Kesempatan pengajian pekanan ini tidak hanya diikuti oleh masyarakat biasa, tetapi diikuti juga oleh mereka yang bergelar ustazd. Berbeda dengan masyarakat biasa yang hanya mendengar saja, kelompok para ustazd ini membekali dirinya dengan membawa kitab yang akan dikaji. Mereka menyoret (istilah santri untuk menyimak dan menyalin penjelasan) pada kitab mereka  apa yang disampaikan oleh kiai.
Di samping itu, pengajian akbar ini memberikan dampak ekonomi yang besar. Ratusan pedagang tumpah ruah mencari peruntungan di sela-sela pengajian yang berlangsung sekitar jam 8 dan berakhir menjelang waktu zuhur ini. Mereka datang lebih awal untuk menggelar dagangannya. Mulai dari kebutuhan sarapan pagi, nasi uduk, panganan tradisional, perlengkapan busana muslim, hingga perkakas rumah tangga. Dengan demikian membuka menjadi pasar pekanan yang cukup menyerap lapangan usaha untuk warga sekitar pesantren dan pelaku usaha lainnya. Untung buat pedagang juga buat ibu-ibu pengajian, selain menambah ilmu dan memperkuat iman, dapat membawa kebutuhan rumah tangga juga.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H