Kutipan juga harus selalu menyebutkan sumbernya.

·Karakteristik Bahasa Jurnalistik

Marshall McLuhan sebagai penggagas teori “Medium is the message” menyatakan bahwasetiap media mempunyai tata bahasanya sendiri yakni seperangkatperaturan yang eratkaitannyadenganberbagai alatindradalamhubungannyadenganpenggunaan media. Setiaptatabahasa media memiliki kecenderungan (bias) padaalatindratertentu. Olehkarenanya media mempunyai pengaruh yang berbedapadaperilakumanusia yang menggunakannya (Rakhmat, 1996: 248).

Secaralebihseksamabahasajurnalistikdapatdibedakan pula berdasarkanbentuknyamenurut media menjadibahasajurnalistik media cetak, bahasajurnalistik radio, bahasajurnalistiktelevisidanbahasajurnalistik media online internet.Bahasa jurnalistik media cetak, misalnya, kecuali harus mematuhi kaidah umum bahasa jurnalistik, jugamemilikiciri-ciri yang sangatkhusus yang membedakannyadari bahasa jurnalistik radio, bahasajurnalistik TV, dan bahasajurnalistik media online internet.

Bahasa Indonesia Ragam Jurnalistik sendiri merupakan bagian dari kategori karya tulis jurnalistik. Pembagian selengkapnya tentang tipologi karya tulis dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tipologi Karya Tulis

Karya Tulis Akademis

KaryaTulis Jurnalistik

Karya Tulis Sastrawi


Bahasa Indonesia Kaku dan Resmi, Sering Kaku

Bahasa Indonesia Harus Baku tapi Fleksibel, Dituntut memikat

Bahasa Indonesia Tidak Harus Baku dan Resmi, tapi Indah-Memikat

Bersifat Impersonal (Tidak Ada Lisensi Prosa/Poetika)

Boleh Bersifat Personal dan Impersonal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun